Dua minggu berlalu, waktu menghilang begitu saja. Hari-hari ku sibuk dan produktif, Jackson mengajari ku terus-menerus, mempercayakan aku dengan lebih banyak tugas. Dia berada di tempatku beberapa malam, dan kami menghabiskan sebagian besar akhir pekan bersama. Dia tampak senang ketika aku menawarinya kunci, menarik ku untuk ciuman dalam saat dia melipat tangannya di sekitar logam mengkilap. Dia mengatakan kepada ku bahwa dia menyukai kehangatan tempat ku lebih dari tepi modern ke apartemennya. Dan meskipun dia meyakinkan ku bahwa dia tidak memiliki masalah dengan mengalihkan perhatian ku di lift, dia memberi tahu aku bahwa dia benci melihat betapa tegangnya aku, karena tahu kami akan masuk ke dalam lift.
"Aku tidak suka melihatmu kesal, Maria," gumamnya sambil membelai pipiku. "Kecemasan yang kamu rasakan sangat menggangguku. Aku tidak terbiasa merasakan empati seperti itu terhadap orang lain," akunya.