Chereads / THE BIG BOSS BRONDONG / Chapter 19 - Alex Normal Kok!

Chapter 19 - Alex Normal Kok!

19.

Alex Normal Kok!

~Mungkin  kau patah dan tak mudah melepaskan. Bertahan demi kebahagiaan orang lain. Dan melupakan kebahagiaan dirimu sendiri. ~

Pupus.

copyright ©irma karameena the novel & the quotes

***

Malam itu, Alex menelepon Kreci. Setelah gadis itu sempat mengiriminya pesan Whatsapp. Kreci yang sedang belajar di kamarnya kaget karena Alex meneleponnya.

"Halo," kata suara mungil itu. Bulu kuduk Alex berdesir. Suara Kreci bener-bener lembut dan kecil. Sangat menggelitik hatinya.

"Hmmm, Kreci, kau sedang apa?" tanya Alex.

"Belajar," jawabnya singkat.

"Mau makan malam bersamaku?" tanya Alex.

"Sekarang?" Kreci tampak gugup. Suaranya selalu terdengar lemah dan pasrah.

"Enggak, tahun depan gimana? Ya sekarang dong, Kreci!" katanya.

"Aku sudah makan," kata Kreci.

"Ayolah makan lagi. Atau temani aku saja," kata Alex.

"Oke," kata Kreci.

Yesss!!! Alex harus memepet Kreci. Pokoknya jangan sampai lolos. Batin Alex.

"Pak, ke rumah Kreci!" kata Alex pada sopir.

"Siapa Kreci tuan?" tanya sopir.

"Gadis tadi yang paman bilang pacarku," kata Alex kesal.

"Oh jadi beneran pacar ya?" katanya.

"Sudahlah jalan saja paman," kata Alex tak sabar.

"Buru-buru amat, Tuan. Kangen ya?"

"Iya dong paman," jawab Alex tak punya jawaban lagi. Ah, sudahlah daripada dikatain homo. Batin Alex. Tak ada Pupus, Kreci pun jadi. Tetapi, tunggu! Apa tadi? Jadi Alex sebenarnya suka pada Pupus.

Sudah lama sebenarnya suka pada sepupunya itu. Bahkan saat mereka masih mengira saudara sekandung. Alex sebenarnya merasakan getaran yang berbeda. Tetapi Alex sering menepisnya. Jadi dia memilih suka pada Misca saja. Lagipula sangat tidak mungkin memacari Pupus yang suka mengeluarkan ludah sembarangan. Menjijikkan! Batin Alex.

Sudah sampai di depan rumah Kreci. Dan gadis mungil, lugu dan imut itu sudah menunggu di depan rumahnya. Alex membukakan pintu mobil untuknya. Dan memegang tangan Kreci dengan hati-hati. Alex melemparkan senyum manis padanya.

Alex memilih tempat makan yang nyaman. Ada alunan musik romantis. Sopir menunggunya di luar kafe. Alex sedang memilih menu. Lalu sambil menunggu menu datang. Alex buru-buru ingin mengatakan sesuatu pada Alex. Dia merasa seperti dikejar deadline.

"Pus... Eh, Krec.. Sorry," kata Alex.

"Iya?"

"Kau tahu bintang-bintang itu?"

"Enggak."

"Bintang-bintang itu seperti kamu. Kecil tapi bersinar," kata Alex.

Kreci tersipu.

"Krec, ngomong-ngomong kau nggak punya pacar?" tanya Alex.

Kreci menggeleng.

"Apa hatimu kosong?" tanya Alex.

"Nggak. Ada kok," kata Kreci.

"Benarkah? Yah...," Alex tampak kecewa.

"Kenapa?" tanya Kreci lagi.

"Kalau kosong, aku ingin menempati ruang hatimu itu," kata Alex.

Kreci tersenyum lagi. Memandang Alex malu-malu.

"Kan kau sudah masuk ke dalam hatiku," jawab Krecilia.

"Benarkah? Apa ini takdir?" kata Alex setengah kaget, "kalau begitu ayo kita pacaran!"

"Ayo! Tapi.. pacaran kan harom," kata Kreci.

"Terus?" Alex lemas lagi.

"Bagaimana kalau kita berteman tetapi pura-pura pacaran?" kata Kreci.

"Kenapa gak sekalian aja sih?" tanya Alex kesal.

"Ya sudah terserah saja. Ayo kita pacaran. Tapi dengan satu syarat!" kata Kreci.

"Apa?" tanya Alex dengan suara dilembut-lembutin.

"Jangan mesum! Aku nggak mau," kata Kreci.

"Oke baiklah. Itu perjanjian kita! Deal!" ujar Alex menyalami Kreci, "aku akan mengumumkan pada dunia kalau kau pacarku Kreci. Aku sangat mencintaimu!"

Alex ingin memeluknya tetapi persyaratannya tadi tidak boleh mesum. Alhasil, Alex berusaha menahannya. Akhirnya Alex punya pacar juga. Dan itu pacar pertama Alex. Krecilia. Nama lengkapnya siapa ya? Bahkan Alex belum sempat bertanya saat makan malam tadi. Ah, yang penting, akhirnya Alex bisa mimpi indah dan tidur nyenyak. Alex bisa bernapas lega.

"Selamat tidur Kreci," kata Alex pada Kreci di telepon.

Sebelum Alex tidur, dia sudah menyebarkan isunya sendiri. Dia menguploud foto makan malamnya dengan Kreci. Dia membuat seolah-olah, berita itu dari paparazi sekolah. "Beres!" ujar Alex.

Benar saja, berita itu langsung tembus trending twitter. Dan dibaca oleh puluhan juta jiwa netizen. Kisah cinta viral unconditional love antara Alex-Kreci. Alex menerima Kreci apa adanya, yang notabene bukan cewek seksi seperti geng Salmon Sosialita.

Komentar-komentar netizen memang sangat ganas.

"Gila!! Kreci beruntung!" kata salah satu komen.

"Alex bukan homo. Dia normal tapi seleranya rendah!"       

Kenapa komentarnya jadi negatif ke Kreci ya? Alex harus berjibaku melindungi gadis mungil, kecil nan lucu seperti marmut itu.

Paginya, semua sekolah memandangi mereka berdua. Alex sengaja pagi-pagi itu menjemput Kreci dari rumah. Mengajaknya berangkat sekolah bersama. Alex dan Kreci bergandengan tangan seperti raksasa dan sicantik putri salju. Semua mata tertuju pada mereka berdua.

"Krec, ngomong-ngomong tinggi badanmu berapa?" tanya Alex.

Kreci dengan polos menjawab, "150 cm gak sampai."

"Oh oke baiklah. Tinggiku 185 sentimeter," kata Alex sambil menggandeng bahu Kreci yang lucu. Alex tiba-tiba membopong Kreci. Dan itu terlihat sangat lucu dan romantis. Semua cewek-cewek yang memandang mereka jadi mengiler.

Alex membuat Kreci bak princess. Tak pernah terbayangkan Alex akan melakukan hal ini. Ini semua gara-gara rumor itu. Tetapi Alex mau bertanggung jawab pada Kreci. Alex menyukainya kok. Hanya saja, ini terlalu cepat. Mungkin karena jodoh juga.

Alex mengantarkan Kreci ke kelasnya. Ternyata Kreci satu kelas dengan Pupus dan geng Salmon Sosialita. Kreci memacari brondong rupanya. Usia tentu saja lebih tua setahun dari Alex. Tapi tampang, Kreci seperti anak SMP.

"Krec, nanti ketemu lagi ya," kata Alex.

Kreci mengangguk dengan senyum manis dan imutnya. Ah, Alex ingin mencubit pipinya.

"Krec, bolehkah aku mencubit pipimu?" tanya Alex.

Kreci mengangguk lagi.

"Ihhhhh...Lucunya!" Alex mencubit pipi lucu Kreci. Dan gadis mungil itu bukan main senangnya.

Geng sosialita itu ikut berkomentar.

"Ih, mereka romantis banget sih!" kata Kartika.

"So sweet!!!" timpal Adilla.

"Jadi ngiler," kata Tasya.

Alex melambaikan tangannya. Dan menuju ke kelasnya. Gadis-gadis diluar kelas Kreci mengikuti Alex dari belakang.

"Dadagh pacarku!" ujar Alex.

Alex tetap saja dikerubuti cewek-cewek toxic itu. Apa sih sebenarnya mau mereka? Kemarin menghina Alex sebagai homo? Sekarang kembali mengejar-ngejar Alex bak kawanan pelakor. Wanita memang selalu membagongkan. Padahal Alex sudah jelas-jelas pacaran dengan Kreci.

"Jadi kamu beneran pacaran sama dia?" tanya Dina.

"Seperti yang kau lihat," jawab Alex singkat.

Eh tunggu, kenapa Pupus tak memarahinya tadi. Alex sempat melirik Pupus hanya memperhatikan mereka berdua dengan wajah mau muntah. Tetapi gadis sirine itu tak meneriakinya.

"Eh Kreci," Pupus tiba-tiba duduk disampingnya, "dibayar berapa kau sama dia?"

"Heh?" Kreci menoleh dengan wajah innocent-nya.

"Alex membayarmu kan?" tanay Pupus.

Kreci menggeleng, "nggak, kami memang pacaran."

"Apa?" mendadak Pupus menjadi tersengal dan bengek, "uhuk-uhuk-uhuk. Jadi itu serius?"

Pupus tak percaya ini. Kenapa Pupus merasa lebih baik Alex itu homo saja? Daripada dirinya melihat kemesraan Alex dan Kreci. Sumpah, perut Pupus mendadak mual saat melihat mereka bergandengan tangan seperti anak TK. Hahaha. Pupus menertawakan mereka tetapi kenapa mual perutnya?

"Kepalaku pusing," kata Pupus lalu dia berpindah lagi ke bangkunya sendiri. Kreci hanya memandangnya heran.

Tiba-tiba saja. Mata Pupus berkunang-kunang. Seketika Pupus ambruk. Dia pingsan. Hatinya tak kuat menopang rasa cemburu yang demikian besar. Itu sangat memukul hatinya terlalu dalam tanpa dia sadari.

***

to be continued...