Brukkk!
Agesti melempar sepatu nya dengan kasar ke tempat semula. Wajahnya terlihat masam saat ia baru saja pulang dari kampus seorang diri. Andai saja ia tidak menunggu Oliv selama satu jam di taman, mungkin gadis itu sudah merebahkan diri di atas kasur seperti yang sedang dilakukan Wilia saat ini.
Langkah kaki nya terhenti saat melewati kamar tamu tempat Wilia dan Oliv tidur. Perhatian nya beralih ke arah pintu kamar yang setengah terbuka. Agesti berjalan pelan ke arah nya karena mendengar suara seseorang yang sedang berbincang melalui sambungan telepon. Ya, tentu saja itu adalah suara Wilia. Tampaknya Gadis itu tengah mengobrol serius dengan lawan bicaranya.