PETUALANGAN ANTONIO : LIBURAN 1
Waktu terus berlalu, tak terasa kini aku sudah memasuki masa liburan. Aku sekarang menjadi pemilik toko tidak resmi dari Toko Barang Antik Thomson. Karena beliau lebih sering bersama cucunya Nathan dibanding mengurus toko, datang ke toko pun hanya sekedar meninjau dan memperkenalkan anak yang berwajah tampan itu kepadaku, ketika melihat pertama kali aku bisa tahu kalau dia punya kelebihan indera keenam. Dan aku sudah memberitahunya, Tuan Thomson ternyata tidak terkejut karena ayahnya punya hal yang sama, bisa di sebut keturunan.
"Tapi kemampuannya belum sepenuhnya terbuka, tapi dia tahu! kurasa anak itu sudah terbiasa dengan hal yang tak biasa !" kataku, Mr Thomson mengangguk. Dia sepenuhnya percaya kepadaku, karena aku sudah menunjukkan diriku yang asli dalam bentuk Devil dan Angel.
"Begitukah? aku ingin kamu mengajarinya Antonio !" katanya seperti tak keberatan dengan kemampuan cucunya.
"Dia tahu, siapa aku Mr Thomson! bila ingin dia tanya maka akan aku jawab !" jawabku sambil tersenyum. Dia tertegun dan mengerti, kami pun menatap Nathan yang sedang asyik memperhatikan semua benda antik. Aku juga sudah menceritakan semua penghuni di toko ini termasuk wujudnya kepada Mr Thomson. Dia tidak terkejut, hanya tertegun saja.
"Kakek, kakek George mempunyai boneka itu, katanya boneka itu kepunyaan bibi Mathilda !" tunjuk Nathan, George adalah ayah dari tunangan putri Mr Thomson. katanya sih dulu mereka bertetangga. Hanya sekarang sudah lama tidak bertemu. Mr Thomson pernah menjadi dosen disebuah universitas di kota sebelah tempat tinggal mereka, dulu keluarga Mr Thomson hidup sederhana, belum seperti sekarang. Sebenarnya kehidupannya dan putrinya tidak jauh berbeda alias tidak di restui kedua orang tua. Tapi kemudian hidupnya berubah dan begitu pun dengan sikapnya yang seperti ayahnya itu.
"Oh ya? namanya Merrie !" jawab Mr Thomson dan mengambil boneka porselen yang cantik mirip anak perempuan asli dengan gaun cantik, dan tentu saja ada isinya.
"Kalau boneka itu namanya Teddy !" jawab Nathan di usia 10 tahun masih polos dan cute.
"Lalu sekarang di mana ?" tanya kakeknya.
"Disimpan di gudang !" katanya, Mr Thomson terdiam.
"Antonio kamu nanti datang ke rumahnya ya !" perintahnya kemudian, aku hanya mengangguk.
"Memang ada apa kek ?" tanya Nathan heran.
"Sayang, kalau ada benda antik disimpan seperti itu akan rusak! lebih baik di sini !" jawab kakeknya tersenyum. Nathan mengangguk.
Begitulah, kadang Mr Thomson selalu memberikan orderan barang antik kepadaku. Semua kliennya masih sering berhubungan dengannya, bila dulu dia yang mengambilnya kini aku yang di tugaskan untuk itu, bisa di bilang semua pelanggannya sudah aku ketahui dan mereka bukan orang sembarangan.
Liburan pun tiba, ini libur kuliah pertama di musim panasku. Michael Chang mengajakku pergi ke Las Vegas tapi aku menolak, karena ada tugas yang harus aku lakukan. Oh iya, sekarang aku jadi tahu barang antik itu seperti apa. Bisa dikatakan yang tua atau berkarat itu bukan berarti barang antik. Tapi barang antik adalah barang yang mempunyai sejarah panjang dan tidak dibuat lagi, serta mempunyai sesuatu dan seni tinggi. Tentu saja aku belajar banyak dari Mr Thomson, sesekali dia mengajakku pergi menemui kliennya dan menjelaskan semuanya, hal itu terjadi bila Nathan bersama kakek dan neneknya yang lain.
------------------
Kini aku di dalam kereta, penampilanku sudah seperti anak muda pada umumnya. Aku memang menyimpan baju pastorku di lemari, tapi tidak dengan ranselku. Semua kekinian tapi ketika melihat benda di punggungku rasanya aneh, tua kusam dan belel alias warnanya sudah pudar.
Tapi aku nyaman saja, kini aku pun dilengkapi handphone tapi tak ku beli, semua yang ku pakai sekarang pemberian Michael Chang. Dia selalu tidak pernah memakai barang lebih tiga kali, dari pada di buang dia memberikannya kepadaku. Semua bermerek dan branded dari atas sampai bawah, termasuk sepatu. Sedang ponsel memang di belikan ketika aku diajak menemaninya ke toko ponsel terkenal. Dan aku tak bisa menolak.
Kini aku seperti anak orang kaya saja. Semuanya selalu menatapku dengan aneh. Michael mengatakan aku tidak seperti umurku yang sebenarnya sudah kuliah, aku lebih terlihat ke abg atau anak SMU. Dia sangat iri, karena aku awet muda. Memang benar di kampusku pun begitu, aku di anggap anak SMU yang jenius bisa kuliah di sana. Tetapi ketika kuperlihatkan KTP atau kartu mahasiswa baru sadar.
Sejak aku bekerja, tak pernah sekali pun bergaul dengan teman sekampus dan pergi ke manapun karena mereka tahu aku bekerja, tapi sesekali bila malam minggu saja, selebihnya bersama Michael Chang. Aku mulai kenal dan akrab dengan beberapa temannya, termasuk pacarnya Claudia yang memang cantik.
Tak lama kereta pun tiba di tempat tujuan. Aku turun dan melihat kertas yang di gambar Mr Thomson menuju rumah besannya. Yaitu keluarga Wooddrow. Ternyata kota ini lebih kecil dari kota tempat tinggalku sekarang, walau begitu komplit dan cantik bangunannya.
Ada sebuah universitas ternama di kota ini, suasana tenang dan damai. Tidak ramai. Aku suka kota ini, antik bangunannya seperti jaman dahulu. Di sini bagai di masa lalu. Dan akhirnya aku tiba di sebuah rumah tua tidak besar atau kecil tapi asri, dan rata-rata bangunan rumahnya sekitar sini agak mirip satu sama lain. Ada taman bunga indah di depannya.
Aku pun memencet bel, dan melihat suasana yang sepi. Aku melirik ke samping rumah, yang menurut Mr Thomson dulu tinggal di situ. Pintu di buka, aku melihat seorang gadia cantik berdiri.
"Ya ?" tanyanya menatapku dari ujung rambut sampai kaki.
"Anu, permisi! apa ini rumah George Wooddow ?" tanyaku.
"Ya !" katanya singkat, dari penampilannya masih SMU.
"Oh, kenalkan aku Antonio! aku asisten Mr Thomson diminta datang kemari !" kataku sambil tersenyum.
"Kakek ...! ada tamu !" teriaknya dan masuk ke rumah begitu saja. Dan datanglah seorang perempuan tua. Dia menanyakan hal yang sama, dan aku menjelaskan hal sama pula, dia terkejut tapi sudah tahu tentang hal ini. Dan memintaku masuk, Mr Thomson sudah menjelaskan semuanya. Kami ke lantai dua, dan melihat gadis yang tadi keluar dari kamar.
"Ada apa nek ?" tanyanya penasaran.
"Oh, Kakek dan nenek bermaksud memberikan barang yang tak terpakai di gudang ke toko barang antik milik Mr Thomson !" jawabnya, kami pun ke lantai tiga, gudangnya ternyata ada di atap.
Ada sebuah tangga kayu yang menempel di atas, sehingga tinggal menarik kebawah, tangga ini untuk satu orang, Ketika sampai di gudang atap aku tertegun ada banyak koper dan lemari tua, bagaimana bisa masuk ke sna ya ? walau begitu semua tertata rapi dan bersih, ada jendela kecil di atap sehingga ada cahaya matahari masuk. Ruangannya cukup luas.
Rupanya barang di koper, di tata sesuai dengan penyimpannya, ada buku-buku, pakaian, barang pribadi dan lain-lainya. Aku menatap sebuah boneka porselen, walau sudah tua terlihat dari baju pelautnya yang sudah agak kusam tapi ketampan wajah boneka itu tetap membuat orang suka dengannya, aku tersenyum dia mempunyai aura positif, bisa di sebut boneka itu mempunyai kasih sayang tinggi dari pemiliknya. Dan kemudian ku ambil.
"Boneka itu milik putri pertamaku! dia mendapatkannya waktu umur 7 tahun dari pamannya ketika baru pulang dari Eropa !" jelas Rossmary istri dari George Wooddrow. Aku mengangguk.
"Ini salah satu yang akan aku bawa !" kataku. Dia tertegun.
"Maksudnya ... akan di jual ?" tanyanya. Aku menggeleng.
"Hanya menyimpan di tempat semestinya Mrs Wooddrow! sayang sekali kalau ini terjual !" jawabku.
"Oh ya? bakalan mahal ?" tanya Rossmary.
"Sangat ... mahal harganya! bukan hanya langka tapi juga mempunyai sesuatu yang lebih !" jawabku sambil tersenyum.
"Ya, bisa jadi! dia adikku membelinya ketika pulang dari perang dunia kedua berakhir! tadinya untuk anak keduanya yang sedang di kandungan! ternyata lelaki bukan perempuan dan tersimpan selama 15 tahun sebelum diberikan kepada putriku Mathilda ternyata dia menyukainya sampai dia lulus SMU dan di simpan di sini !" jelasnya.
"Oh begitu! dia memang menemukannya di sebuah toko tua di Paris Perancis! boneka ini sebenarnya dari tahun 1920 dan tinggal satu-satunya tersisa! dan tidak terjual lagi! lelaki itu tertarik dan membelinya dengan harga murah, karena pemiliknya akan mengganti usaha tokonya menjadi yang lain !" kataku. Rossmery dan cucunya yang ternyata anak bungsu dari Mathilda bernama Viona tertegun.
"Kok kamu bisa tahu ?" tanya gadis itu.
"Viona, dia ini asisten Mr Thomson kakek Nathan! jadi dia tahu segalanya !" ujar Rossmery tersenyum, aku mengangguk.
Bersambung ....