Ketika melihat penampilan Wen Ruan yang terlihat seperti gadis yang polos itu, dalam hati Liu Shuying mulai merasa ragu.
Nona Besar yang tidak bisa apa-apa ini biasanya paling penurut. Jika aku menyuruhnya untuk pergi ke timur, dia pasti akan pergi ke timur dan tidak mungkin akan pergi ke barat!
Tapi apa yang terjadi hari ini? Wen Ruan tidak hanya melawan Liu Shuying, tetapi dia juga sangat pandai berbicara dan bahkan sangat agresif! Batin Liu Shuying.
Liu Shuying menahan kekecewaannya dalam hatinya, kemudian ia tersenyum lembut dan bersikap sangat ramah, "Ruanruan, aku dan Wanwan tidak mengerti maksud mengisyaratkan cinta yang kamu bicarakan. Pikiran Wanwan hanya tentang belajar. Kalian berdua sudah kelas tiga, sudah waktunya belajar untuk persiapan menghadapi ujian. Wanwan adalah peringkat keenam di kelas tiga paralel. Jika dia berpacaran lebih awal, dia tidak akan belajar dengan baik. Benar, kan?"
Berbicara tentang prestasi, wajah Wen Jinzhang tampak sedikit suram. Ye Wanwan berada di peringkat enam paralel, dan Wen Ruan juga keenam, tetapi Wen Ruan peringkat ke enam dari bawah.
Wen Jinzhang melambaikan tangannya dan tidak ingin membuang waktu untuk masalah sepele ini, "Ini hanya salah paham. Katakan saja dengan jelas sebenarnya ada apa dengan kedua anak ini. Ayo kita pergi makan!"
Nyonya Besar Wen ingin membantu Wen Ruan mengatakan sesuatu. Namun Wen Ruan diam-diam mengedipkan matanya.
Nyonya Besar Wen mencubit tangan Wen Ruan yang putih dengan lembut. Kedua nenek dan cucu ini saling memandang, kemudian mereka saling tersenyum.
Di atas meja makan yang besar sudah disiapkan berbagai macam hidangan yang lezat, semua masakan yang dihidangkan itu adalah masakan yang disukai oleh Nyonya Besar Wen, Wen Jinzhang dan Wen Ruan.
Wen Jinzhang melirik Liu Shuying sembari berkata, "Biarkan Pelayan saja yang melakukannya. Kamu sudah bekerja siang dan malam, pasti semua pekerjaan itu sangat melelahkan."
"Jika kalian menyukainya, aku pasti akan merasa sangat senang, meskipun sedikit lelah."
Kemudian Nyonya Besar Wen berkata, "Pekerjaan yang melelahkan juga bagi juru masak untuk membeli, mencuci, memotong, dan menggoreng makanan kita sehari-hari."
Wen Ruan menundukkan pandangannya dan hampir tidak bisa menahan tawa saat mendengar neneknya berkata seperti itu. Di dalam hatinya, ia memberikan pujian kepada neneknya.
Setelah Nyonya Besar Wen berkata seperti itu, Liu Shuying hanya tersenyum dengan canggung. Di depan Wen Jinzhang, ia ingin tetap terlihat lemah lembut dan sopan. Kemudian ia pun berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan, ia menyinggung mengenai ujian bulanan yang akan diadakan minggu depan, "Wanwan, jangan hanya fokus pada pelajaranmu sendiri. Kamu harus lebih banyak membantu Ruanruan saat kamu punya waktu luang."
"Kalian berdua adalah saudara. Kalian harus melewati susah dan senang bersama." Liu Shuying memandang Wen Ruan lagi, ia bersikap layaknya seorang guru yang berbudi luhur dan memiliki pengetahuan yang luas, "Ruanruan, setelah selesai makan, kamu dan Wanwan pergilah ke lantai tiga untuk mengerjakan pekerjaan sekolahmu. Jika ada yang tidak dimengerti, mintalah Wanwan untuk mengajarimu, ya?"
Sebelumnya Wen Ruan ingin menolak dengan tidak sabar, namun ketika mendengar tentang pekerjaan sekolah Wen Ruan tidak menolak sama sekali. Ia pun langsung menganggukkan kepalanya dengan patuh, "Baiklah, aku akan merepotkan Kak Wanwan nanti."
Saat Wen Jinzhang mendengar Wen Ruan yang kini sudah memiliki pemikiran yang terbuka dan mau belajar, dari tatapan matanya ia terlihat sedikit merasa puas.
...
Di lantai tiga seluas 40 meter persegi ini juga terdapat sebuah piano. Agar Ye Wanwan dapat membantu Wen Ruan belajar, Wen Jinzhang mengubahnya menjadi ruang belajar.
Namun Wen Ruan tidak pernah patuh mengerjakan pekerjaan sekolahnya. Ketika Ye Wanwan giat belajar, ia selalu bermain game untuk menghabiskan waktunya.
"Ruanruan, kerjakan soal-soal latihan ujian ini dulu dan tanyakan padaku jika ada yang kamu tidak mengerti."
Ketika Wen Ruan melihat kertas berisi soal-soal ujian itu, tatapan matanya langsung tampak sedikit berbinar, dan dengan cepat ia langsung berkata, "Aku tidak mengerti semuanya."
Dalam hati Ye Wanwan ingin tertawa, jika kamu mengerti maka kamu tidak akan dijuluki sebagai orang bodoh.
"Begini saja, kamu bermainlah dulu dan aku akan menjelaskan padamu setelah aku selesai."
"Baiklah."
Alih-alih bermain game seperti biasa, Wen Ruan justru duduk di depan piano. Ketika Ye Wanwan hendak mengerjakan soal, tiba-tiba ia mendengar suara piano yang keras.
Seketika Ye Wanwan pun langsung menoleh ke arah Wen Ruan, "Ruanruan, jangan berisik. Aku sedang mengerjakan pekerjaan sekolahku."
"Tapi aku ingin berlatih bermain piano."
Rasa menghina terlintas di mata Ye Wanwan, "Jika kamu ingin berlatih, lakukan saja!" Ye Wanwan memasukkan dua bola kertas ke dalam telinganya supaya tidak terdengar suara piano yang dimainkan oleh Wen Ruan.
Setengah jam kemudian.
Suara piano yang keras itu membuat Ye Wanwan sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dalam mengerjakan soal. Ye Wanwan pun marah, ia berjalan mendekati Wen Ruan yang masih bermain piano dengan asal, "Jangan bermain lagi!"
Seketika Wen Ruan langsung mengangkat kelopak matanya. Dengan matanya yang jernih itu, ia melihat Ye Wanwan dengan tatapan yang polos, "Kenapa?"
"Kamu bermain piano dengan sangat buruk, ini sangat menggangguku!"
"Kalau begitu apakah kamu mau mengajariku bermain piano dengan baik?"
Ye Wanwan pun semakin marah ketika mendengar jawaban dari Wen Ruan. Bagaimana mungkin aku mau mengajari Wen Ruan? Batin Ye Wanwan.
Kemudian Ye Wanwan mengeluh, "Kamu tidak punya bakat bermain musik, jari-jarimu tidak fleksibel, dan kamu tidak dapat belajar apapun dengan baik. Bagaimana aku bisa mengajarimu?"
Ketika Ye Wanwan selesai berbicara, tiba-tiba sebuah suara tamparan terdengar. ia ditampar dengan keras oleh Wen Ruan.