satu persatu penumpang masuk . salah satu calo tiket mamasuki mobil.
"sekarang diduduk dibangku masing-masing "kata kernet penumpang yang tadinya yang duduk tak sesuai tempatnya mulai mengisi bangku sesuai tiket.
"Mak mau kemana "tegur calo tiket yang tadi ajo sahril mesan tiket sama Uda Roni masih mantu ajo sahril.
"mau buang air kecil dulu "kata nenek. penumpang tadi.
"tahan dulu kata Uda Rudi sambil bercanda.
"boleh aku pipis disini "kata nenek tadi menanggapi dengan serius.
"ga udah jalan nanti auran kemana mana lagi, kalau anak gadis saya biarkan kencing nya rasanya kayak panta kalau nenek"kata Uda Roni tak melanjutkan perkataannya,kemudian Uda roni melanjutkan menghitung.
"jumlah ada dua puluh tiga orang pir "kata Uda Roni memberikan sambil secarik kertas kepada supir.
kemudian klason di bunyikan tanda mobil berangkat dan meninggalkan terminal rawamangun.aku duduk dekat jendela tasku yang tadi diatas aku taruh dibawah buat ganti bantal.
perlahan tapi pasti bis yang aku tumpangi membelah jalanan ibu kota yang macet walaupun jam kerja sudah lewat tetap aja rame.dari balik jendela mobil aku leluasa memandang keluar memperhatikan hiruk pikuknya jalanan.
sesekali terdengar cuitan kenek tanda bis kami ingin mendahului mobil lain atau kode supaya mobil lain memberikan jalan.
"ooop ,ada penumpang pir kata kernet .
mobil berhenti disebuah halte.ada tiga orang yang mau naik ada sepasang anak muda dan seorang nenek.
"berapa ongkos mobil "kata nenek Sopiah.
"sertus lima puluh "kata kernet .
"lapan puluh ya "kata nenek sopiah.
"riko suruh anak itu naik dulu teriak pak sopir kepada kernetnya.
"nanti aja diatas mobil aja harga sewanya jalanan-jalanan macet nek "kata kernet.
dengan dituntun kernet nenek Sopiah ke susahan naik mobil nya.
"ya sudah nek di sini aja duduknya kata kernet sambil menunju ketempat duduk ku.jadi lah aku duduk di kursi panas selama dua hari dua malam.orang lain duduk samping anak gadis aku duduk samping samping orang tua.
perlahan mobil kami mulai memasuki jalan tol sudah tak banyak yang bisa di lihat lagi aku pun terlelap tidur hingga rumah makan omega merak tak jauh dari pelabuhan . satu persatu penumpang turun mereka langsung mencari kamar mck yang dari tadi ditahan,aku pun demikian.
"nak mau turun nenek nitip nasi ya "katanya nenek sopiah. sambil memberikan duit gocap.
aku paling terakhir turun langsung mencari kamar mandi penumpang lain sudah mulai memesan makanan . untung saja hidangan nya sistem prasmanan.
jadi kita memilih sesuka kita.aku cuma makan sama kikil kesukaan ku timun dan sedikitnya sambil.ditambah teh manis dingin.setelah selesai makan aku membeli kan nenek Sopiah ayam bakar sedikit sambal ijo
."salak salak" kata penjul asongannya.
"berapa bang" tanyaku.
"dua kilo lima belas ribu kata abangnya.
"boleh dicoba ga "kataku kemudian Sinabang tukang dagang memberikan beberapa buah salak buat aku coba.kemudian aku beli sekantong buah salak yang tak bisa ditawar lagi.kira setengah jam mobil istirahat.klason mobil berbunyi tanda mau berangkat tak lama kami sampai di dermaga .
suasa pelabuhan merak begitu tenang mobil walaupun antri tapi tak sembrut waktu lebaran idul Fitri.riak riak ombak yang menghempas Dermaga membuat kapal bergoyang goyang dan berapa anak anak berenang mengejar duit yang dilemparkan penumpang kapal.
koin dan uang kertas yang dilemparkan para penumpang kapal Ferry sangat berharga bagi mereka.tak jarang sampai meyelam jauh kedalam laut demi rupiah.kadang ada yang bandel kadang kadang kucing kucingngan sama petugas.
tak jarang ada yang nekad naik ke kapal walaupun sudah dilarang .dengan
celana basah basah ,mereka minta duit sama penumpang kapal .biar mereka melompat pada bagian tertinggi dari kapal itu.
dua anak buah kapal sibuk dengan HT mengatur mobil keluar masuk.
kapal peri bertuliskan Chandra dua Romawi, kapal terlihat paling gagah cat body kapal berwarna abu tua.dan bangunan yang ditas bertingkat tiga.melihat tulisan Candra aku ingat cerita Ujang adik nya lahir dikapal ini maka nya adek nya cewek bernama Chandra.
mobil kami ngantri menunggu giliran seperti biasanya tugas kernet lah urusan surat menyurat. uda Riko kernet mobil turun dan memberikan surat jalan dan sejumlah uang kepada pegawai kapal bagian mengatur keluar masuknya mobil yang bertugas saat itu.
tak lama mobil kami dipersilahkan masuk perlahan dan penuh hati hati biskami melewati jembatan kapal yang terbuat dari lempengan baja tebal sekaligus berfungsi sebagai badan kapal yang bergantung pada dua rantai besi sebelah kiri dan kanan.
sungguh lihai supir bis kami itu walau celah sangat sempit dia bisa memakir kendaraan nya.katanya asal spion bisa lewat mobil pasti bisa masuk. penumpang bis segera turun selain panas asap mobil yang bercampur bikin sesak dada.lantai bawah ini memang diperuntukkan mobil roda enam dan lebih.
untuk mini bus di lantai dua.muatanya pun bermacam seperti hasil bumi dan pabrik.
setelah mobil parkir dan kami disaruh turun tak ada yang tinggal dalam mobil.
"nenek bisa turun" kataku sama nenek sopiah.
"bisa tapi tak bisa buru buru" kata nenek sopiah.
setelah semua penumpang naik aku dan nenek sopiah turun.dia membawa tikar dan rantang yang dia bawa dari rumah.
"nenek naik aja biar saya yang bawa tikar dan rantang "kataku sekaligus menopang dari belakang biar tak jatuh.
akhirnya sampai juga dilantai dua,kami mencari tempat yang aman buat gelar tikar.
"makan cu "kata nenek sopiah menawarkan makanan padaku.
"buat nenek saya sudah kenyang "kataku.
"ga apa apa nenek bawa banyak" kata nenek sopiah.
aku memilih beli pop mi kuah yang diseduh dan campur sedikit nasi.
"ini rendang nenek bikin sebelum berangkat" kesini kata nenek sopiah.
aku makan berdua sama nenek sopiah dan penumpang yang satu mobil juga ikut nimbrung bersama kami.
setelah makan .
"Mak saya mau solat dulu" kataku pada nenek sopiah.
"jangan lama lama" kata nenek sopiah.
"iya "kataku.
aku berjalan mengitari lantai dua tapi Musala tak aku temukan.
"pak Musala dimana ya" tanyaku pada petugas yang pakai seragam seperti nya dia anak buah kapal.
"lantai paling atas mas puncak "kata ABK itu padaku.
aku menapaki tangga besi paling atas gamang juga aku melihat kebawah ditambah tiupan angin laut dan kapal yang oleng bikin kepala ku pening.
tak banyak orang yang solat Zuhur dimusola
di kapal ini apa karena letak paling jauh diatas jamaah jadi malas kesini.
setelah selesai solat aku turun kebawah tempat paling depan pada kapal.
ada gulungan besar mau menggulung rantai seperti putaran buat benang layangan.
perlahan abk menekan tombol kemercing rantai berbunyi nyaring jembatan mulai terangkat dan menyatu Dengan bodi kapal.
tali putih dari serat nanas Seukuran tangan orang dewasa dipuntal Dengan manual setelah mesin kapal menyala klason dibunyikan tanda Kapa mau berangkat.