Karena Kenzie telah memberinya seekor anak burung yang di letakkan di gudang Ocha mau tidak mau harus datang dan memberi nya makan. Malam itu seperti biasa Ocha datang ke gudang melihat burung kecil di sangkarnya yang mencicit kelaparan.
Ocha mendekati sangkar burung dan menyapanya "Burung kecil! Apa kau baik-baik saja?" Ocha melihat tempat makanan dan minuman burung kecil itu masih penuh berisi makanannya, Ocha menghela napas lega karena burung itu tidak akan kelaparan "Dia dan aku sudah setuju akan bertemu jam tujuh malam di sini. Aku pikir dia akan datang lebih cepat, tapi ternyata aku yang datang lebih cepat. Baiklah, aku akan memainkan satu lagu untuk mu dulu. Oke.."
Burung kecil mencicit. Ocha berjalan ke arah piano dan mulai menekan tuts piano dengan lembut.
Di tempat lain Kenzie terbaring di tempat tidur sedang di periksa oleh seorang dokter. Eko yang sudah membenci Kenzie masih tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mempermalukan nya.
Eko berkata pada dokter "Penyakit seperti apa yang bisa membuatnya jatuh pingsan seperti itu. Kalian harus memberiku jawaban, karena aku sudah berjanji pada orang yang mengurus acara amal. Aku harus menulis secara detail laporannya mengenai masalah ini."
Lara menatap Eko tidak senang. Kenapa ia merasa kalau Eko sangat ingin menjatuhkan Kenzie di matanya. Benar-benar merusak pemandangan.
Kenzie yang terbaring di ranjang pun bangun dan segera duduk "Jangan khawatir! Ini hanya penyakit lama.." katanya berusaha duduk dengan susah payah "Aku lupa membawa obatku. Aku juga akan baik-baik saja setelah pulang dan istirahat."
Eko tertawa sinis seolah yang di katakan Kenzie adalah lelucon yang sangat lucu "Penyakit lama? Apa kau bicara mengenai pura-pura gila sehingga kau bisa kabur setelah mengganggu orang? Penyakit apa itu? Percaya atau tidak aku akan lapor pada direktur Robert sekarang, bahwa seseorang mencoba mengacaukan acara amalnya."
Mendengar itu lara langsung membuka mulutnya "Hei! Tidak ada alasan untuk memberitahu ayahku!"
Wajah Eko berubah polos dan lembut ketika menatap Ocha "Kenapa tidak?"
Saat mereka akan berdebat seorang dokter datang membawakan hasil pemeriksaan "Pemuda ini benar-benar sakit karena otaknya kekurangan oksigen, yang menyebabkan nya pingsan! Tapi menurut penjelasan penyakitnya hanya dia yang tahu. Aku menyarankan kau pergi ke rumah sakit dan dapatkan pemeriksaan yang lebih lengkap. Inilah keuntunganya karena kau bisa mengetahui penyakit mu lebih cepat." Jelas dokter dengan ramah.
Lara terkejut ia masih berpikir kalau Kenzie benar-benar berpura-pura pingsan tapi ternyata dia benar-benar pingsan. Sedangkan Eko yang juga mendengar penjelasan dokter menggeleng tidak percaya menolak untuk menerima penjelasan dokter tersebut.
"Bagaimana mungkin! Dia jelas berpura-pura jatuh pingsan!"
Kenzie masih memegang kepalanya dan melihat jam di pergelangan tangannya. "Kalau begitu tolong katakan pada direktur Robert dokter nya menyarankan aku untuk pulang dan istirahat, terima kasih kutu buku!" Kenzie akan pergi namun ia berbalik menatap Lara dan mengedipkan sebelah matanya tersenyum manis.
Lara yang masih memikirkan penjelasan dokter ingin menghentikan Kenzie dan membawanya ke rumah sakit. Ia tahu dokter tidak akan mengatakan hal omong kosong jika dia mengatakan untuk memeriksa nya lagi di rumah sakit maka jelas penyakit Kenzie sangat serius. Tapi laki-laki itu sudah pergi dengan terburu-buru.
Di parkir Kenzie masuk ke dalam mobil dan menyandarkan kepalanya yang masih terasa pusing dan berat, tapi ia sudah melewati janjinya dengan Ocha. Ia harus buru-buru menemui gadis itu.
Kenzie melihat jam tangannya lagi, pandangannya buram "Sial, sudah jam delapan.. aku harus cepat!" ujarnya pada diri sendiri. Kenzie mengambil botol obat di dalam laci mobil mengambil sebutir dan menelannya tanpa bantuan air. Setelah menyalakan mobil ia langsung pergi meninggalkan tempat acara amal tersebut.
Di tempat lain Ocha yang sedang bermain piano terkejut dengan kedatangan suami bibinya Johan. Ocha segera berhenti bermain berjalan mundur menghindari Johan yang semakin mendekat padanya.
"Kau! Apa yang kau lakukan di sini!" tanya Ocha berusaha untuk terlihat kuat dan tidak takut.
Tiba-tiba Johan memberikan setumpuk uang pada Ocha membuat gadis itu bingung "Apa ini?"
"Bukankah kau butuh uang! Kau bisa membuka bajumu untukku! Seperti yang kau lakukan pada Kenzie!" kata Johan dengan senyum mesumnya.
Ocha terkejut "Omong kosong apa yang kau bicarakan!" Ocha melempar uang di tangannya ke wajah johan. Dulu pertama kali ia datang ke gudang Kenzie memang pernah memintanya untuk membuka pakaiannya sebagai bayaran karena telah berani menyentuh piano berharga miliknya tapi laki-laki itu juga segera menghentikannya dan mengubah cara pembayarannya. Dengan ia bermain piano untuk Kenzie setiap malamnya. Tapi bagaimana Johan bisa tahu?
Ocha siap akan pergi tapi Johan menghalanginya "Jangan berpura-pura lagi, kau datang ke tempat ini setiap hari untuk bertemu dengan Kenzie! Seperti aku tidak tahu saja apa yang kau lakukan bersama nya."
Ocha masih berusaha bersikap tenang dan menjaga jarak dari Johan tangannya bergetar kakinya terasa lemas tapi ia harus kuat jika tidak ingin di manfaatkan oleh laki-laki mesum ini.
"Hubunganku dengannya tidak seperti yang kau pikirkan!"
Johan berkacak pinggang di hadapan Ocha "Jika tidak seperti yang ku pikirkan! Lalu seperti apa?" Johan melangkah maju Ocha juga mundur "Diam-diam menyelinap ke sini setiap hari. Kau pikir aku tidak tahu?"
Ocha mulai merasa takut pada Johan yang terus melangkah maju ke arahnya. Ocha memeluk erat-erat tas di dadanya.
"Kau bisa berhenti berharap pada Kenzie! Dia tidak akan datang, dia sangat sibuk, dia bersama seorang gadis cantik ikut acara amal.." kata Johan sambil memanasi Ocha. Wajah jeleknya semakin menyebalkan di mata Ocha. "Dan karena aku tahu dia tidak akan bisa datang makanya aku datang menemui mu di sini! Malam ini hanya ada kita berdua!" katanya tersenyum lebar.
Ocha ketakutan dan mendorong Johan, tapi tenaga laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang besar Ocha benci dengan perbedaan itu, ketika tangannya di tarik oleh Johan dan ia di hempaskan ke atas satu-satunya sofa di ruangan itu. Johan segera menunduk ingin mencium Ocha.
"Lepaskan aku!! Tolong! Lepaskan aku!!" teriak Ocha dan terus meronta melawan Johan ia benci di sentuh oleh Johan "To-.."
Kedua tangan Ocha di pegang dengan erat dan mulutnya di tutup dengan telapak tangannya, Ocha masih terus meronta ia menangis berharap ada seseorang yang datang menolongnya. Tenaga Johan benar-benar kuat membuatnya tidak bisa melepaskan dirinya.
Johan yang sudah khilaf mulai kasar pada Ocha "Melepaskan mu! Tidak mungkin! Melepaskan orang yang kau ingin kan selama ini? Aku sudah pernah melakukannya sekali. Dan sekarang aku tidak akan melakukan hal yang sama lagi. Jika aku tidak cepat-cepat maka aku hanya akan menyia-nyiakan kerja kerasku selama bertahun-tahun ini.."
***