Gadis itu berjalan masuk, mendaratkan bokongnya di atas ranjang sambil membuka ranselnya. Keningnya bertaut ketika mengetahui Alzam meneleponnya berkali-kali. Ebi merasa bersalah karena tidak tahu jika sejak tadi ponselnya berdering dengan suara yang begitu keras.
Namun, Ebi tidak menghubungi Alzam kembali. Ia memilih untuk beranjak, mengganti seragamnya dengan pakaian santai sebelum membersihkan diri.
Berjalan keluar, dan kembali pada tugas-tugasnya hari ini. Seperti biasa, tumpukan piring kotor selalu menjadi tugas pertamanya.
Sepanjang kegiatan, kepalanya hanya di penuhi dengan Alfa. Tentang takdir yang sangat tidak menyenangkan untuk cowok itu. Terlalu jahat, dan menyiksa, entah kenapa Tuhan memberikan takdir sekejam itu padanya, padahal kan Alfa anak yang baik, selalu menuruti ayahnya yang tempramental.