Di sebuah rumah sangat besar bak istana,
Seorang pria tua terbaring diam di ranjang king size di kamar utama.
"Pak Dorf, apa kita harus menaruh mata-mata juga terhadap tuan muda?" tanya Rush Kipper asistennya.
Tak lama mata pria tua yang terbaring itupun perlahan terbuka.
"Anak itu berbeda dengan ibunya biarkan dia, aku ingin melihat kemampuannya dalam mengelola perusahaan, cukup kita pantau dari jauh, " ucap pria tua itu.
"Tuan hari ini nyonya kembali meminta uang sebesar 100 juta untuk berbelanja, apa aku harus memberikannya?" tanya Rush.
"Berikan saja, wanita itu kalau keinginannya tidak dituruti pasti dia akan membuat onar, aku tidak ingin nama keluarga Lauders tercoreng karena kenekatannya. "
"Baik tuan aku akan segera mentransfer ke akunnya, saya permisi dulu tuan, " ucap Rush beranjak pergi.
"Tunggu, kemarilah!" ucap Dorf.
Kaki Rush pun tertahan lalu berbalik melangkah mendekati pria tua itu.
"Ada apa tuan,? tanya Rush.
" Apa kau sudah mendapatkan kabar tentangnya?" Dorf menatap asistennya.
Rush Kipper membalas tatapan tuannya nanar.
"Maaf tuan sampai sekarang keberadaannya belum diketahui, saya sudah mengerahkan seluruh anak buah bahkan detektif namun semua berakhir dengan nihil, " jawab Rush penuh perasaan bersalah karena sampai saat ini ia belum berhasil menemukan orang yang dicari tuannya itu.
"Sudah tahun berlalu dan tiada kabarnya, apakah anak itu masih hidup atau sudahkah ia berkeluarga?, sampai kapankah aku harus menunggu anak itu kembali. Saat ini usiaku sudah mencapai 69 tahun aku tidak akan bisa mati dengan tenang sebelum bertemu dengannya, " ucap Dorf tak lama setetes air mata jatuh ke pipinya yang sudah nampak banyak kerutan.
"Tuan jangan berkata seperti itu, tuan harus kuat, dan sehat ia pasti akan segera kembali, apapun akan saya lakukan sampai menemukannya percayalah dan tetap bertahan tuan, " ucap Rush.
Pria tua itu pun tersenyum kepada asistennya,
"Rush terimakasih karena kau selalu setia berada di sampingku, bahkan kau rela jarang bertemu dengan anak dan cucumu demi menjagaku, juga mengurus semua urusan yang berkaitan dengan keluarga Lauders" ucap Dorf.
"Jangan berkata seperti itu tuan, saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan untuk mengabdi kepada anda. Disaat aku sedang terpuruk karena istri yang sangat kusayangi menderita kanker dan membutuhkan banyak dana kau telah membiayai semuanya biarpun pada akhirnya uangmu terbuang percuma karena istriku tetap kehilangan nyawanya karena kanker stadium akhirnya, ditambah kau juga yang telah membiayai pendidikan putraku hingga ia menjadi sarjana, dan kau juga memberikan sebuah perusahaan untuk putraku kelola, saya dan keluarga hidup berkelimpahan saat ini semua karena berkat bantuan dari anda tuan, " ucap Rush tulus.
"Kau sudah kuanggap seperti adikku Rush, tentu saja keluargamu juga menjadi tanggung jawabku, " ucap Dorf.
"Baiklah aku ingin beristirahat, kau boleh meninggalkanku untuk menyelesaikan tugasmu, " ucap Dorf lagi.
"Baik tuan, saya pamit undur diri, " ucap Rush lalu segera beranjak pergi meninggalkan kamar utama.
"Ingat jaga baik-baik tuan besar, jangan perbolehkan siapapun masuk dan mengganggu istirahatnya, " ucap Rush setelah menutup pintu kepada para pengawal yang berjaga di depan pintu kamar tuannya itu.
Rush pun melangkahkan kakinya untuk pergi namun baru beberapa langkah ia telah dihadang sosok wanita yang berdandan sekaligus berpakaian glamor yang masih terlihat muda juga cantik biarpun usianya sudah menginjak 44 tahun.
"Mengapa terburu-buru sekali tuan Rush, apakah kondisi suamiku itu sudah membaik?, tua bangka itu begitu dijaga ketat bahkan diriku istrinya tidak diperbolehkan masuk untuk melihatnya, apa anda takut saya meracuninya?" ucap wanita itu sinis.
"Jaga ucapan anda nyonya!, tuan saat ini sedang dalam masa pemulihan dan beliau yang memintaku untuk tidak membiarkan siapapun menemuinya termasuk anda, lagipula anda bukanlah istri sah tuan besar melainkan hanya seorang wanita yang dinikahi siri olehnya, " ketus Rush.
"Kur*ng a*ar!, kau hanyalah seorang pelayan suamiku beraninya kau merendahkanku, bagaimana pun aku telah melahirkan seorang putra untuknya yang akan menjadi pewaris seluruh kekayaan Lauders, dan saat itu tiba bersiaplah karena kau orang pertama yang akan kupecat!" ucapnya dengan wajah penuh kesombongan.
"Oh ya, baiklah akan kutunggu nyonya!, aku pamit undur diri karena masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan, " Rush segera melangkah pergi dengan gagahnya tanpa menoleh sedikit pun.
Wanita itu mengepalkan tangannya hingga baku-baku jarinya memutih, raut wajahnya terpancar kemarahan.
"Lihat saja Rush, saat tua bangka itu mati dan semua jatuh ketangan putraku kaulah orang paling pertama yang akan ku musnahkan, " geram wanita itu.
Wanita itu pun pergi dengan menghentakkan kakinya kesal, disaat hendak memasuki kamarnya ponsel wanita itupun berbunyi.
Saat melihat panggilan kontak nama yang tertera, ia segera mengangkat nya dengan tergesa.
[Hallo, bagaimana apa kau berhasil menemukannya?]
[ ... ]
[Kerjamu cukup bagus, kirimkan alamatnya sekarang juga kepadaku. Aku akan segera transfer setelah memastikannya kalau itu benar dia, oke ditunggu.]
Wanita itupun segera mematikan ponselnya.
"Akhirnya sekian lama kumencarimu ternyata kau berada satu kota denganku bajin*an, lihat saja takkan kubiarkan kau berbahagia diatas penderitaanku, " terlihat seringai jahat dari bibir merah wanita itu.
Setelah mematikan ponselnya, wanita itupun bergegas masuk kedalam kamarnya yang cukup mewah lalu ia bergegas memasuki walk in closet kamarnya yang tak kalah mewah, terdapat berbagai tas, sepatu, juga baju brended bahkan limited edition yang harganya berkisar jutaan bahkan sampai puluhan juga ratusan juta.
Wanita itu berjalan mengelilingi jajaran baju, sepatu, juga tasnya berganti memilih dengan seksama.
"Saat bertemu dengannya aku harus memberikan tampilan yang terbaik, akan ku perlihatkan betapa bahagia dan cantiknya diriku supaya ia menyesal karena dulu telah mengkhianatiku, dasar bodoh hahaha!" wanita itu tergelak diiringi air mata yang menetes, ia tertawa namun hatinya merasakan kesakitan yang luar biasa menyayat hatinya.
***
Di sebuah Salon,
"Kak Ara hari ini kita ada janji dengan siapa lagi, bolehkah sekarang aku izin pulang soalnya hari ini ibuku harus melakukan pemeriksaan kedokter, " ucap salah satu junior.
"Ya udah pergi saja, nanti begitu miss Jane dateng kakak segera memberitahukan kepadanya, " ucap Ara.
"Terimakasih kak, kau memang selalu jadi kakak senior terbaik di hati kami para junior, aku balik sekarang ya kak, " ucap junior yang meminta izin.
"Oke."
Ara pun kembali melihat juga mengecek jadwal para tamu yang sudah book by telepon, karena memang salon miss Jane ini sudah semakin besar juga terkenal karena banyak para artis n pejabat yang menjadi pelanggan di salon itu, bahkan salon yang di kelola miss Jane sudah memiliki cabang di beberapa kota.
Mendengar ada bel suara pintu terbuka, seketika netra Ara bahkan staf lainnya terpukau melihat sosok wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik masuk ke salon mereka, bahkan pakaian juga accessories yang dipakainya dari ujung kepala sampai kakinya itu begitu mewah yang bisa mereka terka harganya tidak main-main.
Debora maupun Mira segera berlari mendekati wanita itu dengan senyuman teramah yang mereka miliki, berharap bisa melayani wanita kaya itu.
"Selamat datang di salon kami Nyonya, apakah ada yang bisa kami bantu?" ucap Debora.
Namun wanita itu tidak menggubris melainkan melewatinya dengan begitu angkuhnya lalu segera mendekati Ara.
"Apa pemilik salon ini ada?" tanyanya tetap dengan nada sekaligus gaya angkuhnya.
"Kalau anda ada perlu dengan bos kami mari saya antar keruangannya untuk menunggu disana, " ucap Ara ramah sembari menuntun wanita itu masuk ke ruangan pemilik salon tanpa menutup pintunya, sedangkan staf lainnya kembali ke tugasnya masing-masing.
"Silakan duduk terlebih dahulu nyonya, pemilik salon kami sedang dalam perjalanan kemari mungkin sebentar lagi sampai, maaf kalau boleh tahu ada perlu apa anda mencari bos kami?" tanya Ara sembari duduk di sebelah wanita itu dengan ramahnya.
"Aku ingin pemilik salon ini yang mengurus semua keperluanku dari potong rambut, perawatan, spa, dll, " ucap wanita paruh baya itu.
"Maaf nyonya, tapi pemilik salon ini hanya datang memantau ia sudah tidak turun tangan lagi dalam melayani pelanggan karena sibuk mengurus beberapa cabang salon kami yang berada di beberapa kota, kecuali ia menghendaki nya sendiri. Tapi anda tidak perlu khawatir staf senior di salon kami ini sudah sangat profesional bahkan keahliannya setara dengan bos kami apa anda ingin mencobanya?" tanya Ara.
"Tidak, pokoknya aku mau pemilik salon ini yang melayaniku bilang ke bosmu itu aku akan membayar dia 3x lipat asalkan ia khusus hanya melayaniku seorang, " ucapnya sembari berdiri bertolak pinggang menatap Ara dengan keangkuhannya.
" Ta tapi nyonya, bos kami belum ten.... . "
"Kubayar 4x lipat, " wanita itu menyelak ucapan Ara.
"I.. itu aku.... . "
"Kunaikan jadi 5x lipat, menurutku itu penawaran yang cukup tinggi dan pasti bosmu akan menyetujuinya, " selaknya lagi.
Ara begitu tercengang mendengar ucapan wanita paruh baya itu yang ingin membayar 5x lipat dari harga standar mereka yang terbilang sudah cukup mahal.
-Gil* wanita bangsawan dari mana nih?, memang orkay tuh bebas, banyak yang buat makan aja susah nyarinya nah ini duit di hambur-hamburin cuma buat ke salon mending buat nyumbang atau bantu ormis, ckckck. (Batin Ara).
" Wah Siapose yang berani bayar akika 5x lipat?" miss Jane tiba-tiba muncul lalu berdiri di posisi belakang punggung wanita angkuh itu.
Seketika tubuh wanita itu menegang mendengar suara yang cukup lama dirindukannya sekaligus dibencinya.
"Kebetulan bos kami sudah datang nyonya, silakan berbicara dengannya langsung, kami permisi, " akhirnya Ara beranjak pergi kembali keruangannya.
"Hello nyonya ada yang bisikan dibantu oleh akika?" tanya miss Jane.
Namun wanita itu masih enggan berbalik badan dan terus berdiri memunggungi, membuat miss Jane heran.
"Hey nyonya kalau akika boleh bertanya, anda ini siapose?" miss Jane kembali bertanya.
Akhirnya wanita itupun memutar tubuhnya menghadap miss Jane dengan perlahan namun pasti.
"Ini aku Jacky, apa kau masih mengingatku?" tanya wanita itu dengan tatapan penuh kebencian.
"Ka.. kamu... , " miss Jane benar-benar terbelalak dibuatnya.
Bersambung....
Hello para readers ku tercinta, mohon maaf sudah hampir 2 Minggu ini diriku tidak update. Berhubung liburan Natal n Tahun Baru aku sedang diluar kota, Minggu depan baru update Chapter lagi ya.
Jangan lupa kalau suka dengan Novelku ini berikan gift/batu kuasa, juga comment dan review positifnya ditunggu loh.
Masukan ke Collect/Rak Buku kalian supaya saat diriku update novel ini kalian dapat notif nya. terimakasih 🥰