Chereads / Cinta Cowok Dingin / Chapter 8 - Oppa-oppa Korea

Chapter 8 - Oppa-oppa Korea

Happy Reading Guys

.

.

.

"Mana sih mereka udah di bayarin juga masa masih buat gue nunggu sih"

Milla ngedumel sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke meja.

Cling (Lonceng pintu berbunyi)

"Nunggu lama lo? " tanya Dwi tanpa dosa.

"Menurut lo? " tanya balik Milla sambil menatap tajam Dwi dan tangan yang masih mengetuk-ngetuk meja.

"Hehehe" Dwi nyengir tanpa dosa Dwi.

"Lo gimana sih kita janjinya jam berapa datangnya jam berapa.Lo tau gak sih gue hampir mati bosan di sini, mana gak ada yg bisa di liat lagi. " omel Milla sambil memperhatikan sekeliling.

" Ya maaf gue tadi tidur dulu, gue lupa kalo ada janji samo lo" jawab Dwi sambil membolak-balik buku menu.

"Lagian lo tau gak sih gue rela buru-buru datang ke sini sampe gak mandi biar lo gak lama nunggu gue" lanjutnya cuek.

"Jadi lo gak mandi? " tanya Milla memastikan sambil menutup hidungnya.

"Enggak,kenapa?" cuek Dwi tampa melihat Milla yg sudah tutup hidung dari tadi sambil menggeser perlahan kursinya menjauhi Dwi.

"Gila lo ya masa gak mandi sih bau tau, terus tu muka udah di kasih cantik-cantik juga dari lahir tapi lo nya jorok gimana sih" omel Milla tak habis pikir.

"Ya elah kan lo sendiri barusan bilang kalo gue ini cantik dari lahir jadi santai aja kali mau mandi mau enggak juga kan emang udah cantik dari dari sananya" sombong Dwi.

"Cantik kalo bauk buat apa"

"Gue gak bauk kok gue kan pakek parfum " jawab Dwi sambil mengendus-endus badannya.

"Nih coba cium" lanjut Dwi mengangkat tangannya ke atas biar Milla bisa mencium ketiaknya.

"Iyuh najis" sungut Milla membuat Dwi terkekeh.

"Halo ladies-ladies" Sapa Briyan sok keren sambil menyender di meja membuat Dwi dan Milla yang sedang berbincang-bincang berhenti dan menatapnya.

"Lo kemana aja sih? lo tau gak kuping gue hampir budek nih dengerin Milla ngomel-ngomel" ketus Dwi sambil mencubit pinggang Briyan yang sedang nyender manja di meja,sedangkan Milla masih bengong menatap Briyan terpesona.

"Au sakit woi" protes Briyan.

"Lo dari mana aja ha? " tanya ulang Dwi.

"Gue ketiduran" jawab Briyan santai seperti di pantai sambil duduk berhadapan dengan Milla yang masih saja bengong menatapnya.

"WOOIII" teriak Dwi di telinga Milla.

"Eh apa apa" jawab Milla kelabakan.

"Hahahhaha" tawa Dwi dan Briyan melihat muka keget Milla.

"Gue ganteng banget ya?'' tanya Briyan.

"Ee...eh" Milla kaget tak bisa menjawab.

"Haha lo ngeliatin gue sampe gak berpaling gitu, segitu terpesonanya ya sama gue?"tanya Briyan di iringi tawa.

"I... ya" jawab Milla putus-putus dengan pipi merona karena malu membuat Briyan semakin tertawa kencang sedangkan Milla semakin membenamkan kepalanya karena malu,melihat itu Dwi pun langsung mengijak kaki Briyan menyadarkannya.

"Au... Apaan sih lo? " marah Briyan sambil melotot.

"Apa apa ha apa" jawab Dwi tampa dosa sambil mengambil lagi buku menu.

"Hmm hari ini gue mau makan yang mahal-mahal mumpung di teraktir" lanjut Dwi membolak balik buku menu.

"Eh" sadar Milla dari kemaluannya saat mendengar kata makanan mahal dari mulut Dwi.

"Jangan dong lo bener-bener mau bikin duit jajan gue sebulan habis ya" lanjut Milla saat benar-benar tersadar.

" Ya gak papa lah kan duit jajan lo juga" jawab Dwi enteng tanpa dosa.

"Ya udah lo makan aja puas-puas tapiiii" kata Milla ngegantung.

"Tapi apa?" sambar Dwi tak sabar.

"Bayar sendiri" Milla cekikikan.

"Enak aja kan lo yang ngajak" protes Dwi memukul meja sebagai protesnya sedangkan Briyan yang menonton hanya cekikikan saja melihat kelakuan Dwi dan Milla yang seperti anak kecil.

Cling² (lonceng pintu berbunyi lagi)

"Wih ganteng banget"

"Beningnya"

"Dia datang sendiri kita dekati yuk"

Begitulah kira-kira bisik-bisik para gadis dengan wajah kagum saat melihat orang yang baru saja masuk dari pintu itu.

"Siapa sih yang datang kok heboh banget?" Dwi penasaran dan melihat sekeliling tapi karena tempat duduk mereka yang berada di ujung dan tertutup tiang dia tidak dapat melihat siapa yang datang.

"Artis kali ya?"timpal Milla ikut memanjangkan lehernya melihat sekeliling.

"Aduh ketutupan lagi, jangan-jangan oppa-oppa Korea lagi" Dwi

"Ngacok lu ye mana ada artis Korea mau masuk tempat terpencil dalam gang kayak gini" kata Brian sambil memukul pelan kepala Dwi dengan buku menu untuk menyadarkan Dwi dari kehaluannya.

"Yee siapa yang tau dia lagi menjelajahi seluruh gang di Indonesia" timbal Milla dengan kehaluannya.

"Bisa jadi, bisa jadi" Dwi membenarkan.

"Huft" Briyan menghelan nafas sambil melihat jengah 2 wanita yang sedang menghalu di depannya itu.

"Kita kesini mau makan kan ya kenapa jadi pada halu si lu pada, kalo mau ngehalu tar aja abis makan pada pulang masuk kamar terus ngehalu deh sampe pagi" kata Briyan membuyarkan haluan 2 wanita itu, jujur sebenarnya bukan dia tidak suka melihat 2 wanita itu dengan haluannya hanya saja perutnya sudah tidak sanggup bila harus menunggu 2 wanita itu menyelesaikan haluannya. Dia juga tidak tau sampai mana mereka akan membayangkan haluannya entah sampai menikah atau bahkan punya anak, namanya juga wanita kalau masalah menghalu tidak ada batasan makanya dia memutusnya untuk menghentikan kegiatan menghalu 2 wanita itu.

"Hiss ganggu aja"desis Dwi dan di angguki Milla.

"Bodo amat" jawab Briyan dengan muka mengejek.

Tap tap tap

Suara langkah kaki seseorang mendekat. Mereka pun kompak menoleh melihat siapa yang datang itu.

"Haah"Dwi terkejut melihat laki-laki yang datang itu dia menggunakan jaket kulit hitam mengkilat serta jangan lupakan sepatu sneakersnya. Dia adalah Fian ya tidak heran mengapa para wanita tadi begitu riwuh saat melihat Fian masuk, dia begitu tampan dan maskulin membuat para wanita yang melihatnya tergila-gila akan ketampanannya.

"Sini" panggil seorang pria saat melihat Fian.

Saat Fian melewati meja Dwi, dia menunduk kepalanya agar Fian tidak melihat nya.

"Akhirnya datang juga" bilang teman Fian yang memanggilnya tadi.

"Ya" jawab Fian.

#Dimeja Dwi#

"Saya mau ini,ini dan ini eeh ini juga deh. Kalian mau pesan apa" tanya Briyan.

"Ee itu bukannya udah Lo pesan?" tanya Dwi sedangkan Milla hanya melihat bingung ke Briyan.

"Enak aja itu punya gue semua ya" bantah Briyan.

"Lo beneran mau liat gue minum air mineral sebulan ya" iba Milla melihat muka ngenes Milla itu membuat Dwi ingin tertawa terbahak-bahak tapi dia tahan karena tidak enak takut dilihat orang-orang.

"Prff...Mmm mm Lo serius banget sih tenang aja hari ini gue yang bayar tagihannya, lagian mana mungkin gue minta bayarin Lo yang seorang wanita padahal ada gue seorang cowok sejati disini" kata Briyan dengan ekspresi mendramatisir.

"Wahhh beneran" saking senangnya Milla sampai menggenggam tangan Briyan dengan wajah kagum.

"Hahah sudah seharusnya nona"

" Ya udah kalo gitu gue gak akan tahan-tahan lagi, saya mau ini,ini,ini,ini,ini,dan ini" tunjuk Dwi pada buku menu.

"Baik ada lagi mbak,mas?'' tanya pelayan itu sambil mencatat pesanan Dwi tadi.

" Saya mau ini aja sama jus jeruk ya" pesan Milla.

"lah kok cuman dikit sih?" tanya Dwi heran.

"Diamah gak kayak lu Wi gak ada malu banyak makannya" ejek Briyan.

"Ee lagian ngapain mau makan aja malu"

"Seharusnya jadi cewek ada jaim-jaimnya dikit dong"

Milla terpaksa harus berada dipertengahan pertengkaran Dwi dan Briyan lagi.

"Idih jaim ga..."

Brakkk

TBC...

Malam Minggu guys yang jomblo gak ada pasangan baca "Cinta Cowok Dingin" aja ya:-P