Chereads / Blood,Sweat and Tears / Chapter 5 - Episode 05

Chapter 5 - Episode 05

Kris mencoba memejamkan matanya mencoba menenggelamkan semua kelelahan yg iya rasakan seharian,tapi tetap saja Dy tidak tertidur,pikiranya melayang-layang di balik mata yg terpejam.

Kris terbangun,dan duduk di sofa kamarnya ,sembari menghisap satu batang rokok,beginilah keadaanya ketika mencoba tidur setiap hari,,Dy berjalan membuka laci meja mencari obat tidur yg biasa iya konsumsi.

Hampir bertahun-tahun Kris lupa akan ngantuk,,di kala Dy terlelap banyak sekali kilasan-kilasan kesedihan bak film yg terputar di fikiranya ,membuat Dy tidak ingin tertidur.

Dy membuka handphonenya dan membuat panggilan telefon.

"...tuuuuuuuutt....tuuuuuuutt...."

pertanda panggilan berdering di seberang.

"Selamat malam bos,"sahut pria di ujung telefon.

"Cari wanita yg kemarin menemani ku tidur"

"Suru Dy menemui ku besok di kantor"ucap Kris.

"Baik Bos" ucap pria di balik telefon dengan cepat.

Segera Kris mengakhiri telefonnya,Kris mencoba meminum obat tidurnya,dan mencoba merebahkan tubuhnya,berharap lelahnya hilang saat Dy tertidur lelap.

Di tengah" tidurnya,kembali Kris bermimpi buruk,dan terbangun dengan wajah dan pakaian di basahi keringat,,.

Sepanjang malam hingga pagi,Kris mengotak-atik komputernya,dengan berharap Dy tetap terjaga ,.Di pagi hari tepat jam 06.00 pagi,Dy bergegas meninggal kan rumah dengan mobil porsche merah miliknya.

Setibanya di kantor Dy di sibukkan dengan document" pentingnya,,hingga pada rapat penting tiba" merubah raut wajahnya .

"Ada masalah penting apa,.?" Tanya Kris tegas di sela" rapat tersebut.

" Di jam 01.00 malam kemarin,seseorang meretas sistem penting perusahaan kita Bos " jawab sekretarisnya gugup.

"Ini masalah yg kamu bilang penting?" tanya Kris datar.

"Saya tidak mempekerjakan kalian dengan cuma" ,kalo hanya dengan masalah ini saja saya harus turun tangan" ucap Kris sembari memaki semua orang di ruangan tersebut.

"Kalau dalam waktu 2 jam kalian tidak bisa menyelesaikan masalah ini,kalian semua saya pecat" teriak Kris sembari berjalan keluar dari ruangan meeting tersebut.

Terlihat tatapan gugup dari semua orang di ruangan meeting tersebut,dan langsung bergegas mencari jalan keluar sebelum jam yg sudah di tentukan..

Di ruangannya Kris mengotak-atik lapetopnya,

"Akhirnya kau menunjukkan belang mu" ucap Kris sembari tersenyum.

"Sudah lama aku tidak memiliki teman bermain,"!

Hingga seseorang mengetuk pintunya,

"tokk..tok..tok..."

"Masuk." Jawab Kris.

"Saya sudah temukan bos,,mereka adalah hacker bayaran Steve Tan," ucap pria tegap tersebut .

"Bunuh semua hacker bayaran itu,kalo perlu kirim organ" nya ke kamar hotel yg biasa iya booking bersama kekasihnya."! Ucap Kris puas.

"Baik Bos" ucap pria tegap itu,sembari melangkah menuju pintu keluar.

"Bagaimana dengan wanita itu" tanya Kris memberhentikan langkah pria itu.

"Saya akan mencari lagi bos,bar tersebut tidak mengenal wanita itu,sepertinya wanita itu di ajak oleh seorang karyawan bar yg bekerja di bar itu ,saya akan segera menemukanya"jawab pria tegap itu dengan tegas.

"Baiklah,pergilah.." sembari mengayunkan jarinya,menyuru agar segera pergi.

"Siapa wanita ini,,bahkan jemz pun tak bisa menemukanya ,....menarik.." ucap Kris .

Di satu sisi di Bar tempat Charlotte bekerja.

"Dimana wanita itu.."? Tanya pria tegap bertato tersebut.

"Wanita mana yang kalian maksud"?! Tanya Charlotte ketakutan.

"Wanita yg tidur bersama tuan muda kami" ucap pria besar bertato tersebut.

"Aku tidak tahu,tolong pergilah.."Charlotte mencoba lari,tapi pria besar itu menarik rambutnya dan melemparkannya ke tembok..!

"Tolong jangan sakiti saya" ucap Charlotte memohon .

"Kalo kamu menyebutkan Dy dimana,kami tidak akan berlaku kasar,"ucap pria itu marah.

"Sebentar saya akan menghubunginya,tapi kalian harus berjanji tidak akan menyakitinya." Ucap Charlotte sembari menangis.

"Hubungi sekarang" bentak pria besar itu.

..... Tuuuuuuut... Tuuuuuuut....

"Hallo Charlotte ada apa..?" Jawab Somi

"Sommi...sommmiiii,"ucap Charlotte gugup,sembari menatap wajah sangar pria besar itu..

"Ada apa Charlotte,,kamu baik" aja kan..,suara mu kedengarannya sedang sakit" ucap Somi khawatir.

"Aku sedang sedang ada masalah,bisakah kamu sekarang temui aku di Gangnam bar"? Tanya Charlotte.

"Ini masih siang,kamu ngapain di bar jam segini,!" Tanya Somi.

Belum sempat Charlotte menjawab,pria besar itu menarik handphonenya ..

"Segera kesini,jika kamu peduli pada teman mu,jngn membawa polisi atau siapa"! Ucap pria itu mengancam.

"Baiklah,saya segera kesana,jangan sakiti Charlotte.".Ucap Somi khawatir,dan berlari menyetop taxi.

Belum sempat bertemu dengan Charlotte,,keluar dari taxi,Somi langsung di seret memasuki sebuah minivan.

"Kita mau kemana,dimana Charlotte."!? Tanya Somi dengan wajah marah.

"Tenang nona Somi,,kami tidak bermaksud menyakiti siapa pun,hanya Bos kami sedang mencari anda." Ucap pria tegap yg merupakan kaki tangan Kris.

"Bukanya sebelumnya kamu mengatakan untuk tidak menemui atau mencari bos mu lagi"? Ucap Somi kesal .

"Iya memang benar,tapi ini permintaan bos,sepertinya Dy suka dengan pelayanan anda sebelumnya."!

Somi terdiam,memikirkan pelayanan yg di maksud oleh ajudan tersebut.

"Mungkin anda salah faham,saya tidak memberikan pelayanan apa pun" ucap Somi.

"Diam lah"bentak pria besar dengan banyak tato di tubuhnya..Membuat Somi terdiam ketakutan.

Sesampainya di Lobby,Jemz mengarahkan Somi ke lift,,dan menuju ruangan di lantai 23 perusahaan besar itu.

Tepat di depan ruangan dengan kedua pintu yg begitu besar,,ajudan tegap dengan nama Jemz tersebut mengetuk pintu dengan sopan.

Hampir rasanya kaki Somi tak mampu berjalan ,membayangkan pria yg akan Dy temui di balik pintu itu.

"Masuk".... sayup" Somi mendengar suara menyuruh mereka untuk masuk.

"Mari masuk nona." Ucap Jemz sembari mempersilahkan Somi melangkah lebih dulu .

"Maaf tuan,saya terlambat ,saya sudah membawa nona Somi menemui anda"!.Ucap Jemz sopan.

"Baik,pergilah" ucap Kris.

Jemz segera bergegas pergi,meninggalkan Somi yg masih mematung.

"Silahkan duduk" ucap kris sembari mempersilahkan wanita yg sedari tadi terpaku untuk duduk.