Chereads / Perjalanan Menuju Puncak Kebahagiaan / Chapter 2 - Kenyataan Pahit

Chapter 2 - Kenyataan Pahit

Siang itu, dibalik pegunungan yang menjadi batas dari 2 kerajaan, hembusan angin yang menerpa pepohonan pun menyebabkan daunya gugur dan berjatuhan mengotori halaman rumah seorang tabib.

Sementara itu, dari balik jendela rumah yang terlihat sangat tua dan rapuh namun terawat dengan baik. Sepasang mata yang layu dari tubuh penuh balutan kain dan aroma obat menyengat sedang menerawang jauh ke arah luar.

Pandangan kosong itu segera teralihkan, karena disamping tubuh yang terkapar lemah ada seorang gadis desa dengan raut wajah yang ramah dan tangan yang begitu lembut menyentuh bekas luka di tubuhnya yang mulai mengering.

Gadis asing yang menggunakan pakaian tradisional itu tiba-tiba menyodorkan sebuah mangkuk, "Aku tahu kamu punya banyak pertanyaan. Tapi untuk sekarang, minumlah ini terlebih dahulu." ucapnya dengan ramah.

Tanpa beranjak dari tempat tidurnya, Dody pun meraih mangkuk tersebut dan  membuka mulutnya, "Glek... Glek..." suara Dody meminum air ramuan itu.

Karena menyadari saat ini ia hanya mengenakan pakaian dalam dengan bagian tubuhnya yang banyak dibalut kain, Dody dengan tingkah kikuk segera menggunakan selimut yang ada di sebelahnya supaya bagian tubuhnya itu tertutup.

Dengan refleks gadis itu mundur beberapa langkah karena sedikit kaget, "Maaf ya! Aku terpaksa melepaskan pakaian aneh itu, karena memang harus mengobati beberapa bagian tubuhmu yang terluka..." tunjuknya pada sebuah tumpukan kain sembari menjelaskan tentang apa yang dia lakukan sebelumnya dengan rasa bersalah dan sedikit malu.

Kerajaan Mahasurya adalah kerajaan yang berdiri pada zaman dimana belum ada desainer. Jadi pakaian umum yang digunakan oleh rakyat jelata pada masa itu sangatlah sederhana.

Sehingga saat melihat pakaian modern yang dikenakan Dody, gadis itupun menyebutnya dengan pakaian aneh karena memang dia belum pernah melihatnya.

Namun karena dia adalah seorang Tabib, maka mau tidak mau ia harus melakukan yang terbaik demi mengobati orang yang terluka.

Dody yang mulai memahami situasinya pun berkata, "Em. Tidak perlu memikirkanya lagi. Tapi sebelumnya maaf, kamu siapa ya? Dan aku sekarang ada dimana?" tanya Dody dengan rasa penasaran.

Meskipun sudah beberapa hari sejak mereka berdua tidur di satu atap, namun baru kali ini keduanya bisa mengobrol. Sehingga pada saat ini pun, belum ada yang tahu namanya satu sama lain.

Gadis cantik itu tersenyum kearah Dody, "Oh ya, sampai lupa mengenalkan diri. Namaku Putri Anjani, panggil aja aku Putri." balasnya memperkenalkan diri.

"Kamu tidak perlu khawatir. Meskipun ilmu pengobatan ku bukanlah yang terbaik dikerajaan ini, namun aku sudah mempelajarinya sejak kecil yang dibimbing langsung oleh ayahku."

"... Kamu bisa sembuh setelah beristirahat beberapa hari dan minum obat secara teratur." lanjutnya menjelaskan kondisi Dody yang akan segera membaik.

Semenjak terbangun, Dody yang belum melihat orang lain pun mulai menengok ke kanan dan ke kiri, "Ayah? Dimana dia?" batinya.

Dody menganggukan kepalanya, "Em..." jawabnya singkat sembari meneguk obat yang tersisa.

Putri yang tahu bahwa mangkuk yang dia berikan telah kosong pun segera berbalik dan berjalan untuk meletakkanya diatas meja yang hanya berjarak beberapa langkah dari tempat tidur.

"Ini adalah Desa Wono Sari, perbatasan antara Kerajaan Mahasurya dan Kerajaan 1000 Bunga. 3 hari yang lalu kamu dibawa kemari oleh beberapa orang pemburu yang menyelamatkanmu saat hanyut disungai, dan akhirnya akupun mengobatimu..."

"... Jika dilihat dari penampilanmu, kamu bukanlah orang yang berasal dari kerajaan Mahasurya. Sebenarnya kamu siapa dan berasal dari mana? Apa yang terjadi padamu sampai bisa hanyut disungai?" lanjut tanya Putri kepada Dody dengan antusias.

Hampir 20 tahun semasa hidup Putri dihabiskan untuk mempelajari ilmu pengobatan dan tidak pernah keluar dari Desa Wono Sari, sehingga ia sangat tertarik dengan dunia luar.

Dan saat Dody datang dengan penampilan yang belum pernah ia lihat, Putri pun yakin bahwa pemuda tersebut berasal dari tempat yang jauh dan membuatnya tertarik padanya.

Dody dengan sigap mendongakkan kepalanya memandang wajah putri, "En... Aku Dody... Dody Pratama, panggil aja Dody. Sebenarnya aku..."

Jawab Dody memperkenalkan diri kepada seorang gadis yang terlihat sangat menawan menurut pandangannya.

Namun diakhir pembicaraan, kalimatnya terdengar ragu-ragu untuk menjelaskan. Karena memang dirinya sendiri pun belum memahami sepenuhnya apa yang terjadi.

Putri mencoba memahami keadaan Dody yang saat itu terlihat sedikit tertekan, "Em. Gak perlu cemas, semua orang pasti punya rahasianya sendiri dan akupun gak maksa buat kamu cerita..."

Sikap sabar dan lemah lembut Putri ditambah suaranya yang terus mengayun merdu membuat Dody merasakan kehangatan untuk pertama kalinya sejak datang di dunia tersebut.

Dody tertawa, "Hahaha... Bukan seperti itu, sebenarnya aku adalah pengembara yang mencari pengalaman. Namun karena belum tahu daerah ini, aku sempat tersesat dan tanpa sengaja di kejar hewan buas lalu jatuh ke sungai."

Ucapnya tetap berusaha menjelaskan dengan nada meyakinkan namun dia hanya mengungkapkan garis besarnya saat terluka.

Pikiran Dody mulai berkecamuk...

"Maaf... Untuk saat ini, hanya itu yang bisa aku katakan padamu. Namun setelah semuanya jelas, aku pasti memberitahumu." gumam Dody lirih dengan raut wajah serius.

Putri mengerutkan keningnya, "Emh... Hihihihi... Kamu ini memang sangat menarik. Hihi."

Balas putri sambil cekikikan dan menutupi bibir merah merona yang terlihat sangat lembut dengan jari-jari tangan yang terlihat terawat.

Dody yang tidak mengerti maksudnya cuma bisa menanggapinya dengan, "Ehhhhhh..."

Sebenarnya 3 hari yang lalu orang yang membawa Dody kerumah Putri sudah menceritakan alasan kenapa Dody bisa hanyut disungai.

Dalam ingatan Putri tentang apa yang dikatakan orang tersebut...

Beberapa orang laki-laki dengan membopong remaja yang tak sadarkan diri datang menemui Putri, "Kami melihatnya di Gunung Puncak Dewi dari kejauhan saat sedang berburu, entah kenapa bocah ini berada di lintasan babi hutan dan menggerakkan tubuhnya dengan gerakan aneh seperti menari."

Gunung Puncak Dewi adalah pegunungan tertinggi di Kerajaan Mahasurya. Dengan banyaknya sisi curam bertebing dengan ketinggian ratusan meter, gunung ini pun jarang didatangi orang selain pemburu.

Konon katanya, gunung ini juga adalah tempat dimana seorang dewi untuk pertama kalinya turun dari langit melindungi kekerajaan tersebut. Yang kemudian dewi itu dikenal sebagai dewi Mama Muda hingga saat ini.

"... Karena babi tersebut sedang dalam pengejaran, maka kawanan babi itu pun berlari kencang kearah bocah ini." para pemburu saling bergantian menjelaskan kepada putri tentang keadaan Dody yang tak sadarkan diri dengan tubuh yang mengalami banyak luka memar.

Dibalik kerumunan itu, seorang laki-laki yang tadinya berada di belakang mulai bergerak maju, "Namun saat kami berteriak untuk memberitahunya bahwa ada kawanan babi yang mendekatinya, bocah ini bukannya lari malah melambaikan tangan ke kami."

Lanjut pembicaraan tersebut yang diikuti gurauan dan sedikit tawa ringan dari beberapa orang lainnya.

"Setelah itu, kawanan babi pun akhirnya menabrak bocah ini hingga jatuh ketebing. Karena memang daerah tersebut adalah lokasi kami memojokan hewan buruan yang hanya berjarak beberapa meter dari bibir jurang."

Putri yang mendengarkan penjelasan itu mulai beranjak dari duduknya dan bergegas mengambil beberapa obat.

"... Untung saja bocah ini jatuh langsung ke sungai, sehingga nyawanya masih bisa diselamatkan karena langsung jatuh ke air." lanjut penjelasan seseorang laki-laki setengah baya yang saat itu membopong tubuh Dody masuk ke rumah Putri.

Namun kenyataan yang sebenarnya terjadi pada Dody 3 hari yang lalu...

Dalam keadaan tidur lelap, Dody bertemu seorang kakek tua dalam mimpinya, "Sejauh mata memandang, lautan terlihat sangat luas. Ketika mata mendongak keatas, langit tanpa batas. Namun ketika mata tertutup, semuanya tidak akan jelas." ucap kakek tersebut dengan suara menggema.

Dody yang tak mengerti dengan kata-kata yang ia dengar pun hanya bisa terdiam.

Tiba-tiba sebuah buku besar dengan cahaya keemasan menyilaukan terbang kearah Dody yang membuatnya terbangun dengan nafas terengah-engah, "Hah... Hah..."

"Ternyata cuma mimpi, tapi apa maksudnya semua itu?" tanya Dody dalam hati.

"Kresekkk... Kresekkk... Hahhhh... Dimana ini? Bukankah tadi aku tidur dirumah sakit, kenapa sekarang aku bangun ditengah hutan?" Dody yang menyadari dirinya terbangun disuatu tempat yang tidak dia kenal pun mulai menengok kesana kemari karena kebingungan.

Dody yang tak percaya bahwa dirinya sudah dipindahkan ke dunia lain pun bangun dengan mendongakkan wajahnya keatas, "Ini pasti mimpi! Haha... Benar, karena aku terlalu ngantuk dan capek akupun mimpi buruk. Hahahaha... Plok plok... " ucapnya dengan kedua tangan yang berusaha menampar pipinya sendiri berharap segera terbangun.

Karena merasakan sakit, Dody pun mulai sadar bahwa ini kenyataan, "Aduh... Rasanya sakit? Apakah ini nyata?"

Namun itu masih belum cukup bagi Dody...

Karena masih tidak percaya dengan yang dia rasakan, Dody pun membenturkan kepalanya ke pohon besar yang berada di depannya.

"Duk... Masih belum. Duk.. Duokk... Crott.."

"Tidakkkkkkk... Keningku bocor dan ini beneran sakit..." teriaknya dengan darah mengalir dari kening seperti Air Mancur Menari Grand Indonesia, Jakarta yang ada di Bumi.

"Oh aku tahu sekarang! Ini pasti dunia lain, dan aku terbangun di hutan karena segera bertemu dengan gadis ahli racun Tsundere yang cantik menawan terus jatuh hati padaku seperti kisah pahlawan di novel dan film Anime yang sudah aku tonton. Hahaha..."

"... Memiliki kekuatan super yang bisa menghancurkan dunia, ditemani puluhan gadis manis yang rela mempertaruhkan nyawanya." seru Dody dengan penuh semangat dan gerakan tubuh konyol.

"Hohoho... Coba dulu kekuatan tubuhku ini seperti apa."

"Fire Boost!" teriak Dody sembari menggerakkan tanganya kedepan seperti mengeluarkan jurus dan memejamkan matanya.

Beberapa saat berlalu dengan posisi tubuh yang belum berubah, Dody membuka matanya, "Pasti udah hancur hutan ini." batinya.

"Eh... Ehhhhhh... Kok gak ada reaksi?"

Karena melihat sekitarnya dan tidak terjadi apa-apa setelah dia mengucapkan jurus, Dody pun memiliki pendapat lain.

Ditarik lah tangannya yang mengadah kedepan tadi dan sekarang dia memegangi janggutnya dengan mengangguk-anggukan kepala, "Em... Ternyata begitu. Karena aku berasal dari Indonesia maka akupun harus mengeluarkan jurus lokal karya Anak Bangsa. Em... Hmm... Masuk akal."

"Kalau sudah begitu, maka tidak ada pilihan lain lagi selain mencoba jurus yang itu. Hiattt... Bersiaplah wahai dunia lain. Pendekar ini akan menghancurkanmu!"

"Pukulan Kunyuk Melempar Buah!"

Teriaknya dengan semangat dan penuh rasa percaya diri diikuti gerakan khas pengguna jurus tersebut yang pernah ia tonton di film Wiro Sableng.

"Ciiieeettttttttt... Tet.. Pretetet.... "

Tubuh yang tadinya bersemangat dan penuh energi kini membungkuk lesu dengan kedua tangan menggantung, "Rasanya memang mustahil, sudah berjuang keras malah yang keluar kentut." gumamnya dengan nada patah semangat.

Di waktu yang sama, terdengar beberapa suara laki-laki yang berteriak dari  balik pepohonan yang rimbun, "#&'*_-_&-(&$#$$&"

"(:*$_-' *&_-"

"#$&$"#$$&###" teriak dari orang yang mulai terlihat dari balik pepohonan di seberang.

Dody yang masih hanyut dalam imajinasinya dan meyakini bahwa di dunia lain pasti ada gadis Tsundere yang akan bertemu denganya pun segera berspekulasi.

"Mereka teriak ngomong apa sih?"

"Aha.. Aku tahu sekarang, akhirnya datang juga adegan dimana beberapa penjahat di dunia ini yang ingin memperkosa gadis cantik di hutan lebat. Inilah saatnya untuk beraksi..."

"Gadis Tsundere, tunggulah sebentar. Pendekar ini akan mengalahkan orang jahat itu dan menyelamatkanmu. Hahahaha." dengan berpose layaknya pahlawan, Dody ingin mendekati para lelaki itu.

Tetapi belum sempat tertutup mulut Dody ketika berbicara, dari arah belakang terdengar kawanan hewan yang mendekat dengan kecepatan lebih dari 250km/jam.

"Ehhh... Hahhhhh... Curangggg! Belum apa-apa udah nyerang dengan kekuatan penuh."

"Tidakkkkkkk...." tubuh Dody pun terlempar jauh melayang di terpa kawanan babi.

Dengan tubuhnya yang melayang, Dody memejamkan matanya, "Oh. Inikah akhirnya? Maaf Devi, aku tidak bisa mengantarkanmu pulang."

"Tidak. Masih belum! Pasti ada alasan kenapa sekarang aku berada di dunia ini, aku gak boleh mati."

"Aku harus mencari tahu apa yang terjadi dan segera pulang." di tengah-tengah keputusasaanya, Dody mulai mengumpulkan semangat lagi.

"Ah. Apa itu? Hm... Inikan!"