Chereads / Pria tampan itu peliharaanku / Chapter 17 - LUCU MESKIPUN NGESELIN

Chapter 17 - LUCU MESKIPUN NGESELIN

"ya sudah silahkan keluar,kasih tau aku nanti jam berapa kita meeting. oh satu lagi ruangan kamu ada di samping ruangan ku." kata Naura.

"siap...,kalo begitu saya keluar dulu." ucap Bima.

setelah itu Bima langsung keluar dari dalam ruangan itu. ketika Bima sudah keluar Naura masih terpelongok mendengarkan kata-kata saya.

"saya..., apakah dia masih belum mengakui kalo kami itu sudah begitu dekat." ucap Naura yang tidak terima.

sedangkan Bima dia langsung masuk kedalam ruangannya,dia mulai mempelajari apa yang ada di atas meja itu.

semua yang ada di sana adalah laporan serta jadwal meeting Naura dan semuanya lengkap di sana.

"sepertinya aku harus menemui Gabriel." ucap Bima.

Bima pun langsung keluar dari ruangannya, dia mencari Gabriel untuk menanyakan apa yang tidak ia mengerti.

tapi Bima sudah mencari Gabriel kemana-mana,masih aja tidak ketemu. sampai akhirnya Bima menanyakan kepada salah satu wanita yang merupakan kariyawan di sana.

"maaf mbak..." ucap Bima sehingga membuat wanita itu melihat kearah Bima.

"iya pak ada apa." tanya wanita itu.

"tau ibu Gabriel kan." tanya Bima balik.

"iya tau..., emangnya kenapa pak." kata wanita itu.

"kamu melihatnya tidak." tanya Bima.

"sepertinya ibu Gabriel sudah pulang,kalo bapak ada perlu dengan beliau. saya ada nomor handphone nya." kata wanita itu menawarkan bantuan.

"ah iya...,saya mau." ucap Bima dengan cepat.

setelah itu Bima langsung mengambil nomor Gabriel untuk dia hubungi. Dengan adanya nomor handphone Gabriel,Bima lebih leluasa untuk bertanya apa yang tidak dia ketahui.

"terimakasih ya atas bantuannya." kata Bima.

wanita itu hanya tersenyum,tapi di balik senyum itu ada rasa kagum dengan Bima yang begitu tampan sehingga membuat wanita itu ingin sekali memiliknya.

sedangkan Bima dia tidak menyadari itu,dia memang tidak pernah sadar dengan wajah tampannya itu bisa membuat semua orang suka bahkan tergila-gila dengan dirinya.

saat Bima sedang berjalan menuju keruangan nya lagi,Bima bertemu dengan Naura yang sepertinya sedang bertanya serius dengan seorang kariyawan laki-laki.

saat Naura melihat Bima dengan cepat Bima mempercepat langkahnya sehingga membuat Naura mengerutkan keningnya.

Bima langsung masuk kedalam ruangan nya lagi. Tapi baru saja Bima ingin duduk,pintu ruangan dia sudah di buka oleh seseorang tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.

"Naura..." kaget Bima sehingga membuat Naura tersenyum.

"ibu Naura...,biasakan panggil saya dengan embel-embel ibu. kamu itu asisten saya dan masih baru bekerja di sini. jangan membuat semua orang mengetahui kedekatan kita bukan." ucap Naura dengan suara yang menenangkan.

"kita tidak pernah dekat..." ucap Bima dengan cepat.

"ah iya..., mungkin perkenalan kita waktu itu belum cukup membuat kita dekat bukan." kata Naura dengan senyum manisnya.

"sebenarnya ibu mau apa keruangan saya,ada yang bisa saya bantu." kata Bima mengalihkan pembicaraan.

"habis dari mana kamu." tanya Naura dengan serius.

Naura pun langsung duduk di sofa yang ada di dalam ruangan Bima tersebut. sedangkan Bima dia hanya berdiri melihat kearah Naura yang sudah sangatlah serius itu.

"habis cari Gabriel." jawab Bima jujur.

"buat apa kamu cari dia." tanya Naura.

"ada hal yang ingin saya tanyakan." kata Bima.

"hal apa...,saya bisa jawab. tidak perlu kamu temui dia." kata Naura yang langsung berdiri dari sofa itu.

"saya hanya menanyakan apa yang saya tidak ketahui." jawab Bima.

Naura langsung mendekati Bima sehingga membuat Bima memundurkan langkahnya, karena terlalu asik mundur tanpa sadar Bima terduduk di kursi kerjanya sehingga membuat dia tidak bisa lagi mundur.

"apa yang kamu tidak ketahui Bima Ardiyansyah." tanya Naura tepat di depan wajah Bima.

Bima tidak bisa berkutik lagi, rasanya tubuh Bima kaku. dia tidak terbiasa ditanya seperti ini,apa lagi yang menanyakan dia itu adalah seorang perempuan yang begitu cantik dan seksi.

Bima memang tidak bisa memungkiri bahwa Naura itu sangatlah cantik dan seksi, sehingga tidak sedikit yang menyukai Naura.

"jawab...,apa yang tidak kamu ketahui." tanya Naura lagi.

nafas Naura yang menerpa wajah Bima membuat Bima merasakan perasaan yang aneh di dalam tubuhnya.

Darah Bima terasa mengalir sempurna di dalam tubuhnya,dia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi. rasanya Bima sudah terkurung dengan kehadiran Naura di depannya itu.

Naura sangatlah senang melihat Bima yang begitu pasrah kepada dirinya. Naura tidak menyangka kalo Bima tidak bisa melawan dirinya.

Bangga rasanya Naura bisa membuat Bima tidak berkutik seperti ini.

Naura semangkin mendekati wajahnya ke wajah Bima sehingga membuat Bima memejamkan matanya sehingga membuat Naura tersenyum.

"oh pengen di cium ya." ucap Naura dalam hati.

tapi bukannya mencium Bima, Naura malah menjauh dari Bima dan sekarang dia sudah berdiri di depan Bima dengan santai.

"kenapa kamu memejamkan mata" tanya Naura tanpa dosa.

Bima yang mendengarkan suara Naura langsung membuka matanya.

"lagi mikir apa..." tanya Naura pura-pura tidak tau.

"sial...,dia mempermainkan aku." ucap Bima dalam hati.

"gak ada...,hanya lagi mau merem aja." ucap Bima asal.

"mau banget ya di cium sama saya." ucap Naura sehingga membuat Bima membelalakkan matanya.

"apaan sih...,siapa juga yang mau di cium wanita gila kayak kamu." ucap Bima dengan lancarnya.

"apa...,wanita gila." kata Naura yang tidak terima.

"astaga...,kamu ini Bima kenapa sih harus keceplosan sekarang." ucap Bima dalam hati.

"gak kok...,itu saya mau tanya. kalo ibu meeting itu apa saja yang harus saya siapkan." kata Bima yang kembali mengalihkan pembicaraan.

"nanti saya akan kasih tau kamu. jangan lupa jam satu nanti kita ada meeting di luar,kamu siapkan berkas yang ada di map berwarna merah itu." tunjuk Naura tepat di depan Bima.

"siap buk..." ucap Bima.

"ya sudah saya keluar." ucap Naura.

setelah Naura keluar Bima baru bisa bernafas dengan lega.

"untung saja dia gak marah, dasar kamu Bima...,gak bisa banget jaga ucapan." gerutu Bima kepada dirinya sendiri.

sedangkan Naura dia tersenyum saat keluar dari ruangan Bima.

"ternyata dia lucu, meskipun ngeselin." ucap Naura dengan bahagia.

senyuman di wajah Naura tidak hilang sampai dia masuk kedalam ruangannya sendiri.

kariyawan yang melihat itu hanya bisa menatap dengan heran. biasanya Naura tidak pernah tersenyum seperti itu,apa lagi sampai senyum yang begitu manis itu.

"sepertinya lagi bahagia." ucap dua kariyawan yang melihat Naura tersenyum tadi.

"siapa yang bahagia." tanya seseorang sehingga membuat dua kariyawan itu kaget.

"eh bapak..., itu ibu Naura lagi bahagia." ucap salah satu kariyawan itu.

"oh..." ucap Frandika.

setelah itu dua kariyawan tersebut pergi dari hadapan Frandika. sedangkan Frandika langsung masuk kedalam ruangan anaknya itu.

"Naura..." kata Frandika.

Frandika langsung duduk di sofa sehingga membuat Naura kaget.

"Dady..." kaget Naura.

"kenapa kaget gitu." tanya Frandika.

"gak ada...,hanya tumben aja ke sini." ucap Naura.

"dimana anak baru itu." tanya Frandika.

"ya di ruangan dia lah Dady." kata Naura.

"mana berkas yang sudah dia tanda tangan." tanya Frandika.

"buat apa..." tanya Naura balik.

"untuk Dady simpan." ucap Frandika.

"hah...,tumben. biasanya semua berkas itu Naura yang simpan." kata Naura yang heran dengan Dady nya itu.

"cepat...,dia itu istimewa. jadi Dady yang simpan." ucap Frandika.

"oke...,tapi boleh Naura tau. apa yang istimewanya." tanya Naura.

Frandika yang mendengarkan pertanyaan Naura hanya tersenyum.

"kamu akan tau saat semuanya sudah tepat." ucap Frandika dengan senyum bak iblis.

"ck..., menyeramkan sekali Dady." ucap Naura yang merinding dengan wajah Dady nya.

"sudah mana berkas nya,Dady masih banyak kerjaan." ucap Frandika.

"bentar Naura ambil dulu." ucap Naura.

Naura pun langsung mengambil berkas yang baru saja tadi di tanda tangani oleh Bima itu. saat sudah menemukannya dengan cepat Naura mengambilnya dan memberikan kepada Frandika.

"ini Dady..." kata Naura menyerahkan kepada Frandika.

"oke terimakasih sayang...,Dady pergi dulu." kata Frandika.

Frandika pun tidak lupa mengecup kening putrinya terlebih dahulu, setelah itu baru dia pergi dari ruangan anaknya itu.

sedangkan Naura masih saja penasaran apa yang membuat Dady nya tertarik dengan Bima, bahkan dia mengatakan kalo Bima adalah istimewa.

"sebenarnya apa yang Dady rencanakan."

bersambung....