Rose segera masuk ke dalam studio musik nya dan dia terkejut sekali karena disana rupanya ada Jerome yang terlihat sedang memainkan piano dengan sangat baik sekali. Dia adalah pemain alat musik yang handal, dia menguasai hampir semua alat musik. Rose duduk di kursi yang ada meja nya. Dia akan berniat untuk mengerjakan beberapa bab untuk dia kerjakan saat ini.
Rose menguap lebar karena dia merasa ngantuk dan pusing sekali harus menjawab apa. Dia harus membuat topik seperti apa dan dia harus membuat lagu seperti apa. Karena dia rasa ini sangatlah sulit sekali, Rose akhirnya memutuskan untuk tidur dengan posisi tangan yang dia gunakan sebagai penopang kepalanya. Dia merasa sangat ngantuk sekali saat ini.
"Kamu pasti sangat mengantuk sekali Rose. Iya kan?" Tanya Jerome yang ada di hadapan nya dengan tangan nya yang sangat panjang sekali itu, membuat Rose jadi tersadar dan dirinya langsung tersentak untuk segera bangun dari tidurnya.
"Kamu sangat mengantuk sekali?" Tanya Jerome sekali lagi.
Rose hanya berdeham saja dan dia segera beranjak berdiri. Dia males sekali dekat dekat dengan cowok nya Wendy. Nanti yang ada dia malah kena imbas nya dan semuanya jadi masalah besar, peperangan dunia ketiga pun akan berakhir dengan saling Jambak jambakan dan saling cakar mencakar.
Yeah, seperti itulah cewek. Mereka tidak saling memukul, hanya adu mukut dan Jambak jambakan, beberapa juga mencubit ataupun mencakar.
"Aku sangat suka sekali dengan warna baju mu. Cerah." Kata Jerome dengan tersenyum lebar. Dia sangat suka sekali menggoda Rose bahkan ketika Rose melakukan sesuatu yang tidak terlihat aneh juga dia komentari.
Mereka berdua akhirnya berjalan keluar dari studio hingga akhirnya Rose menghentikan jalan nya dan dia menoleh ke belakang. Menatap Jerome dengan sangat serius sekali. Jujur dia tidak main main akan hal ini, dia sangatlah lelah sekali akan hal ini. Bisakah jika dia tidak terus terusan mengikuti nya?
Jika seperti ini rasanya Rose malu sekali. Dia menatap orang yang ada di depan nya itu dengan judes. Kemudahan dia membuka mulutnya lebar.
"Ya!! Jangan ikutin aku terus! Dasar cowok ga peka banget sih?!" Bentak Rose dengan merasa lelah sekali. Dia merasa sangat ingin marah sekali tapi dia menyimpan nya dengan sangat baik baik sekali. Dia tidak ingin jika hal ini membuat dirinya dengan Jerome akan sangat canggung sekali.
Dan akan sangat mengira bersalah dan akhirnya tidak enak dengan satu sama yang lainnya.
"Ya aku sangat ingin pulang sekali. Kau bisa pulang sendiri kan?" Tanya Rose dengan menatap Jerome yang ada disana.
Jerome mengangguk dia sangatlah takut sekali sekarang, namun tiba tiba saja dia menarik tangan nya Rose dan mengatakan jika dia ingin mengatakan sesuatu pada Rose. Dan dia rasa ini akan sangat serius sekali omongannya.
"Ih! Ga mau. Gue mau pulang sendirian aja! Bye!" Teriak Rose dengan melepaskan eratan tangan itu dia sangatlah malas sekali dengan anak ini.
Sungguh tidak punya etika sana sekali hingga sikap nya seperti itu. Dia jadi merasa lelah sekali saat ini.
"Apakah kamu sibuk?"
"Ya. Sibuk." Ketus Rose sebelum Wendy yang diseberang sana menyerbu nya. Dia lelah sekali untuk mencari masalah dengan anak itu, hanya melelahkan dirinya saja.
Tetap saja, Jerome mengikuti Rose kemana pun dia berjalan. Hingga akhirnya dia putus asa dan tiba disaat dimana Rose hampir saja menabrak tiang besi sekolah nya.
Dengan cepatnya, Jerome segera meletakkan tangan di dahinya Rose agar anak itu tidak terbentur.
"Ya!---" Teriakan Rose itu terhenti disaat dia baru saja sadar akan hal ini.
Apa yang baru saja terjadi antara dia dengan Jerome itu sangatlah tidak terduga. Rose terdiam dalam seribu bahasa. Dia tidak tau harus mengatakan apa lagi.
Sedikit menyesal karena pernah kesel dengan anak ini.
"Hati-hati. Kau hampir saja terbentur." Kata cowok ini.
Jujurly dia tidak Seperti gayanya. Dia adalah cowok yang smooth and sweet yang sangat baik hati sekali dengan anak perempuan. Beda jauh dengan gaya nya yang cool dan sombong itu.
Kacamata hitam yang digunakan adalah penyebab kenapa dia di juluki pangeran sombong.
Rose malu sekali karena dia rasa dia telah marah-marah dengan anak ini tadi. Rose akhurnya berjalan ke area parkiran dan dusuk di mobil nya Jerome. Hanya sebagai tanda minta maaf saja, bukan karena apa apa.
"Sumpah. Nyesel gue ngundang Rose. Bangsat. Kenapa dia selalu dapat cowok sih?!" Ketus Wendy dengan merasa sangat kesal sekali dengan Rose.
Dia sudah bertahun tahun dengan Rose, tapi tidak pernah sekalipun mereka berdamai. Kadang karena cowok, dan hal hal lainnya.
Wendy segera pergi ke arah sebalik nya, dan merencanakan satu hal yang sangat buruk sekali.
"Lihat aja Lo nanti." Celetuk nya.
Terlihat jika dia sangatlah lelah sekali dengan semuanya. Rose memejamkan matanya sebentar tapi dia tidak tau apa yang terjadi setelah nya. Sedangkan Jerome yang ada disebelah nya baru pertama kalinya menatap cewek yang sangat cantik sekali bahkan disaat dia sudah tidur.
Sama sekali ia tidak akan pernah percaya kalau ada cewek secantik ini yang cuma pakai liptint sama bedak saja. Dia rasa Rose adalah anak yang sangat unik sekali baginya.
Jerome tersenyum lembut.
Mobil nya berhenti karena sudah sampai. Disini dia rasa ada yang salah dengan semuanya. Jerome tertawa kecil, dan dia segera melepaskan sabuk pengaman mobil nya hingga tidak sengaja jika napas nya itu membuat Rose terbangun.
Rose terlihat sangat terkejut sekali. Tentu saja, siapa yang tidak akan kaget jika disaat dia membuka mata pertama kalinya, dia langsung di perlihatkan anak yang sangat tampan sekali dengan wajah putihnya dan struktur wajah yang sangat tersusun seolah dilakukan secara operasi plastik. Dia mirip dengan Barbie pria.
"Kamu sudah bangun? Sabuk pengaman mu sedikit terbelit. Ini bisa membunuh mu. Ahahaha. Kau seperti anak kecil tau. Ga bisa pakai sabuk pengaman." Kata Jerome. Yang tetap saja seperti kulkas meski tertawa seperti itu.
"Uh? I-iya."
Rose agak salting untuk pertama kalinya. Dan saat dia menoleh ke arah kiri nya, dia menatap ibunya yang sudah tersenyum senyum sendiri dengan melihatnya.
Astaga, dia sangatlah tidak percaya sekali akan hal ini. Bisa-bisanya Chika dan Amber yang ada disana juga mengabadikan moment-moment itu? Dia mengambil foto.
"Astaga! Kau tidak pasang kaca film hah?!" Teriak Rose yang baru saja kalau mobil ini tidak terpasang kaca film.
"Ti-tidak. Karena aku baru saja--"
"Aish!!" Ketus Rose dengan segera turun dari mobil ini. Menyebalkan sekali rasanya.