Chereads / jodoh dari kampung / Chapter 4 - calon satu

Chapter 4 - calon satu

setelah punya motor bagus langkah kakiku makin panjang, semula cuman bisa keliling kampung sekarang sudah bisa kemana mana.tak jarang aku ajak ucok belanja di pondok gede.

malam Minggu.

"Jon makan sate Yok kata Ucok.

"kemana" jawabku.

kita jalan aja dulu kata ucok.

habis tutup aku berangkat menaiki legenda rupanya aku diajak makan sate ditempat tetangga nya dulu waktu dikecapi.

lokasinya persis dipinggir bundaran tol kecapi.cuma bermodalkan gerobak dan kursi ajo saf sudah bisa nyari duit.suananya cukup bising dengan suara dan bunyi kendaraan .

"assalamualaikum" kata Ucok setelah turun dari motor.

"waalaikumsalam ,ada kawan lama rupanya bagaimana sehat" kata ajo saf dengan raut muka bahagia ketemu teman lamanya.

silahkan duduk kata ajo saf sambil merapikan meja bekas orang makan sebelumnya.

"sate dua om "kata ucok.

setelah sate terhidang kami pun menyantap nya.

"pindah kemana, anak orang habis acak acak ditinggalkan, kabar nya mantan kamu pulang nikah sama orang kampung nya "kata ajo saf.

"sukur lah ,ga jodoh mau diapain" jawab Ucok.

"ucok juga sudah nikah" kataku.memberitahukan pada ajo saf,aku yang dari cuma mendengar kan obrolan mereka berdua.

ini siapa Cok kata ajo saf.

"ini Jon tetanggaku yang baru tukang jait ,orang Padang juga"kata ucok memperkenalkan aku pada ajo saf.

"orang Padang?Padang nya mana" kata ajo saf antusias.

"pariaman" jawab ku .

"aku juga Pariaman" kata ajo saf.

"sudah nikah " tanya ajo saf padaku.

"belum "kataku.

"dia lagi nyari om "katal ucok.

"kebetulan bibi gw mau cari mantu.kalau ada waktu kita main kesana , kontrakan didalam dekat masjid, kalau tidak tau nanti tanya saja sama orang" kata ajo saf.

"saya kan dulu lama ditempat kontrakan pak mis saya sholat Jum'at nya disitu" jawabku.

"gampang lah telpon aja kalau kesini.sabtu depan aku libur" jawab ajo saf.

"mana becak yang dulu "kata Ucok.

"aku jual pengen juga mangkal kebetulan ini tanah mertua dari pada dikontrakkan mendingan pakai sendiri "kata ajo saf.

" bungkus satu da kata Ucok setelah kami melahap tak bersisa satu porsi sate Padang yang jarang ketemu.

setelah pesanan sate yang dibungkus nyampe ke tangan kami pun pulang.

hari Sabtu pun tiba

aku menuju kontrakan ajo saf tak jauh dari tempat dia mangkal,tempatnya disamping masjid tempat aku solat Jumat

tak susah mencari kontrakan ajo saf yang ada gerobak sate Padang didepan kontrakannya,aku langsung berhenti dihalaman kontrakan.

"assalamualaikum "kataku.

"waalaikum salam "jawab pok Romlah istri ajo saf yang lagi nusuk sate.

"ajo ada "tanya ku .

"ada didalam masuk aja"kata pok Romlah.

setelah permisi aku ke dapur

"Jo "kataku.

" eh kamu Jon jadi kita kepondok "kata ajo saf.

"jadi dong "jawabku.

"tunggu matang kuah dulu ya dan mandi bentar "kata ajo saf.

berapa jam kuah matang dan ajo saf sudah rapi dan menaiki motor nya kami berangkat.

aku kewalahan juga mengikuti laju kendaraan ajo saf,kami melewati jalan kecapi ,hankam bundaran pondok menyusuri jalan kecil pinggir sungai.gang tambah sempit tak jauh kami pun sampai kerumahnya bibi ajo saf.

"assalamualaikum "ucap ajo saf.

"waalaikum salam" sahut Mak Fitri dari dalam rumah.

"kamu saf" silahkan kan masuk kata bibi ajo saf .

"Fitri ada "tanya ajo saf.

"fitri ada tamu nih "panggil bibi ajo saf.

tak lama Fitri keluar pakai kerudung cukup cantik dia menyalami kami berdua.kemudian Fitri kembali lagi kedalam keluar bawa minum buat kami.kemudian duduk samping ibunya.

"silahkan diminum cuma ini yang bisa kami suguhkan "kata Mak Fitri.

"gak apa apa bi" kata ajo saf.

kami pun meminumnya.

"begini bi atas omongan yang kemarin, saya mau ngenalin teman saya sama Fitri siapa tau cocok" kata ajo saf .

"siapa nama nya "kata Mak Fitri sambil mengulurkan tangannya bersalaman dengan ku

"joni bu "kataku sambil menyalami Fitri dan ibunya.

begini Jon Fitri lahir disini bapak nya sudah meninggal kami cuma tinggal berdua kakaknya sudah pada nikah.jam empat kami dagang nasi dipasar pondok pulang malam, libur paling hari Minggu "kata Mak fitri.

saya buka permak dikranggan sudah hampir dua tahun, kalau soal libur saya bisa kapan saja "kataku.

"gini aja kalau pengen dekat sama Fitri ajak aja jalan sekali dua kali "kata ajo saf.

"iya begitu aja lah bagus nya "kata maknya fitri.

aku lihat cuma mengangguk tanda setuju.

"ya sudah lah ni kami balik dulu tadi lagi masak ditinggal sebentar , istri saya ga bisa mengurus dagangan sate sendiri "kata ajo saf

"paling seminggu lagi saya kesini" ucapku.

kami pun pulang kali ini aku dan ajo saf jalan masing-masing,aku mampir dulu kepasar sekalian beli perlengkapan jait sambil menyelam minum air.

beberapa hari setelah perkenalan ku dengan Fitri kebetulan Mak ku nelpon.

"assalamualikum ni "kataku .

"waalaikum salam Jon, gimana ada jaitan" tanya Mak ku lagi.

"Alhamdulillah uni ada"oh ya Mak kemarin saya dikenalkan sama anak bibi teman saya, kalau jodoh saya mau nikah sama dia"kataku.

"memangnya kamu sudah kaya beraninya nikah" kata Mak ku nada bicaranya agak tinggi.

"kan kalau jodoh belum tentu uni.memang"kata.

"orang mana dia "tanya makku.

"orang sunua" kataku.

"hati hati Lo sama orang sunua rata rata mereka pendatang semua "kata mak ku.

memang nya kenapa Mak kataku.

pusaka mereka tak ada yang luas katamak

kita kan nikah sama dianya bukan mengharapkan harta pusaka kataku.

nanti juga kamu juga mengerti kata maki kesal.

lagi asik ngobrol ada orang ngejait.

"uni ada orang jait ,nanti kita sambung lagi" kataku.setelah selesai melayani pelanggan aku telpon lagi susah nyambung nya.

hari Minggu pun tiba,jam sebelas pagi aku berangkat kerumah Fitri sesampai disana

"assalamualaikum "kataku .Sambil mengetuk pintu

"waalaikum salam "sahut Fitri sambil membuka kan pintu.

"masuk bang "kata Fitri.

"Mak mana "kataku .

lagi masak kata Fitri.

tak lama Mak Fitri datang kami bersalaman.

"beginilah hari libur tak berasa libur sibuk nya sama aja .bebikinan jalan terus kadang saudara Fitri suka datang "kata Mak Fitri.

"ambilin minum fit perintah" mak Fitri.

"ga usah buk tadi udah" kataku.aku takut kalau minum lama lagi aku disini.

kemudian Fitri keluar sudah dandan rapi plus kerudung nya muslimah sekali pikirku.

"kemana kita bang "tanya fitri.

"ketempat Abang dulu yuk "kataku.

Mak Fitri saya bawa dulu" kataku .

"hati hati dijalan "kata Mak Fitri.

kami pun berboncengan meninggal kan rumah Fitri dijalan kami tak banyak bicara kadang kadang dia memegang bajuku kalau laju motor ku agak kencang.

"kok gelap sekali disini bang "kata Fitri.ketika sudah memasuki kawasan tempat tinggal ku Maklum dikampung, pohon pohon masih banyak, ada sawah. rumah dan ruko belum ada.

sesampai di kontrakan jait pintu aku buka pas azan Zuhur berkumandang .

"masuk yuk "kataku.

"ga bang disini aja "kata Fitri.

sambil memandang kejalan,aku beres beres sebentar .

"solat yuk" kataku .

"nanti aja "jawab nya ketus.rupanya dia tak nyaman disini.

selesai solat.

"makan bakso yuk lapar nih" kataku.

" langsung pulang aja mau hujan nih"jawab Fitri.kebetulan langit mendung mau hujan.aku memacu motorku pulang.

dijalan Fitri diam seribu bahasa, sesampai di rumah nya ada temannya menegurnya.

"siapa tu fit tukang ojek tanya temannya . Fitri tak mengubrisnya.dia berlalu masuk dan ganti baju langsung ke dapur nyuci piring cari kesibukan.

didalam rumah .

" cepat amat pulang nya"melihat perubahan sika anaknya.

"ada apa "kata ibu Fitri.

"ga tau dari tadi begitu "jawab ku .kemudian Mak Fitri terdiam sebentar.

" mungkin gak suka kali tempat saya diperkampungan" kataku .sambil mencicipi suguhan yang punya rumah.

"belum biasa aja karena disini rame jadi Fitri sungkan"kata Mak Fitri membuat ku sedikit lega.

"ohya mak lebaran haji saya mau pulang kampung boleh ga Mintak nomor hp nya" kataku.

"hp ibu ga punya"kata Mak Fitri.

"kalau ga ada nomor hp saya minta foto Fitri deh mak buat pegangan saya kalau orang tua saya tanya, atau pengen kenal, soalnya saya sudah terlanjur kasih tau kataku.

Fitri Joni Mintak nomor handphone kata Mak Fitri.

ga ada Mak sahut Fitri.

kalau foto ada ga "kata Mak fitri.

dibilang ga ada ya gak ada "kata Fitri setengah teriak sambil membanting panci yang dia cuci.

"ya sudah lah buk kalau ga ada mah, aku pamit, Fitri ku mau pulang dulu "kataku.

Fitri ga menjawab sampai diluar pun dia tak muncul.

dengan perasaan galau aku melewati gang sempit tanganku berdarah terkena pagar besi rumah warga tak kurasa lagi.

setelah kejadian itu aku dan Fitri tak pernah kontekan lagi

sampai lebaran lebaran haji aku pula.