Jam sepuluh pagi di Kopi Maan.
Li Qiao duduk di dekat jendela sambil mengaduk kopi di depannya dengan sendok.
Dia tampak malas, dengan dagu yang bertumpu di punggung tangannya. Matanya pun terlihat lelah.
Saat ini, Tang Yiting menyeruput kopi dan menekan layar ponselnya dengan keras, "Katakan, apakah Jiang Yi yang melakukannya? Menurutku pelakunya adalah Jiang Yi. Tebakanku tidak mungkin salah!"
Li Qiao melirik Tang Yiting, mengalihkan pandangannya ke luar jendela dan berkata, "Cepat atau lambat, kita akan tahu siapa pelakunya. Jangan khawatir."
"Tidak, apakah kamu tidak khawatir?" Tang Yiting memukul meja dan mengambil ponselnya, lalu mengarahkannya ke depan Li Qiao. "Leluhur, jika kamu perhatikan baik-baik, ribuan pos sudah dirusak. Sudah lebih dari seribu pos! Apakah kamu tidak takut jika kelulusanmu ditunda karena rumor tentang sikap burukmu ini?"
Li Qiao mengangkat alisnya dan berkata dengan malas, "Aku memiliki caraku sendiri."
"Cara apa?" tanya Tang Yiting dengan penuh rasa penasaran. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan, dan sepercik kegembiraan terlihat di dalam matanya. "Apakah kamu… berencana melakukannya? Apakah akhirnya kamu tidak tahan lagi dengan Jiang Yi? Apakah aku akan hidup lama dan menyaksikan semuanya?!"
Li Qiao sedikit tersenyum dan berkata dengan ekspresi yang tidak serius, "Kemungkinan iya."
...
Setelah makan siang, Li Qiao dan Tang Yiting berpisah.
Gosip forum sekolah telah resmi dikunci, tetapi ini tidak menghilangkan antusias orang-orang terhadap rumor Li Qiao.
Li Qiao duduk di dalam mobil Mercedes-Benz sambil memegang kemudi dengan satu tangan dan menunduk, melihat-lihat halaman forum kampusnya.
Membosankan!
Siapapun yang memiliki pikiran dan akal sehat tidak akan ikut terpancing oleh gosip itu.
Li Qiao memegang telepon selama beberapa detik, kemudian dia mendapatkan nomor telepon Li Shaoquan dan menghubunginya.
Akhirnya teleponnya tersambung setelah cukup lama.
"Siapa ini? Kenapa sudah meneleponku jam segini?"
Terdengar suara Li Shaoquan yang mengantuk dan tidak sabar. Li Qiao menatap jam di dashboard mobil dan berkata dengan datar, "Jangan tidur. Bangun dan bekerjalah."
Sambungan telepon hening selama tiga detik, dan tiba-tiba terdengar bunyi sesuatu yang jatuh, diikuti dengan ratapan Li Shaoquan, "Oh, aku jatuh!"
Dewa masa depan Honker jatuh dari atas tempat tidur.
Dia mengutuk dan bergumam lumayan lama, lalu meminum dua teguk teh sisa kemarin yang ada di samping tempat tidurnya, "Kali ini kamu mau menyelidiki siapa?"
"Tidak ada. Retas forum online Universitas Kedokteran."
Li Qiao memberi perintah dengan santai, sedangkan Li Shaoquan tidak banyak bertanya. Dia tertatih-tatih menuju ke ruang belajar, berjalan sambil berkata, "Hanya ini? Ternyata aku berpikir terlalu berlebihan. Setidaknya aku adalah dewa Honker masa depan, aku…"
"Dududu——"
Li Shaoquan belum selesai berbicara, tetapi telepon sudah dimatikan.
Dia memegang telepon dan menggaruk kepalanya, kemudian menguap dan akhirnya pergi kerja.
Meretas forum online adalah tugas yang begitu sederhana. Hanya butuh waktu kurang dari satu menit untuk menyelesaikannya.
Ketika forum online sekolah turun, Li Shaoquan mengirimkan pesan WeChat lagi ke Li Qiao: Forumnya sudah teretas, instruksi apa lagi yang kamu miliki?
Lima menit kemudian——
Li Qiao : [Dokumen]
Li Qiao : Hapus serangan server Senin depan dan kirim konten ini ke forum online kampusku.
Li Shaoquan mengklik dokumen yang dikirim Li Qiao barusan dan melihatnya sebentar. Seketika rasa kantuknya langsung hilang, "Sial, cara ini sangat sosial!"
Dia ingat, sepertinya Senin depan adalah jadwal sidang skripsi Universitas Kedokteran, bukan?
Ayahnya yang kaya raya itu tidak bisa dihasut.
...
Sore harinya, langit senja terlihat sangat pekat.
Li Qiao berkendara menuju gedung olahraga Dong Jiao di persimpangan Dong Jiao Expressway dan jalan utama.
Ini adalah tempat olahraga kelas atas yang menyediakan berbagai jenis aktivitas, seperti golf, bowling, dart, menembak dan lain-lain. Tempat ini mencakup area yang luas.
Li Qiao datang di tempat parkir bawah tanah. Setelah memarkir mobilnya, dia menelpon Nan Xin, "Aku sudah sampai."
Di ujung telepon, Nan Xin tersenyum dan berkata, "Sayang, kemarilah. Sekarang aku di aula bowling 2."