Cinta.
Ucapan Arland terus saja terngiang-ngiang di dalam benaknya. Bagai kaset rusak yang terus menerus berputar dan menerornya. Membuat Arasha merasa tidak tenang.
Bahkan, tidurnya pun tidak nyenyak. Seperti terganggu dengan sesuatu.
Sadar akan kegelisahan sang istri, Arland yang baru saja hendak tidur setelah menyelesaikan pekerjaannya jadi merasa khawatir. "Kenapa? Ada masalah? Masih mikirin Rachel? Dia gak akan macam-macam. Lagian dia juga dewasa anaknya. Aman udah…"
Arland memeluk Arasha dari belakang. Tangannya mengusap perut Arasha, kemudian merambah menuju pipi Riel yang kebetulan juga meminta tidur dengan mereka. Hanya saja Riel tidak mau tidur di tengah. Dia meminta untuk tidur di paling samping. Alhasil, Arasha sampai harus menjaga tepian ranjang dengan banyak bantal agar Riel tidak terjatuh.
"Sa, jangan terlalu stres. Ingat yang ada di perut… kalau lo stres nanti dia juga ikut stres." Kata Arland.