"Ya! Jawab aku dengan jujur, kau baru saja menginap di rumah cewek kan? Astaga... Sumpah Lo beneran serius sana cewek polos kemarin itu hah?" Tanya Cristiano.
Christopher yang ada disebelah nya juga tidak menyangka jika hal ini adalah sebuah kenyataan. Dia pikir gadis polos dan bodoh itu hanyalah sebuah sampah dan hanya monopoli permainan nya Jay saja, tapi rupanya mereka berdua salah
"Aku tidak tidur dengan nya. Aku hanya satu kamar saja. Ya... Meski satu ranjang juga." Kata Jay dengan mengangkat alisnya.
Menurutnya itu tidak ada salah nya sama sekali. Dia hanya lelah dan ingin tidur saja. Christopher maju dan dia menampar wajah nya Jay.
"Brengsek. Kau sangat suka sekali dengan wanita itu hah? Ingatlah dia adalah mahasiswi mu. Aish.... Selera mu benar benar buruk sekali." Ketus Christoper.
Cristiano tertawa, benar apa yang dikatakan oleh Christopher jika selera nya Jay begitu rendah sekali. Kenapa dia suka dengan gadis yang bersuara cempreng itu? Tubuh nya yang kurus dan tidak terlihat berisi, dia bahkan begitu lemah sekali. Sekali senggol saja dia langsung roboh.
Christopher lalu mendekati Jay dan menatap wajah pria ini dengan serius sekali.
"Kau benar sungguh mencintai nya?"
Jay menggelengkan kepalanya. Dia tidak mengatakan jika dia menyukai Rose tapi dia hanya gugup saja menjawab mya.
Saking salah tingkah nya dia langsung pergi ke kamar nya dan segera mengunci pintunya cepat cepat. Dia mencuci muka nya, menatap wajah nya yang sudah semakin menua. Sepertinya dia harus segera menikah, dia menghembuskan napas nya.
Lihatlah bola matanya yang berwarna biru itu, dia sangatlah terkejut sekali akan hal ini.
"Aku baru tau jika aku tampan... Hm... Seharusnya ibuku melihat wajah tampan anaknya." Ucap nya dengan memegang dagunya.
Dia tersenyum lebar.
Tak berselang lama tiba-tiba saja seseorang menelepon nya. Dia hendak mengangkat nya, tapi dia menyengir.
"Hello'r. How's life?" Ucap Dosen Jay dengan tersenyum-senyum sendiri.
"Ya! Sudah ku perintahkan kau untuk tidak bisa memaksa ku untuk pergi ke sana yah! Dan kalo misalnya saya pengen pergi kesana, saya akan menjadi Rose. Bukan menjadi orang lain. Okay?"
Dosen Jay tertawa dia langsung menatap dirinya sendiri di cermin.
"Aku menyelamatkan mu... 3 kali? Mungkin. Yang pertama aku membantu mu menekan kontrak, yang kedua aku menjaga mu dari kubangan lumpur, yang ketiga aku menjaga mu dari malam hari yang dingin yang hampir saja membuat mu jadi kejatuhan lampu. Okay? Jika tidak aku akan miskin, malu, dan meninggal?" Jawab Dosen Jay dengan sangat lengkap sekali.
"Aish... Aku jadi tahu kenapa anda tidak punya pasangan. Anda sangat egois sekali." Ketus Rose.
"Ya, sebelas dua belas dengan mu." Celetuk Dosen Jay yang tahu jika wanita ini jugalah seorang jones.
Rose menutup panggilan nya dan dia jadi stress sekali saat ini. Dia kebingungan harus menjawab apa saat ini, sedangkan tubuh nya begitu lelah sekali.
Dosen Jay membuka pintu kamar mandinya. Lihatlah dia bahkan memiliki roti sobek yang mumpuni sekali, dia bahkan rutin sekali menjalani aktivitas olahraga nya. Dan tak lama kemudian Christiano mengetuk pintunya, mengatakan jika ada seseorang yang ingin bertemu dengan Jay.
"Siapa?" Tanya Jay.
"Dia hanya bilang jika dia adalah mahasiswi mu." Jawab Christiano.
Jay mengangguk. Dia langsung mengenakan kaos putih biasa, dan dia berjalan ke arah luar. Dia menatap seorang gadis dengan menggunakan rok mini dan pakaian yang sangat terbuka sekali.
Rupanya wanita itu ialah Wendy, dia mengenakan sepatu boots berwarna coklat, dan mengenakan sebuah pakaian yang sangat terbuka, rok mini dan baju Sabrina yang diatas pusar.
"Ada apa Wendy?" Tanya Dosen Jay.
"Pak dosen, anda sudah tahu jika besok adalah acara ulang tahun ku kan?" Tanya Wendy yang tanpa disuruh masuk dia langsung masuk ke dalam rumah nya Dosen Jay.
Dosen Jay mengangguk. Tapi dia jadi bingung, darimana Wendy bisa tahu rumah nya?
"Wait. Bagaimana kamu bisa masuk ke rumah saya tanpa permisi? Yang kedua, kenapa kamu bisa tahu rumah saya? Kamu tahu arti kata manner kan?" Tanya Dosen Jay yang sangat tegas sekali.
Bagaimanapun dia sedang berhadapan dengan mahasiswi nya. Meski usia mereka tidak terlalu jauh jarak nya, tetap saja mahasiswi nya itu harus tahu apa yang harus mereka lakukan pada seorang dosen.
"Ehem. Kak jay seharusnya tidak terlalu tegas. Kita ada diluar kampus. Semuanya bebas bukan? Aku menemukan alamat rumah dari arsip dosen. Aku meminta nya pada Papa." Jawab Wendy yang bahkan memanggil Jay dengan sebutan 'kak'
"Okay, saya tidak masalah kamu ada disini. Tapi kamu adalah murid saja sedangkan saya adalah dosen kamu, jadi tolong gunakan bahasa formal. Dan jangan panggil saya dengan kak, panggil saja Pak Jay. Saya lebih suka dipanggil demikian." Jawab nya dengan tersenyum tipis.
Wendy yang disana menutup mulutnya dan mengangkat kedua alisnya.
"Ada apa kamu disini?"
"Aku hanya ingin menawarkan ajakan saja. Kak Jay- maksud ku Pak Jay pasti sudah tahu jika saya adalah anak pemilik kampus. Jadi acara ulang tahun saya tidak main main. Apakah anda ingin menjadi pasangan saya? Anda begitu mumpuni." Ujar Wendy dengan tersenyum lebar.
Dosen Jay menggeleng. Dia menuangkan teh hangat ke dalam gelas. Duo Christ yang ada disana cukup terkejut.
Bagaimana bisa Christ menolak tawaran itu dengan sangat enteng sekali?
"Hais... Apa dia sudah gila! Lihatlah wanita yang ada didepan nya memiliki dada yang lebih besar." Kata Christoper.
"Ya, pantat nya juga." Jawab Christiano.
Kemudian Wendy tertawa. Dia pikir Dosen Jay hanya bercanda saja.
"Aku sudah punya pacar. Dan aku akan mengajak nya."
"Tapi tidak ada nama pasangan di daftar Anda." Jawab Wendy yang langsung gugup sekali.
Dia sudah ditolak oleh Jerome, apakah dia akan ditolak dengan Pak Jay juga? Dia jadi menciut sekali.
"Iya, kita habis bertengkar. Tapi sekarang sudah baikkan." Jawab Dosen Jay.
"Siapa namanya?!" Tanya Wendy dengan nada yang tiba tiba meninggi.
Dosen Jay tersenyum tipis, dia memikirkan bagaimana dia hsrus memberikan nama pada pacarnya saat ini? Dia menyeruput teh hangat yang ada didepan nya saat ini.
"Tiffany." Jawab Dosen Jay dengan merasa sangat bahagia sekali.
Wendy tertawa lebar. Dia merasa agak frustrasi saat ini. Bisa bisa nya dia dimain-mainkan.
"Anda yakin namanya Tiffany? Dia terlihat sangat dewasa dan tidak mumpuni." Kata Wendy.
"Dia sangat cantik, dada nya pas dengan selera ku, dan pantat nya aku suka sekali. Ops. Seharusnya aku tidak harus berbicara pada mahasiswi ku seperti ini. Oh my Gosh... Aku jadi teringat kemarin...." Kata Dosen Jay dengan tersenyum lebar.
Duo Christ langsung saling memandang.
"Astaga... Jadi!--" Duo Christ saling memandang dan terkejut sekali dengan pernyataan itu.