"Hah???" Nathan terkejut mendengarnya. "Mem-membayar utang?"
"Tapi utang apa hingga sebesar itu? Harus menjual kafe untuk membayarnya!" Pria itu masih tidak mengerti. Mengapa wanita cantik dan muda seperti Nastya sudah mempunyai utang yang sangat banyak.
"Hehe!" Nastya tersenyum kecut sambil menatap ke samping jalan. Perasaannya selalu saja tidak enak jika membahas tentang hal ini.
Dirinya pun sangat menyayangkan hal ini. Menjual kafe itu demi membayar uang ganti pada Narendra. Tapi, juga Nastya tidak membayar uang itu, seumur hidup ini, dirinya berutang satu nyawa pada pria itu. Nastya tidak ingin mempunyai utang apapun.
"Sudahlah! Kau tidak perlu menjawabnya jika tidak mau!" ucap Nathan dengan segera.
Pria itu bisa melihat ketidakberdayaan Nastya dadi bahasa tubuh dan sorot matanya.
"Sebentar lagi sampai di apartemenmu! Jangan lupa besok untuk makan siang besok, ya! Kau sudah berjanji," ucap Nathan lagi pada Nastya. Itu membuat Nastya segera tersadar dari lamunannya.