Chereads / HIGH CLASS JOMBLO / Chapter 28 - COKELAT UNTUK OLIV

Chapter 28 - COKELAT UNTUK OLIV

Pagi hari yang cerah pun tiba, namun tidak secerah hati dan keadaan yang sedang Agesti hadapi saat ini.

Karena ia pulang ke kosannya dengan basah kuyup tadi malam, pagi ini Gadis bertubuh tinggi itu masih meringkuk di atas kasur dengan selimut tebal menutupi seluruh bagian tubuh nya.

Dengan kondisi hidung yang tersumbat juga temperatur tubuh nya yang tiba-tiba meninggi membuat gadis itu terpaksa tidak bisa pergi ke kampus hari ini.

Wilia dan Oliv yang sudah bersiap pergi pun tampak tidak tega melihat Agesti yang biasanya ceria dan bersemangat itu kini layu bak bunga yang sudah lama tidak disiram.

"Apa kita juga jangan pergi ke kampus aja ya, Wil? Kasian Agesti di sini sendirian." Oliv mengelus pergelangan tangan Agesti yang setengah tertutup selimut.

"Ngaco Lo! Hari ini ada mata kuliah nya Bu Siska, Lo gak takut apa kalo calon mertua Lo sidak ke kosan kita bertiga?" Sahut Wilia sembari menyisir rambut nya yang bergelombang.

Sekedar informasi, sisir kebanggan milik Wilia kini sudah tidak dipinjam oleh Oliv lagi. Hal itu karena Wilia dengan kebaikan hatinya sudah membelikan sisir untuk masing-masing sahabat nya terutama Oliv si tukang mengantri sisir.

"Ish, apaan sih Lo! Gue udah bilang berkali-kali, jangan suka sangkut pautkan Gue sama keluarga si Culun itu." Sungut Oliv kesal.

Wilia hanya terkekeh mendengar jawaban Oliv namun sebenarnya tidak begitu peduli dengan ucapannya tersebut.

"Udah lah, ayo berangkat! Biarin Agesti istirahat." Ajak Wilia.

"Jadi, kita tetep berangkat?" Tanya Oliv dengan ekspresi nya yang datar.

"Yoi, terus Lo mau bolos bareng Agesti gitu? Nanti kalo dosen nanyain kalian sama Gue gimana?"

"Bilang aja Gue juga gak enak badan sama kayak Agesti."

Wilia berdecak kesal sebelum kemudian menarik paksa lengan Oliv agar pergi ke kampus bersama nya pagi ini.

"Alesan aja Lo! Cepetan, nanti kita kesiangan."

---

Sesampainya di kampus, Oliv yang sebenarnya malas masuk ke kelas tetap dipaksa oleh Wilia sambil terus ditakut-takuti perihal keganasan Bu Siska yang disegani hampir seluruh mahasiswa di kampus mereka.

Tepat di depan pintu masuk ke kelas mereka, Celo rupanya sudah menunggu Oliv dengan wajah ceria saat melihat sang pujaan hatinya datang.

Sambil membuang nafas kasar, Oliv segera mempercepat langkah nya untuk masuk ke dalam kelas agar Celo tidak mengganggu nya.

"Wilia yang tertinggal di belakang hanya tertawa kecil melihat perjuangan Celo untuk mendapatkan hati Oliv sepenuhnya.

"Neng Oliv, Celo punya sesuatu buat Neng Oliv." Ucap lelaki culun itu sambil menguntit Oliv dari belakang.

"Apa lagi sih, Cel? Masih pagi nih, jangan bikin mood Gue berantakan ya!" Pungkas Oliv masih berusaha menahan emosinya.

Gadis berambut sebahu itu pun duduk di kursi nya sambil menyangga kepala dengan satu tangan menghadap ke arah white board.

Celo yang setia berdiri di samping nya itupun sibuk mengeluarkan sesuatu dari tas ransel nya yang penuh, entah Celo membawa perkakas apa ke kampusnya - yang jelas, tas ransel nya tampak begitu berat setiap hari.

"Cel, nyari apa Lo?" Tanya Wilia yang baru datang kemudian menepuk bahu teman sekelasnya tersebut.

"Ini, Wil.. nyari cokelat buat Neng Oliv." Jawab Celo sambil cengengesan.

"Widih, sweet juga ya Lo. Pagi-pagi udah ngasih cokelat aja."

"Hehe, apa sih yang enggak buat Neng Oliv."

"Idih, apaan sih Lo! Lagian siapa yang minta di bawain cokelat sih?" Oliv langsung menanggapi ucapan Celo dengan sinis.

Untung nya, Celo adalah lelaki yang pantang menyerah. Oliv adalah cinta pertama Celo seumur hidupnya. Sebelum berpacaran dengan Andre, Celo bahkan sudah lebih dulu menyukai Oliv.

Lelaki itu menyodorkan dua cokelat batang yang cukup mahal untuk kantong seorang mahasiswa yang hanya ngekost di tempat paling murah seperti Oliv dan kedua sahabatnya.

"Kemarin Celo buka Instagram, terus liat Oliv posting story foto cokelat kan? Makannya Celo beliin Oliv cokelat ini, nih ambil! Buat Oliv semua." Dengan rasa optimisme yang luar biasa, Celo terus membujuk Oliv agar gadis itu mau menerima cokelat pemberian dari nya.

"So sweet... Liv, ambil! Gue jadi terharu, dia perhatian banget sama Lo." Pungkas Wilia setengah berbisik ke dekat telinga Oliv yang duduk di sebelahnya saat ini.

Raut wajah Oliv berubah kemerahan. Sebenarnya ia juga tersanjung dengan sikap Celo yang begitu perhatian kepadanya padahal ia sendiri lupa bahwa kemarin dirinya sempat memosting sebuah gambar cokelat di akun media sosial pribadi miliknya.

Maksud Oliv saat itu adalah untuk menyinggung Andre yang juga masih sering melihat story di media sosial nya perihal saat-saat Andre berusaha mendekatinya dulu dengan membawa sebatang cokelat setiap hari. Namun tanpa sengaja, malah Celo yang masuk ke dalam jaring nya saat ini.

Dengan ragu-ragu, Oliv pun menerima cokelat pemberian dari Celo. Tampak wajah lelaki di depan nya langsung berseri-seri penuh kebahagiaan.

"Thanks." Ucap Oliv singkat, padat, namun begitu berkesan bagi Celo yang sedang di mabuk asmara.

"Sama-sama Neng Oliv."

"Oh iya, Gue gak suka ya Lo panggil Gue dengan sebutan Neng! Panggil Oliv aja." Pungkas Gadis itu sembari membuka kasar bungkusan cokelat batang di tangan nya.

Dengan sigap, Wilia pun merebut cokelat yang sedang di pegang oleh Oliv saat ini.

"Cel, Gue minta satu ya! Boleh kan?" Tanya Wilia tanpa menoleh ke arah Celo ataupun Oliv sekalipun.

Gadis pemilik rambut bergelombang itu tampak langsung menggigit bagian atas cokelat tersebut tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Boleh kok, Wil." Jawab Celo sedikit terlambat.

"Oh iya, Neng Oliv.. hm, maksud Celo.. Oliv, mau gak Celo ajak makan di kantin nanti siang?"

"Mau, mau, mau." Jawab Wilia dengan cepat.

Oliv hanya memijat kening beberapa saat tanpa mau menimbrung dialog Wilia dan Celo.

"Oliv gimana?" Tanya Celo masih berusaha mendapat jawaban dari sang pujaan hati.

"Ya udah terserah, terserah Lo! Udah sana mending Lo duduk, sebentar lagi nyokap Lo masuk." Titah Oliv sembari mengibaskan tangannya ke udara mengusir Celo yang sudah membuat kepalanya pusing sepagi ini.

Lelaki itupun menurut dan langsung duduk di kursi nya sendiri setelah Oliv meng-iyakan ajakan nya.

"Liv, cokelat nya enak! Makan cokelat dulu nih, biar mood Lo balik lagi." Wilia menyerahkan sisa cokelatnya yang tinggal setengah itu kepada Oliv yang masih tampak cemberut.

"Makan aja buat Lo semua! Biar makin mekar tuh pipi." Sahut Oliv dengan ketus.

"Beneran nih? Buat gue semua?"

Oliv memutar kedua bola mata nya sambil merebut sebatang cokelat yang masih terbungkus rapih dari tangan Wilia si perampok.

"Gak, ini punya Gue."

"Ah, malu-malu kucing Lo! Tadi aja Lo marah-marahin Celo, tapi sekarang cokelat nya Lo terima juga! Gengsi jangan kebanyakan dikasih makan! Nanti malah jadi kebiasaan, Mau tapi malu, haha."

"Berisik banget sih, Lo!"

"Ish.. ampuuuuun! Sieun pisan ngamuk na, hehe (takut banget ngamuk nya, hehe)."