125.
Drama tentang Arland yang merengek membutuhkan pelepasan akhirnya selesai juga. Arasha menuruti permintaan pria itu. Mengorbankan tangannya untuk membantu Arland.
Dan sekarang, Arasha sibuk mencuci tangan berkali-kali untuk memastikan bahwa tangannya bersih tanpa noda.
"Sa? Gue meeting jam berapa aja?" Arland masuk ke dalam kamarnya dengan pakaian kerjanya. Kemeja panjang berwarna hitam dan jas merah maroon. Oke, Arland tampan jika sedang seperti ini. Arasha mengakuinya.
"Meeting jam setengah sebelas sampai setengah satu, kemudian makan siang setengah jam dan lanjut meeting sampai jam tiga." Jawab Arasha sambil mengeringkan tangannya dengan tisu. Dia membalik tubuhnya, kaget saat melihat Arland ada di belakangnya persis. Dia kira pira itu ada di dalam kamar, bukan kamar mandi.
"Ngapain di sini?" Tanya Arasha gugup.
Arland memberikan sebuah dasi pada Arasha. "Bantu gue pakai dasi dong. Sekali-kali jadi istri berbakti." Ucapnya.
