"Hai kak Bara, apa kabar lo?" sapa Raino yang kini hadir dengan senyum sinisnya.
"Hei, apa gerangan CEO baru pusaka grup datang kesini? kayaknya gue gak ada ngundang lo deh," balasnya tak kalah sinis.
"Hmm, gak ada sih, gue cuma mau bertegur sapa sama kakak gue aja,"
"Cih, gak usah basa -basi lo!"
Semenjak kejadian saat itu, Raino dan Bara tak lagi seramah dulu, bahkan jika bertemu mereka bagaikan musuh yang siap berperang kapan saja. Kepergian Pelangi membawa duka mendalam untuk Bara lain halnya dengan Raino yang mengartikan kepergian sahabatnya itu sebagai karma atas kesalahan yang ia lakukan terhadap kakinya yang membuat ia harus mengubur dalam-dalam impiannya menjadi atlit basket profesional.
"Gue ada undangan makan malam buat lo, dan tentunya lo.akan rugi jika menolak untuk hadir," ucapnya seraya memberikan undangan khusus untuk Bara.
Pok !
pok !
pok !
Tepukkan tangan dari Bara ia layangkan, sebagai bentuk haru atas undangan yang Raino berikan secara langsung untuknya.