Bank Sentral,
Setiba di lokasi Olivia langsung berkoordinasi dengan tim yang lain, mengambil tindakan terbaik yang bisa mengurangi resiko terjatuh nya banyak korban.
" Menyerah lah kalian ,kalian sudah terkepung!!! " ucap Gerard menggunakan pengeras suara.
Karena tidak ada jawaban dari dalam, mereka pun mengambil tindakan, Olivia dan beberapa tim , berupaya masuk lewat kaca jendela, tanpa banyak berfikir regu yang sudah profesional dalam menangani kasus kasus berat ini, segera bertindak memecahkan kaca jendela dengan 1 tembakan, dan gerakkan cepat menyebar ke berbagai arah strategis. Para perampok segera ambil ancang ancang dengan menodongkan pistol pada sandra sandra, dan seseorang dari mereka menyeret seorang wanita dan mengalungkan pisau di lehernya,
" tidak... ampun jangan bunuh saya... " ucapnya sambil memohon.
" Diam lu!!! " bentaknya
" Kita ga segan segan bunuh wanita ini kalo kalian mendekat!!! " Ucapnya sambil berjalan menuju pintu keluar, Dan ketika posisi sudah memungkinkan, Olivia dan yang lainnya segera bertindak, Olivia segera melepaskan tembakan tepat di lengan si penyandera, hingga jatuhlah pisau itu, dan sedikit melukai leher perempuan yang disandera, segera si penyandera mendorong perempuan yang ada dihadapannya itu, dan dia tersungkur kepalanya terbentur pot bunga yang ada didekatnya, Olivia segera menembak lagi kaki si perampok, sedang yang lain mengurusi para perampok yang lain, dengan penyergapan tanpa senjata mereka berhasil meringkus para perampok yang lain, Olivia segera mendekati korban, membuka masker wajahnya dan mendekatinya, perempuan itu terluka ringan pelipisnya sedikit berdarah dan juga lehernya sedikit berdarah
" apa Anda baik baik saja?! " tanya Olivia buru buru
" iya, saya tidak apa apa terimakasih sudah menyelamatkan saya!! " ucap nya.
"panggil ambulan segera, dia terluka!! " teriak Olivia.
dan kejadian dramatis itu pun telah terselesaikan tanpa ada korban jiwa, hanya beberapa orang terluka ringan, dan segera dibawa ke rumah sakit untuk diobati.
" Good job tim... kalian selalu hebat dan terbaik!!! " puji Gerard.
" Siap kapten!! " seru semua tim.
mereka pun segera kembali ke kantor,karena ada beberapa orang dari tim yang menyelesaikan di lapangan ,
Di kantor polisi
" Ollie... aku sangat bangga pada mu!!! lain kali jangan terlalu nekat dan berani... aku sangat takut kamu kenapa napa ..." Ucap Gerard sambil memeluk Olivia.
" tak apa Gee,, kau lihat kan, aku baik baik saja...!!! (sambil melepaskan pelukan Gerard, lalu mengambil sebatang rokok dan mulai menyundut nya dengan api dan menghisap nya)
" lain kali biarkan yang lain saja yang melakukan serangan... kamu cukup dibelakang, atau mengcover mereka... " ucap Gerard sambil mengambil rokok di mulut Olivia dan menghisap nya.
"Apa bonus kali ini?! " ucap Olivia sambil kembali mengambil rokok di mulut Gerard.
"Kita makan makan... bersama tim kebanggan kapten Gee!! ,seperti biasa aku yang traktir!!" ucap Gerard senang
" Oke, siap!!! sore ini!!! setelah tugas selesai
" yup...!! "
Sore itu,
Gerard seperti biasa mentraktir semua anak buah unggulannya jika mereka sukses memecahkan kasus. mereka makan sepuasnya, sambil sesekali bercanda dan minum, asal jangan sampai mabuk.
" waah mantep nihh...!!! terimakasih kapten!! " ucap Rico salah satu tim
" ini karena kalian hebat, dan sangat patut diapresiasi,, tentunya juga diberi bonus nanti kalo gajian!!! "
" terimakasih, kapten!!! "ucap Ray senang, dan yang lain pun berterimakasih dan terlihat bahagia.
" tak apa... tak apa... ayo lanjut makan!!! "
mereka pun makan dengan lahap dan senang, dan di tengah saat mereka makan, Rico menerima telpon.
"selamat malam, iya benar... oh maksud anda perwira Olivia?! iya perwira Olivia, bukan ini perwira Rico, baik akan saya sampaikan.. iya siap pak. iya selamat malam. Sama-sama. "
Mereka melihat pada Rico.
"Siapa yang barusan menelpon?! "? Tanya Olivia
" itu barusan dari keluarga bu Silvia, korban penyandera tadi, cuma mau bilang terimakasih sama lu Ollie, dan katanya mereka ingin bertemu secara langsung untuk mengucapkan terimakasih "ucap Rico
" hem... ga perlu kaya gitulah, kan bukan cuma gw yang selamatkan dia tapi kalian juga,males juga gw ketemu mereka...!! padahal lu tadi bilang aja gw lagi sibuk gitu, dan ga perlu berterima kasih karena semua sudah tugas sebagai polisi melindungi warganegara"ucap Olivia sambil mengunyah makanan nya.
" Heiii... perwira Olivia Jhonson Way!!! , anda dilarang berbuat tidak baik seperti itu, jika benar anda abdi negara penuhi undangan rakyat dengan tidak memilih milih dalam status sosial atau apapun itu... temui dia besok, sekaligus bawa surat surat pernyataan bawah dia termasuk korban penyandera dalam kasus perampok, karena pasti kesaksiannya akan di butuhkan nanti baik di persidangan atau hanya sebagai berkas yang akan dilimpahkan ke pengadilan nanti. " ucap Gerard
" iya... iya deh!!! siap " ucap Olivia.
" nah gitu dong!! mantap!!! anggap saja lu mewakili kami!!! " ucap Micky sambil mengunyah makan. Olivia hanya menghela nafas.
" Kalo mereka kasih hadiah, bagi bagi ya!!! " ucap Rey sambil senyum penuh harap
" iya.. iya.. tenang aja kita kan tim, ga bakal gw makan sendiri apa yang bukan hak gw..prinsip tim kan gitu..." ucap Olivia santai.
Gerard hanya senyum senyum melihat keakraban mereka, ada rasa bangga dalam hatinya karena sudah bisa membuat mereka 1 tim tampak rukun dan selalu bekerjasama dan saling bantu.
Sepulang ke rumah Olivia pun langsung istirahat dan tidur, karena Gerard sudah berumah tangga Olivia memilih membeli rumah kecil tak jauh dari rumah Gerard, sebenarnya Gerard tidak mau Olivia tinggal sendiri, dia khawatir dengan Olivia, tapi setelah Olivia menyakinkan Gerard dia akan selalu baik baik saja, Gerard pun mengizinkan nya membeli rumah sendiri asal dekat dengan rumah nya, Nara hanya merasa tidak enak jika istri dari Gerard melihat perlakuan Gerard terhadap Olivia adiknya yang sangat sangat perhatian dan peduli sekali padanya, dia takut dirinya yang sebagai Olivia membuat istri dari Gerard merasa cemburu atau apapun itu, jadi Nara menghindari hal yang buruk terjadi diantara mereka, walaupun istri dari Gerard sama baiknya, Nara memilih hidup mandiri.
keesokan paginya, Nara pun bertugas seperti biasa ke kantor polisi, dan sekitar jam 10 dia pun pergi ke RS dimana nyonya Silvia di rawat inap kan dan kemungkinan siang itu dia akan dipulangkan oleh dokter karena luka luka ringannya sudah membaik, sebelum dipulangkan Olivia pun datang, sekaligus membawa berkas yang perlu ditandatangani, oleh nyonya Silvia.
sesampai di RS, Olivia langsung saja menuju kamar dimana Silvia di rawat. dokter mengantar Olivia dan menjelaskan keadaan Silvia, dan mereka pun masuk.
" semua tinggal penyembuhan saja, tidak ada yang perlu di khawatir kan" ucap dokter
" oh iya dokter... " ucap Olivia
" selamat pagi nona Silvia, bagaimana sekarang sudah baikan kan?! " ucap dokter.
" iya dokter, " sambil senyum
" siang ini pulang ya, sudah bisa dipakai tuk beraktivitas juga ya, mungkin sekarang tanggung kalo masuk kerja ya, mungkin besok bisa langsung masuk kantor lagi"
" baik dokter... "
" oh iya ini Olivia dari kepolisian. silakan kalian bisa berbincang bincang, saya masih banyak tugas, nanti untuk obat dan surat dokter dan segala dokumen nya, bisa diambil dulu ya sebelum pulang, di ruang administrasi, juga di ruang pengambilan obat"
" Baik dokter, terimakasih sekali "
" iya, Sama-sama, cepat sembuh ya. "
" iya, terimakasih! " ucap Silvia sambil tersenyum.
lalu Silvia pun menoleh pada Olivia.
"Hai iptu Olivia, terimakasih sudah menjenguk dan memenuhi undangan saya, aduh maaf ya merepotkan, saya dan tunangan saya punya niatan ingin berucap terimakasih sedalam dalamnya pada anda dan tim yang lain khusus nya pada anda yang telah menyelamatkan nyawa saya dan teman teman saya yang berada di bank, tapi sepertinya tunangan saya lagi dijalan mungkin sedikit terlambat datang" ucapnya sambil senyum dan tampak senang .
" iya nyonya... hem ternyata anda masih muda dan cantik, kurang pas rasanya saya panggil anda nyonya, mungkin lebih pas di panggil nona" ucap Olivia.
" iya , panggil saja Silvia... juga tidak apa apa" ucap nya sambil tersenyum
"Anda baru bertunang?! "
" iya dan , baru akan menikah rencananya beberapa bulan kedepan...!! "
"oh ... iya,iya...(olivia tersenyum) Nah kan lebih pantas dipanggil nona... nona Silvia... " ucap Olivia
" iya terserah Iptu Olivia saja" ucapnya
" Baiklah sekalian saya bawa berkas yang harus saya tanyakan pada anda, dan harus anda tandatangani, "
" oh iya boleh... dengan senang hati akan saya jawab... "
(Olivia pun banyak bertanya pada Olivia tentang indentitas dan seputar kejadian perampok kemarin waktu di bank,, dan sekitar 30menit kemudian, datanglah seorang pria dari belakang Olivia, Silvia tampak tersenyum senang, karena yang datang tunangan nya)
" Hai sayang baru datang!! " ucap Silvia
" iya, maaf sayang aku terlambat " jawab laki-laki itu,
"Iptu Olivia, perkenalkan ini tunangan saya... Sayang kenalkan ini, Iptu Olivia yang sudah menolong ku... "
(Dan begitu Olivia berbalik untuk berkenalan, dia sangat kaget dan tidak menyangka karena tunangan Silvia adalah Raya, begitu juga Raya dia melihat Olivia yang sangat mirip Istrinya yang dulu, ya Raya langsung mengenal nya dia mirip Nara, Olivia pun sangat kaget dan tak percaya, begitu salaman mereka saling tatap tak percaya bisa bertemu di RS , wajah mereka tampak saling bengong)
" Nara?!!! " ucap Raya pelan hampir tak terdengar
" Raya?! " ucap Olivia didalam hati.
Silvia pun sedikit merasa heran dan akhirnya dia menyadarkan keduanya.
" Eem... gimana sayang... kamu ga lupa sesuatu hadiah buat dikasihkan ke Iptu Olivia kan?! " tanya Silvia
Raya dan Nara pun tersadar
" oh... iya... iya iya tentu, aku bawa... aku tidak lupa...!!! " ucap Raya dengan masih lihat pada Olivia
" Syukur lah... cepat berikan... (Raya pun memberikan Nara sekardus kopi mahal dan merchandise bagus dari Silvia, beserta Amplop uang yang cukup berisi tebal.
" aduh kenapa repot repot,, padahal anda tidak perlu seperti ini, sudah tugas kami sebagai satuan polisi menyelamatkan warganegara dari tindakan kejahatan dan kriminalitas" ucap Olivia. dan bersikap senormal mungkin dan berusaha tidak menampakkan guncangan dalam hatinya.
" Tidak apa , ini sebagai syukur kami karena sudah menyelamatkan saya yang sebentar lagi akan memasuki usia pernikahan... oh iya, yank mana yang lain kok kopinya cuman 1 dus, ?! " tanya Silvia
Raya pun tersadar dari menatap Olivia.
" oh masih di dalam mobil, biar nanti aku bantu pindahkan ke mobil , Iptu Olivia. " ucap Raya
" terimakasih, baiklah tugas saya disini sudah selesai, dan saya masih harus bertugas, saya izin pamit... cepat sembuh terimakasih atas pemberian nya, semoga pernikahan kalian lancar nantinya... dan selalu berbahagia. " ucap Olivia
" terimakasih kembali... yank setelah bantu,sekalian nanti ambil obat dan berkas berkas di ruang administrasi ya, aku beres beres dulu disini biar ga lama" ucap Silvia
" oke... mari... saya antar... " ucap Raya.
Dan saat itu Nara berbarengan berjalan bersama Raya menuju parkiran mobil.
" maaf sudah merepotkan! "
" iya tidak apa pak...! "ucap Olivia senormal layaknya orang belum pernah kenal dan tidak pernah bertemu.
Raya masih sesekali melihat pada wajah Nara, sambil mengangkut beberapa dus kopi dan merchandise, yang nanti akan dibagikan pada tim.
" letakkan di kursi belakang saja, pak Raya" ucap Nara sambil ikut membantu membawa beberapa dus. dan setelah selesai.
" Terimakasih " Nara dan Raya berucap berbarengan, hingga Nara mengalah dia diam sejenak, dan Raya melanjutkan ucapan nya.
" Terimakasih telah menyelamatkan tunangan saya... dan terimakasih sudah mau datang memenuhi undangan kami... " ucap Raya
" Sama-sama... ! !! mari pak saya duluan ya,.. " ucap Nara sambil mulai membuka pintu mobilnya dan masuk mobil segera menyalakan mesin mobil dan perlahan pergi meninggalkan Raya, Raya terus melihat pada mobil Nara yang perlahan menghilang dari pandangan nya,
" Apakah aku bermimpi? setelah sekian lama...Nara!!!aku melihat seseorang yang menginginkan ku pada mu.... iptu Olivia ..tidak mungkin...tapi mengapa segalanya begitu sama, wajah...suara...?! tidak mungkin...kalian 2 orang berbeda" ucap Raya pelan lalu perlahan dia pun kembali berjalan masuk ke gedung rumah sakit. Dan begitu di lobi rumah sakit, Silvia sudah duduk dan Raya mendekati nya.
" hei... kok sudah ada disini?! "
" iya ga apa apa aku udah baikan kok, gimana iptu Olivia...?! "
" Dia sudah pergi....! "
" bukan itu maksudku, ... "
" lalu apa?!... '
" Iptu Olivia, dia Cantik dan keren kan?! "
( Raya hanya senyum tipis tidak menjawab )
" iya aku pun suka padanya... dia cantik baik dan tidak sombong... " ucap Silvia
" oh iya bagaimana keadaan Chan?! "sambung Silvia
" Chan baik baik saja, biasa bareng pengasuh nya... mungkin sekarang lagi dijalan pulang sekolah TK. " ucap Raya
Sementara itu Nara didalam mobil, masih dalam ketidak percaya nya, sambil menyetir dia kembali memikirkan Raya.
" Kenapa...?!!! kenapa kita bertemu lagi Raya?! setelah sekian lama ,bertahun-tahun kita tidak pernah bertemu, kenapa aku harus bertemu lagi dengan mu...!!!! kenapa harus bertemu lagi setelah aku merasa nyaman sebagai Olivia... ? !! dan perempuan itu, Silvia, iya memang benar dia yang dulu aku lihat bersama kalian waktu itu... aku lupa karena tidak begitu jelas melihat wajahnya,,, " Ucap Nara, dia pun menepikan mobilnya dan berhenti sejenak. Nara pun memutar lagu lagu di Mp3 mobilnya, lagu lagu yang mengingatkan yang kembali pada Raya. Dengan begitu dia mengingat kembali hal hal yang pernah dia lakukan bersama Raya, Setelah merasa lebih baik dia melanjutkan perjalanan nya, menuju kantor.
Setiba di kantor, dia membagikan apa yang tadi diberikan Silvia padanya, termasuk uang, dia bagi rata bareng semua tim,dan dia sendiri tidak mau menerima,dia berikan pada office boy di kantor, ,kecuali kopi dan Merchandise semua pekerjaan dikantor dibagi Masing-masing 1 kotak secara merata, ketika yang lain terlihat senang, Nara terduduk sendiri di balkon sambil merokok, menghisap dalam dalam dan menghembuskan dengan begitu berat, Gerard menghampiri nya.
" hei... Ollie. seperti nya orang yang lu selamat kan nyawanya itu lumayan kaya, banyak sekali barang dan uang yang dia beri, jarang jarang juga ada orang seperti dia... " ucap Gerard
" iya mungkin dia orang yang cukup kaya, ditambah mau menikah beberapa bulan depan jadi merasa sangat bersyukur bisa selamat dari penyandera... " ucap Nara sambil nyantai pandangan nya tetap lurus ke depan.
" Ada apa?! sepertinya lu tidak begitu senang?! " sambil berdiri didekat Nara, dan sama sama memandang jauh ke depan.
" Apa perlu lu tau, tentang apa yang baru saja gw ketahui?! " ucap Nara serius
" jika lu tidak keberatan?! " ucap Gerard tapi Nara hanya diam.
" oke... oke sepertinya gw harus tau... lu keberatan atau tidak... gw ga perduli, karena lu Olivia adik gw!!! " ucap Gerard memaksa
Nara melihat pada Gerard dan tersenyum tipis.
" tapi gw kini sadar gw bukan Olivia!! " ucap Nara pelan, wajah Gerard berubah serius, dia kini sadar Nara sedang serius, sejenak dia melihat kebelakang disekitarnya takut ada yang mendengar perbincangan nya bersama Nara.
" Oke sekarang gw pun serius, katakan sama gw apa yang udah lu lihat?! apa yang baru lu tau hingga buat lu sekarang seperti ini?! gw janji akan bantu lu...!!! " ucap Gerard pelan dan mulai mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakan nya.
" Gw barusan bertemu lagi dengan suami gw... dan apa lu tau, perempuan yang kemarin gw tolong, perempuan yang gw temui di RS barusan adalah tunangan suami Gw ,Raya!! "
" oh God!!! haruskah?! "
" sekian tahun gw berusaha melupakan mereka, bertahun-tahun gw menjadi orang lain, dan ketika gw sudah nyaman dengan diri gw sebagai Olivia tapi satu hari bertemu kembali dengan seseorang yang pernah gw cintai ,seolah semua yang gw bangun bertahun-tahun runtuh kembali dalam satu waktu, dia ternyata wanita yang waktu itu gw lihat bersama anak dan suami gw dihari pertama gw bebas dari penjara ... "
" iya...Gw ngerti perasaan lu... tapi apakah lu akan kembali lagi sebagai Nara?! yang menurut lu sendiri Nara sudah mati...apa lu akan kembali jadi dia yang sudah dilupakan oleh mereka keluarga,anak dan suami nya" ucap Gerard Nara melihat sinis pada Gerard.
"so... sorry... gw ga bermaksud buat lu... marah" ucap Gerard
" Gw pergi dulu..!! " ucap Nara sambil meniggalkan Gerard dengan perasaan sedih.Ucapan Gerard sedikit menyinggung perasaan Nara.
" ollie... maafin gw... " ucap Gerard buru buru, tapi Nara segera pergi bersama mobilnya, dia bersiaga berpatroli di luar,dijalan seorang diri. Jika ada suara panggilan siaga dari panggilan darurat polisi dia langsung berkerja, dan dengan hati yang sedikit bercampur galau kini dia terlihat lebih serius, tampak dari wajahnya ,hingga rekan yang lain pun sedikit berhati-hati jika candaan mereka bisa membuat Olivia ilfil atau tersinggung. beberapa kasus kecil atau sekedar kenakalan remaja di jalanan dia selesai kan secara baik. Ollie berusaha menyibukkan diri sendiri agar tidak ingat dengan Raya ataupun Silvia yang tadi pagi dia temui di RS.
***********************"""""""************************