"Hai! Kenapa kalian ada disini?" Tanya Rose dengan menatap Amber dan Chika.
Jujur dia baru pertama kalinya lihat Amber dan Chika di kantin duduk bersebelahan dengan saling makan camilan. Karena biasanya mereka berdua harus diajak dulu, jika tidak mereka tidak akan mau pergi ke Kantin.
"hey you guys... why are you silent?" Tanya Rose dengan menggunakan aksen Australia nya.
"Lagi ga mood. Rose, mau ke bar ga nanti? Ada temen yang party, katanya sih pesta ulang tahun gitu." Kata Chika dengan membahas topik itu.
Rose mengerutkan kening nya. Ulang tahun? Di bar? Gila kali ya, dia bahkan tidak bisa minum alkohol bagaimana caranya dia bisa hadir di tempat seperti itu? Yang ada di malahan mengacau bukannya bersenang senang menghibur sang pemilik acara.
"Dahlah, percuma. Gue ga bisa minum." Ujar Rose dengan menatap Amber dan Chika dengan sangat putus asa.
"Ahahaha... Bisa bisanya kau bicara seperti itu. Kau pasti tidak bisa menolak ajakan ini, karena Lo pasti bakalan di ancam." Ketus Amber dengan menunjukkan undangan nya.
Tak lama setelah Amber berkata hal tersebut, Wendy datang dengan jalan nya yang berlenggak-lenggok. Dia memberikan Rose sebuah undangan yang dibalut dengan amplop warna emas dan dengan benih kancing warna hitam.
"Hope you can come." Ujar Wendy dengan tersenyum lebar.
"Dan satu lagi, penuhi semua syaratnya. Jika tidak, kau tidak boleh masuk. Lemah."
"Ish! Siapa juga yang bakalan datang?" Celetuk Rose denvan merasa geli sekali dengan cara jalan nya Wendy itu.
Andai saja dia bisa mencekik gadis itu hingga dia bisa mati dan dia akan merasa bahagia sekali di kampus ini. Astaga... Wendy sungguhlah membuatnya jadi kesal sekali hari ini. Rose melihat persyaratan nya dan sedikit terkejut.
*
*
*
*
SYARAT:
-Harus bawa cowok.
-Kuat minum tequila.
-Cantik.
-kostum elegan
*
*
*
*
Rose menghembuskan napasnya dengan sangat lelah sekali. Fyuh... Baiklah. Apa yang harus dia lakukan saat ini? Mana mungkin dia terus terusan berkutat dalam hal ini? Dia mengeluh karena tidak bisa menahan emosi. Dia bukan tipe cewek elegan dan bukan tipe cewek yanv suka minum.
"Semuanya sih udah terpenuhi. Tapi gimana cowok nya?" Tanya Amber denvan mengeluhkan hal itu.
"Gampang. Lo tau gank Boy the savage ga?" Tanya Chika.
Amber mengangguk. Yah, anak anak yang lumayan ganteng yang kumpul dalam satu grup dan mereka biasanya di taksir sama adik angkatan karena menurut mereka tatapan savage mereka itu keren dan tampan. Padahal mah aslinya itu bukan savage, tapi tengil.
"Mereka bilang kalau mereka lagi ada sayembara. Buat siapa siapa yang bakalan jadi pasangan nya. Pokoknya mah modal cantik. Yuk!"
Rose menggelengkan.
"Gue ga mau jual muka dan jual diri yah. Gue lebih baik pergi sama Pak Jay dibandingkan sama bocah tengil itu." Ketus Rose.
Chika dan Amber langsung refleks menoleh ke arah Rose dengan pandangan melotot dan mulut menganga. Apa yang baru saja dia dengarkan ini? Hah? Beneran?
"What?? Tunggu. Apa yang tadi Lo omongin? Sama pak Jay dibandingkan mereka?"
"Pedofil. Sumpah Lo stress?"
"Woy Rose. Emangnya dia ngapain Lo hah? Kok bisa sampai kek gini?"
Rose menggeleng. Sedangkan Amber dan Chika telah meng-cap nya sebagai seorang pedofil. Enak saja. Masa cantik cantik seperti ini di bilang pedofil sih. Lagipula dia tidak melakukan hal hal seperti itu.
"Apaan sih sumpah ga jelas kalian. Sa-salah dengan doang..." Kata Rose yang jadinya bingung harus jawab seperti apa saat ini.
"Ga! Ga mungkin kita salah denger. Oh... Jadi dua hari itu kalian... Dating yah?"
Rose menggeleng. Apanya dating dating?? Yang ada dia malahan ketiban musibah.
Rose menghembuskan napas nya dengan sangat kasar sekali dan pergi meninggalkan kedua teman nya ini yang masih saja ngotot meminta sebuah keterangan. Sumpah mereka usah kayak wartawan yang ngejar artis yang baru saja terkena skandal.
Rose segera berjalan ke arah tangga kelas nya dan disaat itu dia bertemu dengan Pak Jay. Dosen nya itu tersenyum lebar, say hi, dan meminta Rose untuk menunggu nya di ruangan guru.
"Hai. Nice to meet you guys... Rose. Bisakah kau menemui bapak di ruangan dosen? Ada yang harus saya sampaikan..." Kata Dosen Jay.
"Ngga bisa Pak. Maaf."
"Oh.... Iya. Tidak apa-apa." Jawab Dosen Jay yang jadinya tambah bingung.
Amber dan Chika jadi bingung sekali. Alakah interaksi canggung antara dosen Jay dan Rose ini menandakan jika mereka.... Pacaran?? Atau apa?
Amber merasa sangat bingung hingga dia tidak segan segan untuk menarik tangan nya Rose ke arah kamar mandi cewek.
"Jawab dengan jujur Rose. Ini tuh demi keterbaikan mental lu. Apa yang di lakukan dosen sange itu hah? Gue labrak nih dia nanti!" Ancam Amber.
Rose menggigit bibir bawah nya dengab merasa sangat frustrasi sekali dia tadinya keceplosan.
Rose bingung harus menjawab apa. Sedangkan semua kata yang diucapkan Amber biasanya bukanlah bullshit saja. Dia benar benar melalukan hal itu bahkan terkadang dia melakukan hal tersebut tanpa berpamitan dulu pada Rose. Yeah itu terjadi saat Rose tiba tiba saja di ejek sama kumpulan anak anak yang karena rambutnya yang berantakan.
Dia memukul mereka sampai dia pernah di panggil oleh guru BK nya saat SMA.
"Udahlah jangan.... Gue ga di apa apain kok. Lagian... dosen Jay baik kok. Waktu itu... Mmm... Gue bakalan cerita di rumah aja. Gue takut kalau ada Wendy dan teman teman lainnya. Takutnya reputasi Dosen Jay bisa turun." Kata Rose dengan Langsung buru buru masuk ke dalam studio musik nya itu.
"Akting lu serem banget anjrit." Ketus Chika yang sekarang sudah bisa berkata kasar.
"Ya! Jangan berkata kasar... Aku jadi geli lihat Chika yang polos ini bicara kayak gitu." Celetuk Amber.
Chika hanya tertawa saja dia merasa bangga karena bisa mengatakan kata kata seperti itu. Semenjak dia bergabung dengan Rose dan amber kehidupan polos nya itu berubah 180 derajat. Sisa oon nya aja.
"Sumpah Rose pedofil banget ga sih. Dia bahkan bilang kalau dia sekamar sama Dosen Jay. Pedofil sih. Pasti." Kata Amber dengan menelan air ludah nya.
Chika tertawa dia merasa kaget juga dengan Rose. Rose diam dia. Suka dengan yang lebih tua rupanya.
"By the way usia nya Dosen Jay ga jauh jauh amat sih dari Rose. Cuma kisaran 4 sampai 5 tahun an." Kata Chika.
"Hey, buat pasangan mah maksimal 3 tahun udah paling tua Woy. Jangan konyol lah." Sahut Amber.