Trangg!!!
Benturan nyaring terdengar memecahkan keheningan. Bunga api memercik dengan indahnya. Semilir angin berhembus lirih. Bunga api itu terbang ke atas lalu menghilang di bawah hembusan Sang Bayu.
Pedang Pencabut Nyawa sudah dikeluarkan dari sarungnya.
Tubuh orang tua yang memakai senjata berupa pedang kembar itu tampak bergetar sedikit. Mulai dari pergelangan tangan hingga ke pangkal lengan, dia merasakan ngilu yang tiada bandingannya.
Seperti ada api yang menjalar. Kedua lengannya terasa panas membara seperti dibakar.
Wushh!!!
Raka Kamandaka mendorong senjatanya. Alhasil tubuh lawan ikut terdorong mundur ke belakang sebanyak tiga sampai empat langkah.
Bertepatan pada saat itu, dirinya langsung melesat ke depan dengan serangan mautnya.
Jurus Maut Datang Menjemput telah dikeluarkan.
Pedang pusaka itu mengeluarkan asap hitam tipis cukup tebal. Tusukan secepat kilat yang mengarah ke dada sudah tiba di depan mata.