Ocha terpaksa mendengar hinaan dan cacian dari beberapa mahasiswa yang ia temui di sepanjang jalan. Kali ini air mata Ocha bercucuran di pipinya, ia menghapusnya dengan kasar dan berusaha berlari pergi menjauh tapi orang-orang itu sepertinya tidak ingin meninggalkannya sendiri, mereka masih terus mengejarnya sambil mengatakan hal-hal kotor serta mencaci maki dirinya.
Kali ini Ocha benar-benar tidak bisa menahan kesedihannya, ia menangis menatap ke tembok dan saat itulah Andika datang langsung melindungi Ocha dan memarahi orang-orang yang tidak sadar dengan diri mereka sendiri, karena tidak lebih baik dari Ocha. Tapi mereka dengan mudahnya membuka mulut dan mengatakan hal yang belum tentu benar.