"Apa???" Giovani dan Alika terkejut mendengarnya.
"Menjual kafe? Nanas, apa kau sudah gila? Untuk apa kau menjual kafe? Bukankah itu adalah sumber mata pencaharianmu?" tanya Alika dengan nada suara tinggi. Masih terkejut dengan pernyataan Nastya barusan.
"Tidak apa-apa! Aku masih bisa bekerja di tempat lain untuk biaya hidup sehari-hari. Dan kalian," Nastya menatap Alika dan Giovani silih berganti, "masih bisa bekerja di kafe itu walau pemiliknya sudah beralih menjadi milik orang lain."
"Nanas, apa kau sedang bercanda? Itu sama sekali tidak lucu!" sergah Giovani sambil menyetir. Tidak percaya dengan ucapan wanita itu.
"Tidak! Aku serius!" Nastya membenarkan. "Aku harus segera menjual kafe itu untuk mengganti uang pada Narendra!"
"Hah??? Uang apa?" Alika menoleh ke belakang untuk menatap sahabatnya itu.