Suara deringan ponsel yang terdengar memenuhi setiap sudut ruangan dimana Caramel berada, membangunkan Caramel dari tidurnya. Ia berusaha membuka kedua kelopak matanya yang terasa sangat berat untuk di buka. Seakan ada pengerat lem yang membuatnya sulit untuk di buka, tapi Caramel berusaha terus membukanya. Hingga akhirnya Caramel berhasil membuka kedua bola matanya. Ia masih merasakan kantuk. Namun, Caramel tidak ingin tertidur terus-menerus.
Caramel mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan dimana ia berada saat ini. Betapa sangat terkejutnya Caramel mendapati dirinya yang sedang berada di rumah sakit, terutama ia dirawat di sebuah ruangan yang sebenarnya tidak terlalu asing baginya. Karena dimana-mana pun ruangan rumah sakit itu sama saja.
"Kenapa gue bisa ada di rumah sakit?" tanya Caramel pada dirinya sendiri karena memang hanya dirinya yang ada di ruangan besar tersebut.