Chereads / L'AMORE NON ESISTE (Tidak Ada Cinta) / Chapter 12 - Sheina Pingsan

Chapter 12 - Sheina Pingsan

Sheina dan Adel sedang berjalan menuju kantin, guru yang seharus nya mengajar mereka hari ini tidak bisa masuk, alhasil mereka jam kosong hari ini. Jarak kantin ke kelas Sheina memang cukup jauh, mereka harus melewati lapangan utama sekolah itu. Saat itu, kelas XI IPA 1 sedang pelajaran olahraga.

Saat Sheina sedang asik berbincang dengan Adel, tiba tiba,

"Awas woiiii." seseorang berteriak dari arah belakang yang sontak membuat Adel dan Sheina membalik kan badan. Saat Sheina berbalik...

bughhhh...

"Sheina!!!" Teriak Adel saat melihat Sheina yang jatuh karena terkena bola basket. Semua orang yang ada di sana langsung berlari ke arah Sheina, termasuk Ervin yang kebetulan lewat.

Saat Ervin sampai di sana, Vincent juga sampai bersamaan dengan Ervin. Kedua nya terlihat panik dan berusaha membangun kan Sheina yang sedang pingsan.

"Sheina, bangun. Lo ngak papa kan." Panggil Ervin menepuk pipi Sheina pelan. Vincent yang hendak membopong tubuh Sheina, malah di halangi oleh Ervin.

"Ngak usah kak, biar gue aja." Ucap Ervin sambil menepis tangan Vincent. Vincent yang tidak mau kalah, kembali menepis tangan Ervin dan kembali hendak membopong tubuh Sheina.

"Gue aja. Mending sekarang lo massuk ke kelas lo lagi." Ucap Vincent.

"Gue aja kak." Ucap Ervin dengan suara yang lebih tinggi. Ke dua nya saling beradu tatapan, hingga membuat Adel geram sendiri.

"Kalian berdua nih apa apaan sih? Sheina lagi pingsan kalian malah debat. Minggir ah." Ucap Adel mendorong Ervin dan Vincent agar menjauh dari Sheina. Adel melirik ke sekeliling nya dan..

"Kak Fagan, tolongin Sheina dong kak. Gendong Sheina ke UKS, gue ngak kuat soal nya." Ucap Adel yang di balas anggukan oleh Fagan.

Fagan mengangkat tubuh Sheina seakan akan tidak perduli dengan Ervin dan Vincent yang sejak tadi berdebat untuk mengangkat Sheina.

Setelah sampai di UKS, Fagan membering kan Sheina di UKS dan langsung di periksa oleh petugas UKS.

"Makasih kak Fagan." Ucap Adel.

"Sama sama. Oh iya buat lo berdua, kenapa lo berdua masih di sini?" Tanya Fagan bingung.

"Gue mau nungguin Sheina kak."

"Ngak usah, mending lo balik ke kelas aja. Biar gue aja yang nungguin Sheina." Jawab Vincent tiba tiba.

"Kakak kenapa atur atur saya? Lagian kenapa ngak kaka aja yang balik buat main basket sama temen temen kakak? Kenapa sibuk nyuruh saya buat balik ke kelas." Ucap Ervin ketus.

"Lo ngak ada guna nya di sini." Vincent kembali membalas ucapan Ervin. Adel dan Fagan yang bingung dengan kedua nya saling bertukar pandang.

"Terus lo sendiri emang lo ada guna nya di sini?" Tanya Ervin lagi, Vincent mendekat ke arah Ervin dan berdiri tepat di hadapan Ervin.

"Gue yang buat Sheina pingsan, jadi gue harus pastiin kalau dia baik baik aja. Ngerti lo." Ucap Vincent. Adel yang mulai mengerti suasana antara Ervin dan Vincent memilih jalan damai dengan cara membuat mereka menjauh.

"Ervin, biar kak Vincent aja yang nunggu Sheina. Lagian kan dia yang lempar bola ke Sheina, jadi biarin dia tanggung jawab. Lagian lo masih ada kelas kan. Lebih baik lo masuk aja." Ucap Adel lalu menarik Ervin agar pergi dari ruangan itu.

Saat Ervin dan Adel sudah mulai menjauh, Fagan mendekat ke arah Vincent. "Sejak kapan lo sepeduli ini sama cewek?" Goda Fagan sambil menepuk bahu Vincent. Vincent yang merasa salah tingkah langsung menepis tangan Fagan dan mengalih kan pandangan nya.

Fagan Pratama biasa di panggil Fagan ini adalah sahabat baik Vincent. Fagan sudah mengetahui banyak tentang Vincent dan bagaimana sifat Vincent jadi tidak heran jika Vincent bertanya seperti itu pada Vincent.

"Oke lah bro. Lo tungguin cewek idaman lo ini sampai sadar. Good luck yeee!!" Ucap Fagan sambil mengedip kan mata nya pada Vincent.

"Bacot lo anj*ng" Balas Vincent saat melihat Fagan masih ada di ambang pintu ruangan itu.

"Jadi gimana keadaan temen saya pak. Dia baik baik aja kan?" Tanya Vincent saat melihat petugas UKS itu sudah selesai memeriksa keadaan Sheina.

"Dia baik baik saja. Mungkin dia sedikit syok makanya sampai pingsan seperti ini. Dan nanti mungkin dia akan sedikit pusing karena benturan bola tadi. Jadi lebih baik dia langsung pulang saja kalau dia sudah sadar."

"Oh baik pak. Terimakasih." Ucap Vincent sopan.

Tidak sampai sepuluh menit, akhir nya Sheina sadar. Sheina memegang kepala nya yang terasa pusing.

"Awaaa kepala gue pusing banget." Ucap Sheina sambil berusaha mengubah posisi nya untuk duduk. Vincent yang melihat Sheina kesusahan langsung membantu gadis itu.

"Lo jangan banyak gerak dulu. Kepala lo masih pusing." Ucap Vincent sambil memberi kan minum ke pada Sheina.

"Kok lo ada di sini kak? Adel mana?" Tanya Sheina saat tidak menemukan Adel di sekitar nya.

"Tadi gue suruh temen lo buat masuk duluan."

"Jadi lo kenapa ada di sini?"

"Tadi gue ngak sengaja lempar bola ke lo, makanya lo bisa sampe pingsan gini." Ucap Vincent pelan dan langsung mendapat pukulan di lengan nya daru Sheina.

"Jadi yang lempar bola ke gue itu lo? Itu sakit tau ngak sih kak. Gila lo ya!!!" Ucap Sheina sambil terus memukul mukul lengan Vincent.

"Ehh lo denger dulu. Lo bisa tenang ngak sih." Ucap Vincent berusaha menahan pukulan dari Sheina, namun Sheina tetap memberikan pukulan pukulan kecil nya pada Vincent.

"Ka Vincent gila, gila, gila!!!" Teriak Sheina sambil terus memberikan pukulan nya. Hingga akhir nya...

"Lo diam atau ngak, gue bakal cium lo sekarang." Ucap Vincent sambil mendorong tubuh Sheina hingga kembali berbaring di ranjang sambil kedua tangan nya berusaha menahan tangan Sheina di atas kepala Sheina. Sheina yang gugup berusaha menyembunyi kan rasa gugup nya dari Vincent. Sheina kembali memeberontak berusaha melepas genggaman tangan Vincent.

"Kak, lepasin. Lo gi..."

cuppp...

Sheina langsung terdiam saat Vincent mengecup bibir Sheina singkat. Kini wajah Sheina terasa sangat panas, Sheina yakin wajah nya kini pasti sudah sangat merah seperti tomat. jantung Sheina berdegup seratur kali lebih cepat dari biasa nya.

"Kak, lepa..."

cup....

Vincent kembali mengecup bibir milik Sheina. Sheina yang sadar alasan Vincent mengecup nya langsung mengatup kan bibir nya rapat rapat. Vincent semakin memajukan wajah nya. Kini jarak antara Vincent dan Sheina sudah sangat dekat, bahkan hembusan nafas mereka sudah terasa satu sama lain.

"Gue udah bilang, lo diem atau ngak gue cium. Sekarang lo ngerti kan, jadi jangan pernah macem macem sama gue." Ucap Vincent lalu melepas genggaman nya.

"Lo sinting, bego apa gimana sih kak. Lo tuh be.." Sheina langsung membekap mulut nya saat melihat Vincent yang tiba tiba menyosor ke arah nya, alhasil Vincent hanya berhasil mencium telapak tangan Sheina.

"Gue bilang di-em Sheina." ucap Vincent sambil menekan kata diem.

"Dasar sinting." Ucap Sheina pelan yang langsung mendapat pelototan dari Vincent.

"Ehhehehhhh, ngak ada. Gue bercanda kok kak. Gue ngak ngomong apa apa, serius deh." Ucap Sheina sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengah nya bersamaan membentuk huruf V lalu tersenyum kecil ke arah Vincent.