Di pinggir jalan yang berdebu dan juga bising oleh suara kendaraan yang lewat Bayu menunggu seorang gadis yang tak lain adalah Putri. Dia duduk di atas motornya dan berteduh di dekat pohon besar yang ada di pinggir jalan tersebut. Sudah sekitar 15 menit Bayu menunggu di sebrang jalan toko itu tapi Putri belum juga keluar. Yang ada malah pria yang menjadi saingannya terlihat masuk ke toko tersebut. Kenapa Kak Jefery nggak pulang kerumah aja sih malah pergi ke toko gerutu Bayu yang melihat kedatangan Kak Jefery. Waktu terus berlalu dan hari sudah semakin sore Bayu terus saja menghela nafas panjang dan menerka-nerka apa yang sedang di lakukan Putri di toko tersebut hingga membuatnya berlama-lama. Apa dia malah ngobrol sama Kak Jefery yah pikir Bayu, yang kemudian dia tepis sendiri. Nggak mungkin Putri kan selalu memikirkan tanggung jawabnya terlebih dahulu nggak mungkin dia malas-malasan dan mengobrol disana. Tapi pikirannya kembali berubah mengingat Putri bersikap cukup ramah pada Kak Jefery, dan pemikirannya terus saja berubah-ubah dan terus saja dia tepis kembali. Saat pikirannya terus berubah-ubah gadis yang sedari tadi dia tunggu akhirnya keluar dari toko tersebut. Mata mereka saling bertemu Bayu langsung saja tersenyum dan melupakan pemikirannya tadi. Tapi wajah gadis itu tampak heran dan tampak seperti menerka-nerka apa yang pria muda ini lakukan disini. Dan benar saja
"Bayu lagi nunggu siapa?" Tanya Putri pada pria muda tersebut. Pria itu tampak terkejut mendengar suara dari orang yang dia kenal. Dengan wajah yang terlihat canggung Bayu menjawab
"Aku ...., hmmmp aku nungguin kamu" jawabannya yang terdengar gagap membuat Putri tersenyum karena tak biasa melihat Bayu berbicara gugup
"Kamu nungguin aku? Kok kamu tahu aku ada disini?" pertanyaan Putri membuat Bayu terkejut dan bingung harus menjawab apa. Kalo dia bilang hanya kebetulan lewat terus liat Putri masuk toko, tapi pasti Putri bakal tahu Bayu berbohong orang tadi Bayu harusnya latihan futsal buat minggu depan tanding. Dan lagi tadi kan Bayu berangkat sekolah nggak bawa motor pasti langsung ketahuan, tapi kalo jujur tahu dari Ajeng, Putri bakal marah karena sudah memata-matainya
"Bayy...?" Tanya Putri lagi sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Bayu karena Bayu malah bengong
"Oh... itu... aku..." Bayu terus saja berbicara terbata-bata karena takut salah bicara pada Putri. Tapi Putri yang melihat Bayu seperti itu malah tertawa karena dia beranggapan Bayu terlihat imut saat gugup. Bayu yang sadar di tertawakan karena tingkahnya oleh Putri, Bayu menggaruk kepala nya yang tidak gatal sambil ikut tertawa
"Iya udah ayo pulang, tapi aku mau nganterin kue dulu sama Mba Ayu yang rumahnya deket pertigaan gang, kamu tahu kan?" Putri langsung saja naik motor yang di tunggangi Bayu layaknya menunggangi sesekor kuda. Iya motor yang keren dan Bayu yang tampan memang terlihat seperti pangeran yang menunggangi kuda hitam di mata para gadis. Dan Putri tampaknya mulai melihat Bayu dengan cara seperti itu.
"Oh iya tahu, aku anter kamu dulu kesana terus pulang" jawab Bayu sambil memakai helmnya, dan di balas sebuah anggukan serta senyum manis dari Putri. Dengan wajah yang terlihat sumringah Bayu menyalakan motornya dan memulai perjalanannya. Sesampainya di rumah pelanggan Putri, Bayu mematikan mesin motornya
"Punten .... Mba Ayu" Putri mengetuk pintu rumah tersebut
"Iya sebentar" terdengar suara Mba Ayu dari dalam rumah menyahut, tak berapa lama Mba Ayupun keluar rumah
"Ini Mba pesenannya, coba di lihat dulu" Putri memberikan pesanan Mba Ayu lalu memberinya senyuman
"Ahh nggak usah di lihat, aku percaya kok sama kamu" Mba Ayu mengambil pesanan tersebut dan tersenyum. Tapi kemudian dia melihat ke arah Bayu dan mulai memicingkan matanya
"Ahh kalian pulang barengan nihh?" Tanya Mba Ayu dengan nada yang jahil
"Iya kita kan temen sekelas Mba" jawab Bayu
"Oh... temen sekelas..." Mba Ayu kembali menggoda Putri
"Kalo udah aku pulang dulu iya lagi pula udah bayarkan, makasih iya Mba.."Putri langsung saja mengakhiri percakapan yang membuatnya canggung itu. Tak lupa Bayu juga ikut berpamitan dan mereka pun pergi. Terlihat dari kaca spion motor Bayu, Mba Ayu tersenyum jahil melihat kepergian mereka. Dan Bayu juga tahu kalau Putri tampaknya merasa malu karena wajahnya yang tampak memerah. Sesampainya di depan rumah Putri langsung turun dan berpamitan singkat tak lupa dia juga berterima kasih pada Bayu. Putri terus saja menunduk saat berbicara pada Bayu dan langsung berlari pergi masuk ke rumah. Itu membuat Bayu tersenyum melihat tingkah Putri yang malu-malu, Bayu terus saja tersenyum sampai tak sadar ada seorang gadis yang berada tepat di depannya.
"Uwaahh!!!" Sontak Bayu langsung terkejut melihat gadis yang ternyata Hanny. Hampir saja Bayu terjatuh dari motor saking kagetnya melihat Hanny
"Ncik ncik ncik, aku mencium bau-bau kasmaran disini" Hanny yang usil sambil berputar mengelilingi Bayu
"Heh ngapain lagi tawaf, muter-muter gitu. Lagian ini urusan orang gede. Udah sana masuk aku mau pulang nih. Bye..." Bayu langsung saja tancap gas meninggalkan Hanny yang tampak belum puas menggoda Bayu
"Ahh orang gede apaan, kita sama-sama belum punya ktp berarti sama masih kecil. Sombong bener baru juga nganterin Teh Putri udah sombong awas aja kalo minta bantuan nggak akan di bantuin" Hanny terus saja menggerutu sambil masuk ke dalam rumahnya.
------------------
Triiinnnngg suara ponsel Putri terdengar, Putri kemudian mengambil ponselnya yang baru saja dia taruh di meja.
'Putt pinjem buku catetan dong aku belum nulis' isi pesan tersebut ternyata dari Rizal
'Udah pulang latihan?' Balas Putri
'Latihannya nggak jadi ada rapat katanya, tadinya aku mau punjem buku catetan si Eric tapi nggak ada lagi jumpa fans, si Azis lagi sibuk rapat osis, si Bayu pas aku kerumahnya dia nggak ada padahal kita tadi pulang bareng ngeselin banget tuh anak' balas Rizal lagi. Balasan Rizal menjawab pertanyaan yang tadi tak tersampaikan pada Bayu walau dia belum tahu bagaimana Bayu bisa menemukannya di toko kue itu
'Ok sini aja' jawab Putri lagi yang langsung di balas emot senyum oleh Rizal. Selagi menunggu Rizal, Putri mengerjakan pekerjaan rumah yang tampaknya cukup banyak. Putri memilih mencicilnya sebelum semakin menggunung. Baru saja Putri beres menyapu lantai terdengar suara Rizal memanggil di luar, Putri langsung mengambil buku catatan yang di maksud Rizal dan menghampiri Rizal yang menunggu di luar.
"Nihh..., lain kali nyatet sendiri kamu sihh malah bercanda mulu di kelas baru juga masuk 10 besar di kelas gimana kalo nilai kamu turun coba" Putri mengingatkan Rizal karena sepanjang pelajaran dia tampak terlalu santai
"Iya bu siap ! jawab Rizal sambil memberi hormat layaknya tentara pada Putri
"Tuhh kan, nggak bisa kayaknya tuhh kamu kalo nggak bercanda sehari aja" Putri mulai mengomeli Rizal
"Iya...., iya bawel bener sih di rumah si mamah yang bawel di tongkrongan si Azis yang bawel ehh kesini juga kamu ikutan bawel" Rizal mengelukan sikap semua orang padanya yang di anggapnya terlalu cerewet
"Itu berarti kamu emang harus lebih serius lagi, buktinya kamu sering kena omelkan. Itu karena kamu nggak serius" jawab Putri memberi penjelasan pada Rizal
"Iya deh. Kamu tadi dari mana sama Bayu?" Pertanyaan Rizal yang mendadak membuat Putri sedikit terkejut
"Kamu tahu dari mana aku pergi sama Bayu?" Tanya Putri balik
"Ohh aku denger dari tetangga sebelah katanya kalian pulang bareng. Pantesan tadi aku ke rumah Bayu dianya nggak ada" jawab Rizal
"Haa...! Emang iya gosip itu cepet banget nyebarnya kecepatannya melebihi cahaya" Putri meras khawatir dan juga takjub akan kecepatan informasi di lingkungannya
"Iya lah gosip itu makanan sehari-hari ibu-ibu, kalian kalo mau pacaran hati-hati makannya" jawab Rizal sambil tertawa
"Ihh aku sama Bayu nggak pacaran. Lagian tadi aku ketemu dia dijalan terus Bayu ngajak pulang bareng deh.." jelas Putri
"Iya.... iya..., nggak usah di jelasin juga kalo kamu ngejelasin kayak gitu aku makin curiga" jawab Rizal lalu kabur takut terkena amukan Putri. Sedangkan Putri yang melihat tingakah temannya tersebut hanya bisa marah-marah sendiri. Setelah selesai marah-marah seperti biasa Putri kembali ke aktifitasnya membereskan rumah dan setelahnya akan kembali bekerja dan juga belajar.
*********