Beberapa hari kemudian.
Saat itu Chan bersama Silvia, sedang mengerjakan PR Chan.
" apa itu Chan?! "
" aku sedang menggambar orang... dan bu guru bertanya apa cita cita mu Chan, lalu aku menjawab. Aku ingin menjadi polisi, karena ada polisi baik yang sudah menyelematkan tante Silvia dari para penjahat... Aku ingin melindungi mu Tante Silvia... selamanya. " ucap Chan sambil memeluk Silvia
" oh so sweet... my Chan.... ternyata Chan tidak lupa apa yang tante ceritakan ya... good boy.. "
ucap Silvia sambil mencium pipi Chan.
dan tiba-tiba saja Raya pulang.
" hei... sepertinya lagi seru nih... cerita dong sama ayah...!! " ucap Raya dari arah pintu.
" Ayah...!! " teriak Chan dengan senangnya
" hei... yank, udah pulang... masih siang" ucap Silvia
" iya, lagi ngerasa ga enak badan nih, aku izin pulang lebih awal" ucap Raya
" Oh... ya udah kamu istirahat aja, mau aku bikinin kopi atau teh?! "
" boleh... tolong ya, ...teh manis anget saja "
" oke... "ucap Silvia sambil ke dapur
" Ayah, sakit apa?! mau aku pijitin ga, atau aku bawain obat?! " ucap Chan
" Pintar nya anak ayah...eh tapi kok mencurigakan ya?!! pasti ada maunya nih... " ucap Raya sambil senyum pada Chan, Chan yang polos pun manggut manggut.
" iya ayah,, aku mau saat ulang tahun ku nanti, pake kostum polisi!!! aku mau seperti polisi!! " ucap Chan polos sambil nunduk dan senyum senyum, Raya pun tertawa.
" ha ha ha... tuh kan... tuh... kan!!! " goda Raya pada Chan sambil menggelitik badan Chan, Chan pun tertawa tawa. Silvia pun datang dengan 2 gelas air teh hangat, dan cemilan untuk Chan dan Raya.
" sekarang Chan lagi antusias sama polisi, yank. sejak aku cerita banyak tentang kejadian perampokan di bank itu,, "
" iya nih, Chan tiba-tiba pengen jadi polisi, coba kalo yang nolong kamu itu spider man, dia pasti mau juga jadi spider man... hehe"
" eh, kenapa ga nanti kita buat suprise, aja( Silvia berbisik di telinga Raya)... gimana?! " tanya Silvia
" tapi takutnya ganggu,,, " ucap Raya dengan perasaan kurang enak dihatinya.
" Ga apa apa, biar nanti aku yang ngobrol, mudah mudahan mereka bisa. kali kali untuk Chan "
" ya udah terserah kamu aja" ucap Raya
" eh by the way, kok air teh nya cuma 2 gelas?! " ucap Raya lagi.
" iya itu buat kamu sama Chan, aku harus pergi dulu ada janji sama rekan bisnis ku, udah ini kamu istirahat ya, Chan kan ada Rita yang ngasuh. "
" iya... kamu hati hati ya... "
" iya... bye... " ucap Silvia sambil mencium pipi Raya.
Begitu Silvia pergi, Raya memikirkan tentang rencana yang akan Silvia buat, karena Silvia berencana akan memberikan kejutan saat ultah Chan, dia akan mengundang Iptu Olivia dan yang lain sebagai tamu sepesial.
2 Hari menjelang Ulang tahun.
Nara sedang beristirahat di mejanya sambil memakan makanan pesanannya yang baru datang dari delivery food. Tiba-tiba HP nya berdering, dia tak kenal itu nomor siapa, panggilan nomer baru.
" Halo..?! " ucap Nara
" Apa benar ini, dengan Iptu Olivia?!
" iya, benar. ada yang bisa saya bantu? dengan siapa ini?! "
" ini dengan saya Silvia... "
" oh, ya... ada apa, ada yang bisa saya bantu?! "
Ucap Nara sambil terlihat agak serius.
" Bisa kita bertemu?! " ( Nara berfikir sejenak)
"emm... bagaimana ya saya sedang sibuk.. " ucap Nara beralasan untuk menghindar.
" tidak apa, jika kita tidak bisa bertemu, boleh saya datang ke kantor anda sebentar, ini sangat penting bagi saya....ini tentang anak tunangan saya " Silvia memohon.
Dalam hati Nara sudah tidak mau berhubungan lagi dengan Raya, dan Silvia, tapi begitu hal itu mengenai Chan dia pun mulai tertarik.
" Apa?! Anak dari tunangan anda?! kenapa dia?! apa yang terjadi dengan nya?! apa dia dalam bahaya??!" ucap Nara buru buru dan terdengar sangat cemas.
" tidak... dia tidak apa apa, dia baik baik saja. ini tentang hari ulang tahunnya. " ucap Silvia
" oh Syukur lah... " ucap Nara tenang.
" boleh saya bertemu di kantor anda?! "
" ya boleh... mumpung sedang istirahat, anda bisa datang sekarang. "
" oke, baik terimakasih Iptu Olivia, saya langsung ke kantor anda,,, "
Setiba di kantor
mereka berbincang di sekitar taman tak jauh dari ruangan Olivia.
" Saya harap anda mau membantu kami, acaranya tidak lama kok, paling lama mungkin 2 jam, dia sekarang sangat antusias dengan apa apa yang berbau polisi, sejak saya cerita tentang usaha penyelamatan anda dan tim terhadap saya dan yang lainnya. " ucap Silvia
Nara tertunduk, lalu dia tersenyum tipis, dan memandang Silvia.
" Sepertinya dia sangat sangat sayang kepada Anda" ucap Nara terbesit rasa sedih karena kini Chan menyayangi orang lain dibandingkan ibunya, tapi dia memaklumi nya, karena keadaan yang membuat semua itu terjadi.
" iya... saya senang dia sangat menyukai saya, terlebih kelak saya akan menjadi ibu tiri nya.kami sudah akrab dan tidak canggung satu sama lain"
ucap Silvia senang.
" ibu kandung nya?! " tanya Nara
" Apa?! "
" Apa ibu kandung nya masih hidup?! " tanya Nara dengan nada datar dan memandang jauh ke depan.
" Tunangan ku bilang....Dia pergi... dia pergi jauh dan tak pernah kembali lagi bersama mantan suaminya... "
"Apa??? apa maksud anda?! " ucap Nara dengan nada yang masih sama, dia merasa sangat sedih mendengarnya.
Silvia memandang heran pada Olivia , karena tiba-tiba bertanya tentang istri Raya .
" Istri, Raya pergi bersama dengan mantan suami nya yang pertama, jadi tunangan saya itu suami ke 2,tunangan saya tidak menyangka istrinya berselingkuh dengan mantan suami nya, awalnya memang tunangan saya yakin, hingga meninggal kan dia, tapi dia curiga ada sesuatu yang buruk terjadi pada nya, selama menghilang setahun lebih dia mencoba mencari nya, bahkan berkali kali keluar masuk kantor polisi agar bisa menemukan nya, hingga dia pun sempat melaporkan mantan suaminya dan menemuinya berkali kali, hampir saja dia percaya bahwa mantan suami istrinya itu yang telah berbuat jahat pada istrinya, dalam ke kacau dan bingung, akhirnya Raya pun tahu bahwa selama ini istrinya pergi dengan mantan suaminya, karena mantan suami nya itu memberikan satu barang yang sangat penting baginya, barang itu adalah Cincin pernikahan nya bersama istrinya dulu, dari situ Raya tidak pernah lagi mencari istrinya, dia frustasi menghadapi kenyataan, dia sempat mabuk mabukan menerima kenyataan yang begitu pahit, karena istri yang sangat dicintai nya meninggalkan nya bersama laki-laki lain. .. .lalu dimasa dia mulai bangkit dari keterpurukan nya. Saya dan dia bertemu entah dari mana saya tiba-tiba jatuh cinta padanya, oh iya karena dia sangat baik, dan saya yakin dia orang baik, dan terbaik untuk saya, dia tidak pernah membuat saya kecewa. dan dia sangat pengertian. . . semua sifat dan sikap nya itu membuat saya mantap ingin bertunangan dan menikah dengan nya. " ucap Silvia sambil tersenyum bahagia. Nara hanya tersenyum pada Silvia
" Terimakasih Iptu Olivia sudah mau membantu kami lagi, entah apa yang akan terjadi jika saya tidak pernah bertemu dengan anda?! "
" Sama-sama, nona Silvia. semoga saya bisa selalu membantu kalian, dan semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia selalu. " ucap Nara pada Silvia.
2 Hari kemudian.
Dan tiba waktu dimana pesta ulang tahun chan di mulai. untuk beberapa saat Nara merasa gusar dia tidak bisa tenang sejak pagi hari karena bagaimana pun dia akan kembali bertemu dengan Chan anaknya yang sudah bertahun tahun berpisah dengan nya.
Nara mengajak, Gerard dan Rico untuk menemaninya , dan ditengah acara pesta dimulai. mobil polisi pun terparkir di depan pagar rumah, dan semua orang dalam rumah pun melihat kearah luar rumah, anak anak mulai antusias terutama Chan, dia yang memakai baju polisi pun berteriak teriak senang gembira sambil melihat pada ayah dan Silvia, mereka nampak senang,
Nara masih duduk mobilnya.
" Ayo... IPTU Olivia...!! " ajak Gerard, dia tau bagaimana perasaan Nara yang akan kembali bertemu dengan Chan anaknya, Nara pun perlahan keluar mobil, lalu memakai topi polisinya dan merapihkan rambutnya... dan mulai melangkah menuju ke dalam rumah, sambil menyapa anak anak lainya bareng Gerard dan Rico. Semua orang didalam bersorak gembira menyambut ke 3 polisi itu, Chan segera berlari menyambut ke 3 polisi itu dengan senang gembira, memberi hormat dan salam.
" Selamat datang di rumah ku, nama ku inspektur Chan Rayasa, aku sangat senang Anda semua hadir di pesta ulang tahun ku yang ke 6.." ucap Chan terdengar sangat tegas,
" Siap inspektur Chan... semoga sehat selalu dan panjang umur" ucap Gerard sambil memberi salam dan kado hadiah, begitu juga Rico, hingga bagian Nara, ingin rasanya dia menangis haru melihat dan bertemu anaknya Chan tapi dia sebisa mungkin menahan itu, sebisa mungkin dia mencoba menahan diri agar tidak lepas kendali tentang siapa dia sebenarnya, Nara tersenyum dan memberikan hormat dan menjabat tangan Chan, lalu dia jongkok dan akhirnya memeluk Chan erat erat.
" Selamat ultah tahun, Nak....!! semoga sehat selalu, panjang umur, pintar, pandai, jadi anak yang baik, dan segala keinginan baik mu terkabul, dan Tuhan selalu melindungi mu dimana pun kamu berada... " Ucap Nara sambil menahan haru dan air mata , dengan segera dia mengusap air matanya, Raya memperhatikan itu,
"itu reaksi yang sedikit berlebihan jika untuk orang lain yang bukan termasuk keluarga" ucap Raya di dalam hati.
" Maaf.. apakah anda Iptu Olivia? " tanya Chan
" iya"
" Anda yang menyelamatkan tante Silvia?! "
" iya, bersama teman teman tim yang lain"
" Terimakasih banyak Iptu Olivia,,, karena anda tante Silvia kini masih bersama kami dengan bahagia... terimakasih "
" iya inspektur Chan... siap... oh iya Chan... ini hadiah ultah mu dari ku... (sambil memberikan chan kotak yg sudah dibungkus rapih)
" terimakasih banyak... boleh aku membuka nya?? " tanya Chan dengan semangat
" ya tentu... "
(Chan segera membuka isi kotak itu dan Chan sangat senang karena dia mendapatkan figur polisi dan mobil nya)
" terimakasih iptu Olivia "
" Sama-sama Chan"
setelah pesta selesai
Olivia dan yang lain pun beranjak tuk pergi, dia terlihat senang telah bertemu dengan chan yang sudah berpisah dengan nya bertahun-tahun, walaupun Chan mengenal nya sebagai orang lain, tapi Olivia merasa senang Chan tumbuh sehat, dan pintar. menjadi anak yang baik yang menyayangi orang tua nya.
Didalam mobil Olivia menyetir mobilnya nengantar Gerard pulang, ditengah jalan mereka berbincang.
" bagaimana perasaan mu, setelah bertemu anak mu, yg sudah lama tak jumpa? " tanya Gerard
" tentu aku sangat bahagia, rasa rasanya aku ingin hidup lebih lama, aku ingin melihat dia tumbuh dewasa" ucap Olivia sambil tersenyum bahagia.
" Syukur lah kalau kamu bahagia... by the way... jika ini normal, kenapa dia tidak mengenal mu? "tanya Gerard serius.
" maksud mu??? aku tidak mengerti..?!" tanya Olivia
" Tentunya kalian punya kenangan, tidak mungkin Chan tidak mengenal ibu nya, walaupun dulu mungkin kalian berpisah saat chan masih kecil, tapi mungkin dia bisa mengenal ibu nya melalui foto. "
Olivia tersenyum tipis
"Ya kau benar, tapi tampaknya Raya dan semua keluarga nya, tidak ingin Chan tau bagaimana wajah ibu nya, mungkin Raya sudah tidak mau tau lagi dengan ku, apakah aku hidup atau mati... aku paham mengapa tak ada satu pun poto kenangan ku bersama mereka satupun di dinding atau di pojokan meja atau lemari hias, tapi tak apa, mungkin mereka lakukan itu karena itu hal yang terbaik untuk Chan" ucap Olivia sambil terus menyetir, hingga tak lama dia pun sampai di halaman rumah Gerard.
" Oke thanks, livia... kamu tidak mau bertemu dulu Lana dan anak-anak?! "
" sorry Gee, ada yang harus ku kerjaan di rumah, mungkin lain kali, titip salam tuk Lana dan anak anak ya. . . "
" Ya udah, kamu hati hati nyetir nya...!! "
" oke tentu... sampai jumpa...
Olivia pun mulai menghidupkan kembali mesin mobilnya, dan Gerard terus melihat pada mobil Olivia untuk memastikan adiknya itu pergi dengan selamat, sampai mobil itu menghilang dari pandangan nya, barulah Gerard masuk rumah.
Dan beberapa menit kemudian Olivia tiba di rumahnya, dia segera membersihkan dirinya. melihat beberapa poto Chan yang dia simpan di HP nya tadi saat beristirahat, dan memutar video yang dia rekaman saat perayaan ultah tadi. Dia tak henti hentinya memandangi video dan foto Chan, tersenyum dengan bahagia, merasa ini adalah hal yang sangat sangat penting dia merasa ini adalah keajaiban, jika diputar ulang kenangan dan segala pengalaman yang dia lalui, dia merasa ini adalah hal yg mustahil terjadi, dan dia sangat merasa beruntung karena bertemu dengan Gerard yang mengangkat nya sebagai Olivia mendiang adik kandung nya yang sudah lama meninggal karena diculik, diperkosa dan dibunuh dengan keji.
"Terimakasih Gerard... terimakasih Olivia, karena kalian memberikan aku kesempatan kedua untuk hidup lebih baik, bahkan karena kalian dan karena aku sekarang jadi dirimu Olivia, aku bisa bertemu Chan anak ku. .! " ucap Nara sambil tersenyum haru sambil melihat pada foto mending Olivia sab Gerard yang sedang tersenyum bahagia yang ada di depannya, sambil mengusap air matanya yang menetes di pipinya.
......... ***********"".......