Tidak, mereka bukan makan malam di Jerman. Tetapi di dalam pesawat pribadi milik keluarga Arland yang sedang terbang menuju Jerman. Sungguh, ini sangat dadakan. Jika ditanya apakah Arland marah? Arland kesal!
Sangat kesal.
Ibunya ini sejak dulu memang selalu mendadak. Jarang membuat sebuah rencana. Jika ingin pergi ya tinggal pergi begitu saja. Tak jarang pagi harinya di negara A, malam harinya di negara B. Dan Alaric, sang ayah ikut saja. Dasar si bucin satu itu.
"Arland, kau seharusnya memotongkan steak untuk Asa. Haruskah Daddy yang melakukannya? Atau Daddy perlu mempersunting Asa menjadi istri ketiga Daddy?" Oceh Alaric saat melihat tingkah Arland begitu dingin pada istrinya.
Nah ini yang tidan Arland sukai dari yang namanya perjalanan jauh bersama keluarga. Ocehan orang tuanya yang tak pernah habis. Terus saja memprotes segala hal. Dari yang sederhana sampai hal-hal besar lainnya.