Senyum itu luruh dari wajah Keyra, tanggannya naik, memgangi bekas tamparan yang lagi dan lagi kenapa harus selalu mendarat dipipinya?
Keyra menatap papanya sendu, pria setengah baya ini adalah pahlawannya, pahlawan yang berkali kali membunuhnya dan menyiksanya dengan rasa sakit.
"Kenapa papa nampar aku pa?" Tanya Keyra pelan.
"Kenapa kamu tanya?! Dasar anak nggak berguna kamu!?" Teriak papa Keyra keras.
"Paa" Aulia memanggil papanya namun isyarat dari papanya agar dirinya tetap ditempat membuat Aulia hanya bisa diam disana.
Aulia agak khawatir melihat adiknya berhadapan sendiri dengan papanya saat ini.
Walaupun selama ini sikapnya termasuk buruk pada adik perempuannya itu, tapi Aulia selalu merasa kasihan melihat nasib adiknya.
Keyra hanya diam. Dia tak ingin berbicara apapun, membuat papanya marah sekali lagi.