Chereads / Cinta Cowok Dingin / Chapter 7 - Kesambet

Chapter 7 - Kesambet

Happy reading guys

.

.

.

Dorrrr

"Aaaaaaaa"teriakan Dwi mengema di koridor.

"Hahahahha"tawa tersangka puas melihat reaksi Dwi.

"Monyet lo"kesal Dwi sambil memukul lengan tersangka.

"Hehe santai aja neng sakit tau " jawab tersangka yang ternyata adalah Briyan dengan santai sambil mengelus lengannya yg di pukul Dwi masih dengan disertai sisa tawanya.

"bodo amat"cuek Dwi sambil memalingkan muka.

"Eh itu temen lo kenapa kesambet ya?" tanya Briyan saat melihat Milla yg bengong melihat dirinya tampa mrmperdulikan kemarahan Dwi.

"Milla" panggil Dwi sambil mengibas²kan tangannya di depan muka Milla yg tak memberikan reaksi apa pun. Melihat hal itu Dwi menjadi tambah khawatir.

"Milla lo kenapa? Milla" panggil Dwi dengan nada cemas sambil mengguncang bahu sahabat barunya itu.

"Ee.. Eh apa?gue gak papa kok? " jawab Milla yg seakan baru tersadar.

"Lo kenapa sih? Laper banget ya sampe kaya orang kesurupan gitu? "tanya Dwi masih dgn nada cemasnya.

"Eh gak kok sebenarnya gue tuh terpesona aja sama dia"jwb Milla dgn suara yg mengecil karna malu sambil menunjuk Briyan.

"Gue? "jwb Briyan bingung sambil menunjuk mukanya sendiri.

"I..iya kamu ganteng banget sih"jwb Milla histeris sendiri sambil menutupi mukanya karena malu.

"Haha ya ya mau gimana lagi gue emang ganteng dari lahir sih" jawab Briyan mulai sombong.

Dwi yg melihat itu hanya memutar bola matanya jengah.Kalau ini dunia kartun pasti hidung Briyan yg sudah mancung itu tambah panjang seperti pinokio pikirnya.

Memang tak bisa di pungkiri wajah Briyan memang tampan bak boy band Korea di tambah dengan rambut hitam pekat,hidung yg mancung bak perosotan anak tk,kulit yg mulus, bibir yg merah karena dia tidak merokok serta rahangnya yang tegas menambah kesan seksi.

Jadi pantas saja kalau banyak siswi-siswi yg terpesona melihatnya, karena Briyan adalah contoh laki-laki yang nyaris sempurna kalau saja sifat jahilnya itu.

(Andai saja sifat jahilnya itu hilang dan digantikan dengan sifat cool seperti Fian pasti sempurna.) Pikir Dwi

"Udah ayo Mil kita kekantin gue laper" ajak Dwi sambil menarik Milla karna jengah mendengar tawa sombong Briyan itu.

"Ee... Eh iya" jawab Milla terbata-bata karena dia makin terpesona saat melihat tawa Briyan itu.

"Eh Dwi gue ikut" teriak Briyan saat melihat Dwi sudah menjauh sambil menarik Milla yg masih terus melihatnya.

"Mang mie ayam 2 ya sama air mineral 2 juga" pesan Dwi saat sampai di kantin.

"Nambah 1 lagi mie ayam sama airnya mang" teriak Briyan sambil duduk di samping Dwi

"Lo ngapain ngikutin gue?" tanya Dwi saat melihat Briyan.

"Ye lo mah Wi kan lo tau gue gak kenal siapa² kecuali lo di sini" jawab Briyan memelas dgn muka sedih.

"Alay''

"Bodo" Briyan tak perduli.

"Eh iya lu Milla kan kenalin gue Briyan" kata Briyan saat melihat Milla sambil mengulurkan tangannya.

"Umm iya gue Milla" sahut Milla manjabat tangan Briyan sambil menunduk karena pipinya yg memanas.

" Haha lo lucu ya"tawa Briyan saat melihat reaksi Milla itu.

Mendengar itu Milla langsung melepaskan tangannya dari Brian dan menutupi mukanya yg memerah hal itu memancing tawa Briyan semakin kencang.

Mendengar suara tawa Briyan seisi kantin melihat ke arah nya tampa di sadari karena Briyan sibuk tertawa sedangkan Milla sibuk menutupi mukanya alhasil Dwi yg menyadari untuk pertama kalinya.

"Bian woi"panggil Dwi pada Briyan saat melihat sekeliling kanting melihat ke arah mereka.

"Haha kenapa Wi?" jwb Briyan dengan sisa tawanya.

Belum sempat Dwi menjawab dari sudut kantin terdengar meja yg pukul keras.

Brakkkkkkk

"Berisik"

Satu kata itu membuat seluruh kantin diam tak berkutik.

Tap tap tap

Suara langkah kaki org tadi meninggalkan kantin.

Fuuh

Seisi kantin merasa lega saat orang itu sudah jauh dari kantin.

"Siapa tu orang songong bener?"tanya  Briyan kesal saat melihat Fian berjalan menjauhi kantin.

"Namanya Aldi Alfian Fahreza biasa di panggil Fian dia bad boy d sekolah ini,gak ada yg berani dengan dia.Bahkan banyak guru yang gak berani sama dia"terang Milla.

"Kenapa guru sampai gak berani sama dia?dia anak donatur di sekolah ini ya?"tebak Briyan.

"Memang sih tapi bukan itu yang buat guru gak berani sama dia, tapi karna dia pernah buat pak Darto guru kiler itu masuk rumah sakit sampai kritis"cerita Milla.

"Apa kritis?"kaget Dwi.

"Iya kritis"Milla membenarkan.

"Dengar² katanya sih ya tulang rusuk pak Darto sampai retak"lanjut Milla.

"Gilakk"sahut Briyan tercengang tak percaya sama seperti Dwi yang sampai mengganga tak percaya.

"Bener dia emang gila"Milla membenarkan ucapan Briyan.

.

.

.

Kring kringgggg

"Baiklah semuanya kita lanjutkan lagi besok,sekarang kalian bisa pulang." Setelah mengatakan itu Buk Putri meninggalkan kelas.

"Wi sore ini lo mau kemana?"tanya Milla saat Dwi sedang membereskan buku-bukunya di meja.

"Gak mau kemana-mana sih paling baca novel aja di kamar,emang kenapa?"tanya balik Dwi.

"Gak papa sih,klo lo gak ada acara temenin gue aja yuk."ajak Milla.

"Kemana?"tanya Dwi.

"Ada kafe baru di dekat rumah gue,gue pengen kesana dari 3 hari yang lalu tapi gak ada temen. Lo mau kan nemenin gue?"tanya Milla dengan suara yang di buat memelas penuh harapan serta tangan yang di taruh didepan dada memohon.

"Gak ah males"tolak Dwi sambil menyandang tas di punggungnya.

"Yah Wi ayo lah,nanti gue teraktir deh apa aja yang lo mau"bujuk Milla sambil memelas.

"Oke,jam berapa?"Dwi mengacungkan jempolnya karena tergiur dengan tawaran Milla. Dwi memang dari keluarga yang berada tapi kalau soal makan gratis itu tidak bisa di tolak, karena menolah rezeki itu tidak baik fikirnya.

"Hmm,jam 3an aja entar gue kirim alamatnya"Milla lemas tiba-tiba.

(Habis deh duit jajan gue seminggu)pikir Milla dalam hati. Tadinya Milla bilang begitu dengan harapan Dwi menjawab "tidak usah seperti itu gue bisa bayar sendiri kok".

Tapi kini harapan tinggal harapan karena Dwi malah menerima tawaran basa basinya itu.

"Oke deh gue duluan ya"jawab Dwi sambil berlari keluar kelas.

"Tungguin gue woi"teriak Milla tak terima Dwi tega meninggalkannya, padahal dia tadi menunggu Dwi membereskan buku-bukunya eh dia malah di tinggal.

"Sepertinya gue nyium aroma makan gratis nih" suara Briyan mendekati Milla dengan hidung mengendus endus.

"Eh Briyan mau ikut juga?"tanya Milla.

"Mau lah kan gratis"jawab Briyan cepat.

"He he "tawa terpaksa Milla.

"Gratiskan?"tanya Briyan memastikan sambil mendekatkan muka nya dengan Milla.

"I..iya deh" jawab Milla terpaksa,Milla tak bisa membayangkan bagaimana nasib jantungnya kalau Briyan terus seperti itu sehingga iya mengiyakan dengan mengorbankan uang jajannya selama sebulan.

"Yeyyyy tar chat ya lokasinya"senang Briyan lalu meninggalkan kelas sambil melompat-lompat seperti anak kecil.

Sedangkan Milla melihat Briyan yang berlalu di depan matanya dengan perasaan sedih.

"Aaaaahhhh...uang jajan gue" teriak Milla frustasi.

.

.

.

.

.

Tbc...