Ke esokan paginya, Nio keluar dari kamarnya seraya membawa sebuah berkas di tangannya. Dia lalu pergi menuju lantai bawah dan melihat Allena yang baru saja sampai di meja makan. Nio pun pergi ke sana dan menarik kursinya. Dia mulai duduk bersama Allena di sana.
Nio meletakan berkas di tangannya pada Allena dan Allena mengambil berkas itu. Dia melihat Nio yang kini sedang menyesap kopinya.
"Apa ini?" tanya Allena.
Nio meletakan cangkir kopinya dan menatap Allena.
"Aku sudah menerima cincin itu, aku juga sudah menerima amplop itu," ucap Nio.
Allena terdiam.
"Aku juga sudah membacanya, dan aku sudah memutuskannya," ucap Nio.
Allena terdiam. Jantungnya berdegup cepat menantikan apa lagi yang akan Nio katakan setelah itu?
"Aku akan mengabulkan keinginanmu, aku akan menandatangi surat gugatan itu," ucap Nio.
Tangan Allena yang sedang memegang berkas yang diberikan oleh Nio seketika gemetar mendengar apa yang Nio katakan. Entah mengapa dia sangat sedih mendengar keputusan Nio.