"Kamu bisa pergi dari sini," ucap Nio pada asisten rumah tangga itu, lalu dia berbalik. Dia pun terdiam ketika melihat seseorang berdiri seraya menatapnya.
Setelah mobil yang dimasuki oleh asisten rumah tangga itu pergi, orang yang Nio lihat tadi menghampiri Nio.
"Jadi, kalian membawa Allena ke rumah itu?" tanya Nio.
Ya, Nio bertanya pada papinya. Papinya lah yang saat ini berdiri di depan Nio.
"Tentu saja, kami membawanya agar dia tak terluka. Jangan lupakan dia sedang hamil, setidaknya milikilah sedikit nurani," ucap Bram.
Nio menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Dia memang tak memiliki cara lain selain diam dan tak mengatakan banyak hal tentang penyebab kemarahannya pada Allena. Dia harus menjaga harga dirinya di depan orangtuanya. Namun, dia juga merasa kesal karena papinya lagi-lagi menyalahkannya.