Allena bergegas menarik tangan Nio, dan meletakan handuk di tangannya ke tangan Nio. Tepat saat Allena akan menarik tangannya, Nio justru menggenggam tangannya.
"Aku tak ingin berdebat, masuklah!" ucap Nio.
Allena menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Dia menatap Nio sebentar dan kali ini dengan patuh memasuki kamar mandi.
Tubuh Allena tersentak ketika pintu kamar mandi tertutup dengan keras. Tepat ketika dirinya akan berbalik, dia merasakan embusan napas yang terasa begitu hangat di telinganya.
"Allena, aku sangat membencimu," bisik Nio.
Bisikan Nio membuat Allena tanpa sadar memejamkan matanya. Dia merasakan betapa lembutnya sentuhan Nio di bahunya dan Allena dapat merasakan outer yang menutupi lingerie semi transparan yang dikenakannya luruh ke lantai. Setelah itu Allena dapat merasakan sebuah kecupan di bahunya.