Napas Allena memburu, membuat Nio semakin merasakan embusan napas Allena di wajahnya.
"Aku sudah menghancurkannya!" ucap Nio penuh penekanan.
"Nio, aku--" Allena merasa tak tahu lagi harus mengatakan apa. Melihat apa yang Nio lakukan membuatnya sangat putus asa. Nio benar-benar membencinya.
Allena menahan napas sebentar setelah menyadari Nio semakin mendekatkan wajahnya.
"Kenapa kamu berhenti? Katakan saja, aku akan mendengarmu," ucap Nio.
Allena akan memundurkan langkahnya, tetapi Nio tak membiarkan Allena menjauh darinya sedikit saja.
"Oh ya, apa kamu pernah bertanya dalam hatimu, kenapa aku tak mengusirmu bahkan setelah kamu mengahancurkanku?" ucap Nio.
Allena yang sebelumnya enggan menatap Nio, kini menatap Nio. Nio benar, dirinya sempat bertanya-tanya dalam hatinya, bahkan sampai hari ini pertanyaan itu masih tetap bersarang di kepalanya. Kenapa Nio tak mengusirnya, dan bahkan Nio tetap tak membiarkan dia pergi setelah dia mengecewakan Nio begitu dalam.