Allena kembali melihat ponselnya ketika sebuah panggilan lagi-lagi masuk ke ponselnya. Dan lagi-lagi panggilan itu dari orang yang sama, yaitu Albert.
Benar, Albert lah yang sebelumnya juga Nio lihat di layar ponsel Allena. Allena bergegas menjawab telepon itu dan terdengar suara deheman Albert.
'Maaf, tak bisakah Anda menghubungi Saya secara profesional? Kita terikat pekerjaan, bukankah seharusnya Anda sudah tahu aturannya? Seharusnya Anda menghubungi sekretaris Saya jika Anda memiliki keperluan dengan Saya. Kenapa Anda harus repot-repot menghubungi Saya secara pribadi seperti ini? Anda sangat tak menghormati waktu privasi Saya!' kesal Allena.
'Tenanglah, Nona Allena. Mengapa Anda terdengar marah? Padahal, Saya hanya ingin memberitahukan kabar baik, tapi sepertinya Anda tak ingin mendengarnya sekarang,' ucap Albert.
Allena terdiam sejenak. Hal baik apa maksud Albert? Allena seketika merasa penasaran dengan itu.
'Baiklah, kita bicara lain kali saja,' ucap Albert.
'Tunggu dulu!' ucap Allena.
'Oh? Ada apa? Apa Anda ingin mendengarnya sekarang? Atau--'
'Katakan saja, ada apa? Kita juga sudah bicara sekarang,' tanya Allena.
Terdengar kekehan Albert membuat Allena merasa bingung. Apa Albert sedang menertawakannya? Apanya yang lucu? Pikirnya.
'Datanglah ke Vila malam ini, Saya akan menunggu Anda,' ucap Albert.
'Tak mungkin! Jangan bercanda!' ucap Allena.
'Siapa yang bercanda? Saya bahkan sangat serius,' ucap Albert.
'Tak mungkin Anda lupa, Saya sedang dalam pengawasan Polisi,' ucap Allena.
'Tak perlu khawatir tentang itu, Saya akan mengurusnya. Orang Saya akan menjemput Anda. Sebaiknya Anda pikirkan saja tentang bagaimana cara memberikan alasan pada suami Anda agar Anda bisa keluar dari rumah,' ucap Albert kemudian lagi-lagi terdengar kekehan Albert.
Allena mengepalkan tangannya. Bagaimana Albert bisa tahu bahwa dirinya ada di rumah sekarang? Tapi, yang jadi masalah, apa dia harus datang? Kenapa Albert tak memberitahukan saja apa maksud ucapannya tadi di telepon? Sepenting apa sebenarnya kabar baik yang Albert maksud bagi dirinya? Pikir Allena.
'Oh ya, Saya ada satu permintaan lagi. Karena ini sangat baik dan tentu saja akan menguntungkan Anda, jadi datanglah sendiri,' ucap Albert.
Allena mengerutkan dahinya. Perasaannya mulai gelisah. Di saat seperti ini, kewaspadaannya meningkat. Dia ragu jika harus datang sendiri. Bagaimanapun, selama ini dia tak pernah menghadapi kliennya sendirian apalagi di malam hari seperti ini. Selalu ada Guntur yang bahkan lebih pengalaman mengetahui sisi dunia ilegal itu dari pada dirinya yang menemaninya ketika dia bertemu dengan klien.
'Jika Anda ragu, Anda bisa menolak untuk datang. Tapi, Saya bisa pastikan, Anda akan menyesal setelah itu. Anda akan menyesal telah melewatkan kabar baik ini, karena Saya takan memberitahukannya lagi selain malam ini,' ucap Albert dan telepon itu berakhir.
Allena memegang kepalanya. Dia merasa pusing sekarang. Bagaimana caranya memberikan alasan pada Nio agar dia bisa pergi dari rumah sekarang? Dia harus pergi menemui Albert. Dia sangat penasaran dengan kabar baik yang akan Albert katakan padanya.
Allena bergegas menyelesaikan masakannya, dan selang beberapa menit, Nio sampai di meja makan tepat setelah Allena menata semua makanan di meja makan.
"Apa kamu mau makan sekarang?" tanya Allena.
"Ya," ucap Nio dan menarik kursi utama. Dia duduk di sana, kemudian di susul oleh Allena yang juga duduk di salah satu kursi dan mengambilkan makanan untuk Nio.
Selesai mengambilkan makanan untuk Nio, Allena memperhatikan Nio yang saat ini sedang meminum air putihnya.
"Ada apa?" tanya Nio.
"Aku harus ke perusahaan," ucap Allena.
Nio terdiam sejenak, setelah itu dia mulai mengambil sendok dan garfunya.
"Apa yang terjadi?" tanya Nio.
"Ada masalah penting, kamu tahu 'kan, aku sedang dalam masalah, otomatis itu mempengaruhi perusahaan," ucap Allena.
"Aku akan mengantarmu setelah makan malam," ucap Nio.
Allena terdiam. Sepertinya itu ide yang bagus untuk membuat Nio kembali mempercayainya. Sebelumnya Nio sudah mulai curiga padanya, dan untuk mengembalikan kepercayaan Nio, sepertinya akan lebih baik jika dia menuruti perkataan Nio.
"Baiklah," ucap Allena dan mulai mengambil makan malamnya. Dia pun memulai makan malam bersama Nio.
Selesai makan malam, Allena mengatakan bahwa dia akan pergi sekarang.
"Kamu takan mandi dulu?" tanya Nio.
"Tidak, ini juga urusan pekerjaan. Aku akan mandi setelah mengurus pekerjaanku," ucap Allena.
"Baiklah," ucap Nio dan bergegas mengambil kunci mobilnya. Sementara itu Allena mengambil tasnya di kamar, sebelum dia menghampiri Nio, dia kembali menghubungi Albert dan meminta Albert melakukan sesuatu untuknya.
Setelah itu dia keluar dari kamar, dan pergi bersama Nio menuju perusahaannya.
***
Sesampainya di perusahaan, Allena turun dari mobil dan berniat menunggu Nio pergi. Namun, Nio memintanya untuk masuk saja. Nio lah yang akan memastikannya benar-benar masuk dengan selamat.
Mau tak mau Allena pun mengikuti keinginan Nio. Dia memasuki gedung perusahaannya dan di dalam gedung, diam-diam dia memperhatikan Nio yang benar saja, Nio pergi setelah dirinya memasuki gedung itu.
Allena pergi ke ruangannya dan mengambil sesuatu di sana, dia menunggu beberapa menit di ruangannya, setelah itu dia pun keluar dari ruangannya.
Sesampainya di lobi, dia melihat sebuah sedan hitam baru saja terparkir di depan gedung perusahaannya. Dia keluar dari gedung perusahaan dan memasuki mobil itu setelah memastikan plat nomor mobil itu. Mobil itu adalah mobil yang dikirim oleh Albert untuk menjemputnya.
Tak menunggu lama, mobil itupun meninggalkan area perusahaan setelah Allena memasuki mobil itu.
Sementara itu, Allena tak tahu seseorang kini mengikuti mobil yang dia tumpangi. Orang itu bahkan tak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari mobil yang Allena tumpangi karena khawatir akan kehilangan jejak mobil yang Allena tumpangi.
'Aku ingin lihat, apa yang sebenernya akan kamu lakukan sekarang?' gumam orang itu.