"Kamu tidak akan berani melukaiku. Karena aku yang membesarkanmu sejak ayahmu meninggal!!" tantang Jade.
"Oh ya? Benarkah? Bagaimana jika aku bisa melakukannya?" jawab Nattarin yang menantang Jade kembali.
"Tidak akan mungkin .... aaaaaahhhhhh ... wajahku...." teriak Jade.
"Ups ... maaf ya ma. Tangan ku licin karena keringat. Jadinya melukai wajah mama yang mulus ini. Sekali lagi maaf ya" ucap Nattarin.
"DASAR ANAK SIALAN!! BERANINYA KAMU MELUKAI WAJAHKU!!" maki Jade
"Sudah kukatakan maaf. Kenapa mama masih marah? Apa salahku?" tanya Nattarin pura-pura bodoh.
"DASAR GILA KAMU NAT!!" maki Jade.
"Benarkah? Apa aku sudah gila ya? Mungkin aku memang harus berbuat sesuatu jika beneran sudah gila. Yuukkk..." ajak Nattarin sambil menarik rambut Jade.
"Aaaahhhhh ... kamu mau bawa aku kemana? Lepaskan aku sialan!!" maki Jade sambil memukul tangan Nattarin.
"Sssstttt ... jangan ribut ma. Suara mama itu bisa membangunkan tetangga kita." jawab Nattarin.