Chereads / Sexy Queen (She's Mine) / Chapter 25 - PART 25 - KABAR BAIK UNTUK ALLENA? (2)

Chapter 25 - PART 25 - KABAR BAIK UNTUK ALLENA? (2)

Mobil yang di tumpangi Allena sampai di depan pintu pagar Vila milik Albert. Sudah ada Albert yang menanti Allena di depan pintu tersebut. Allena pun keluar dari mobil ketika supir yang membawanya ke Vila itu membukakan pintu mobil untuknya. Albert lantas menghampiri Allena dan menyodorkan tangannya ke hadapan Allena.

"Selamat datang, Nona Allena," ucap Albert seraya tersenyum. Allena menjabat tangan Albert. Namun, dia dibuat terkejut ketika Albert justru membawa tangannya ke bibirnya dan sebuah kecupan Albert daratkan di punggung tangan Allena.

Allena pun bergegas menarik tangannya dan mengepalkan tangannya. Dia menatap Albert dengan tajam dan akan mengangkat tangannya ke hadapan Albert, dia berniat ingin menampar wajah Albert lantaran sudah lancang mencium tangannya.

"Sambutan selamat datang. Saya harap Anda tak tersinggung," ucap Albert, kemudian tersenyum.

Allena mengembuskan napas sedikit kasar dan mengurungkan niatnya untuk melayangkan tamparan ke wajah Albert.

"Kali ini Saya takan membuat perhitungan dengan Anda! Tapi katakan, kenapa Anda meminta Saya datang ke sini?" kesal Allena.

Albert terkekeh.

"Apa kita akan bicara di luar seperti ini? Apa Anda tak takut ada telinga asing yang mungkin akan mendengar percakapan kita nanti?" ucap Albert.

Allena memutar bola matanya. Ya, dia tahu tak mungkin bicara di ruang terbuka seperti ini. Apa yang akan Albert katakan pasti hal yang sensitif, apalagi dalam keadaan Allena yang sedang terjerat kasus hukum, dia tak bisa berbicara sembarangan di ruang terbuka seperti ini.

Sebenarnya, Allena sedang merasa gelisah sekarang. Jelas dia takut ada Polisi yang mengawasinya, tapi sebelumnya Albert mengatakan akan menjamin bahwa Polisi takan mengikuti Allena, jadi Allena pun mencoba percaya pada Albert.

Allena akhirnya memasuki Vila bersama Albert. Ketika akan memasuki Vila, tak ada siapapun di luar pintu masuk Vila. Tak seperti ketika pertama kali Allena datang bersama Guntur ke Vila itu. Ada beberapa penjagaan ketat di sana, tetapi sekarang terlihat seperti Vila yang normal. Namun, hal itu justru membuat Allena merasa tak nyaman. Apakah hanya ada dirinya dan Albert saja di Vila itu?

"Jangan khawatir, meski hanya ada kita berdua di sini, Saya masih sadar akan batasan. Saya tak mungkin melakukan sesuatu terhadap wanita bersuami," ucap Albert ketika mulai membuka pintu Vila.

"Saya tersanjung dan sopan santun Anda," ucap Allena dan mulai memasuki pintu Vila. Namun, dia dibuat terkejut ketika Albert tiba-tiba berbalik dan melihatnya.

"Tapi tentu saja ada pengecualian, jika wanita itu secara suka rela menyerahkan dirinya, maka Saya pun tak keberatan," ucap Albert kemudian tersenyum.

Allena mengepalkan tangannya. Albert benar-benar sangat bajingan.

Albert pun terkekeh.

"Apa Anda tahu, wajah Anda terlihat sangat lucu sekarang," ucap Albert dan mendekati meja ruang tamu.

Rasanya Allena ingin melempar sesuatu ke punggung Albert. Mulut Albert tak tahu sopan santun, pikirnya.

Allena pun mengikuti Albert dan Albert mengambil sebotol minuman. Dia menuangkan minuman itu ke dalam dua gelas wine, setelah itu memberikan satu gelas pada Allena.

Allena pun mengambil gelas itu.

"Apa Anda yakin tak membawa siapapun ke sini?" tanya Albert.

"Seharusnya Anda tak perlu bertanya seperti itu. Anda tahu betul dengan siapa Saya datang ke sini," ucap Allena.

Albert tersenyum kecil.

"Baiklah, katakan ada kabar baik apa? Saya takan berada lama di sini, jadi tolong jangan membuang waktu!" tegas Allena.

Albert tersenyum lalu duduk di salah satu sofa, dia bertumpang kaki di sana seraya menatap Allena.

"Apa Anda takan duduk dulu? Saya pikir sangat tak sopan, dan takan nyaman jika berbicara sambil berdiri," ucap Albert.

Allena menghela napas dan mulai duduk di hadapan Albert.

"Anda manis sekali. Suami Anda pasti sangat mencintai Anda," ucap Albert kemudian terkekeh.

"Tolong, jangan membuang waktu Saya!" kesal Allena. Albert benar-benar mengulur waktunya dengan mengatakan banyak omong kosong. Dia menemui Albert bukan untuk mendengar ocehan Albert tentang kehidupan pribadinya.

Albert menyesap winenya dan menatap Allena beberapa detik. Hal itu membuat Allena merasa tak nyaman dan memilih mengalihkan kecanggungannya dengan menyesap minumannya.

"Dua hari lagi kasus Anda akan ditutup," ucap Albert.

Allena melihat Albert yang sedang menatapnya seraya memainkan gelas di tangannya. Raut wajahnya terlihat sangat datar, bahkan terlihat sangat tenang.

"Apa yang Anda katakan? Apa Anda bercanda?" tanya Allena shock.

"Tidak," ucap Albert.

"Tak mungkin! Polisi sempat menyita ponsel Saya, dan semua bukti tentang pekerjaan Saya sudah mereka salin. Itu bukti yang memberatkan, jadi dari mana Anda bisa berpikir kasus itu akan di tutup? Bahkan ini tak ada hubungannya dengan Anda," ucap Allena bingung.

"Nona Allena, bagaimana Saya melakukannya, itu adalah urusan Saya," ucap Albert.

Allena menaikan satu alisnya.

"Kenapa Anda melakukan semua ini?" tanya Allena penasaran.

"Tentu saja karena Saya tak ingin Anda merugikan Saya dalam kerjasama yang sedang kita jalani!" ucap Albert yang kini menatap Allena dengan serius.

Allena terdiam. Dia masih tak percaya jika Albert benar-benar membantunya terbebas dari kasus itu. Lagipula, jika alasan Albert adalah tak ingin dirugikan karena sedang terikat pekerjaan dengannya, bukankah dengan membantu dirinya Albert juga telah dirugikan? Allena yakin, cara satu-satunya yang Albert lakukan dalam membantu menutup kasus itu adalah dengan menyuap pihak Polisi, pasti tak sedikit uang yang telah Albert keluarkan.

"Anda akan menerima kabar itu besok," ucap Albert.

Allena lagi-lagi dibuat terkejut. Besok? Benarkah keputusannya akan sampai padanya besok? Itu terlalu cepat. Allena benar-benar tak percaya dengan apa yang Albert katakan. Kabar ini terlalu mengejutkan baginya.

"Tapi, apa yang Saya lakukan untuk Anda, tidak cuma-cuma," ucap Albert.

Allena menaikan satu alisnya.

"Apa maksudnya?" tanya Allena bingung.

"Nona Allena, tak ada yang gratis di dunia ini, bahkan kita harus membayar parkir ketika kita singgah di sebuah minimarket, benar 'kan?" ucap Albert kemudian tersenyum. Dia kembali menyesap winenya.

"Katakan dengan jelas, apa maksud Anda?" tanya Allena semakin penasaran.

Albert memberikan sebuah berkas pada Allena.

"Saya hanya minta satu hal sebagai imbalan bantuan yang telah Saya berikan untuk Anda, keinginan Saya tercatat di berkas itu, Anda bisa membacanya dan menandatanganinya," ucap Albert.

Allena bergegas mengambil berkas itu dan mulai membacanya.

Setelah membaca berkas itu, dia melemparkan berkas itu ke atas meja.

"Saya tak pernah meminta Anda melakukan apapun untuk Saya! Jadi, Saya takan memberikan apa yang Anda inginkan!" tegas Allena dan bangkit dari duduknya.

Allena berbalik dan akan melangkahkan kakinya meninggalkan Albert.

"Memang bukan Anda yang memintanya, tetapi sama saja 'bukan jika orang terdekat Anda yang memintanya? Lalu, mengapa Anda tak membalas kebaikan yang jelas sudah sangat banyak menguntungkan Anda?" ucap Albert.

Allena berbalik dan melihat Albert. Dia lagi-lagi dibuat terkejut dengan apa yang Albert katakan. Siapa orang terdekat dirinya yang dimaksud oleh Albert? Pikir Allena.

Baru saja Allena akan bicara, tetapi Albert sudah bicara lebih dulu.

"Coba pikirkan, karena kasus itu akan ditutup, Anda pun takan berada di penjara, dan tentu saja dengan begitu Anda akan bisa melanjutkan hidup Anda bersama suami Anda. Dan bantuan yang Saya berikan juga membuat Anda mampu mempertahankan harga diri Anda di depan keluarga Sasongko. Saya yakin, Anda tak ingin membuat keluarga terpandang itu merasa malu karena memiliki menantu seperti Anda, benar 'kan? Coba pikirkan, dengan banyak keuntungan yang Anda dapatkan, bukankah seharusnya sangat mudah untuk memberikan satu hal yang Saya inginkan?" ucap Albert kemudian tersenyum.

Allena terdiam. Tak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Satu hal yang pasti, bertemu dengan Albert malam ini, membuatnya banyak mendapatkan kejutan.