"Kau benar-benar berani melemparkan masalahmu kepadaku, Tuan Teodhor." Rose berbicara kepada pemuda berkacamata emas yang tengah berbaring di sandaran ranjang.
Mendengar ucapan ratu cantiknya, Teodhor tersenyum kecil. Memperlihatkan pesona menawan nan lembut. Pemuda itu membalas sang peri, "Maaf atas kelancangan hamba Yang Mulia Ratu. Tetapi saya tidak terbiasa untuk menyakiti hati seorang wanita."
Pemuda itu tahu bahwa peri cantik itu tidak benar-benar marah. Sang ratu pasti akan berbalik dan tidak mau berbicara denganya jika hal itu benar terjadi. Seperti yang terjadi saat mereka pertama kali bertemu.
Ia tahu bahwa wanita itu takut kepadanya. Debaran jantung cepat disertai dengan nafas tertahan, menunjukan keinginan gadis itu untuk segera pergi setelah tahu jika dirinya adalah tangan kanan raja Ras Zeros. Namun si peri cantik tetap menunjukan ketenangan yang luar biasa.