Chereads / Pria tampan itu peliharaanku / Chapter 18 - KAMU PIKIR AKU ITU HEWAN

Chapter 18 - KAMU PIKIR AKU ITU HEWAN

sedangkan Naura masih saja penasaran apa yang membuat Dady nya tertarik dengan Bima, bahkan dia mengatakan kalo Bima adalah istimewa.

"sebenarnya apa yang Dady rencanakan." penasaran Naura.

"ah sudahlah Naura...,kamu harus fokus untuk hari ini." ucap Naura mengingatkan dirinya sendiri.

setelah itu Naura langsung menyibukkan dirinya dengan mengerjakan pekerjaan yang belum selesai,akibat terlalu lama bermain-main dengan salah satu kariyawan laki-laki tadi.

tanpa Naura sadar kalo sekarang waktu sudah menunjukkan pukul satu siang,dimana jam itu sudah waktunya Naura makan siang.

"ah sial..., terlalu asik sampai lupa waktu." ucap Naura dengan mematikan layar komputernya.

Naura pun langsung keluar dari ruangan dia untuk menemui Bima yang mungkin masih berada dalam ruangannya itu.

tapi dugaan Naura salah, karena Bima sudah tidak ada lagi di ruangan. mungkin Bima sudah makan siang terlebih dahulu.

"ck...,tuh anak gak ajak-ajak kalo makan siang." kata Naura.

"siapa yang gak ajak makan siang buk." kata seseorang yang sudah sangat familiar suaranya di telinga Naura.

"ck...,Bima. kamu dari mana saja." kesal Naura karena dia kaget.

"oh itu buk habis dari toilet. tadinya sih mau samperin ibu,tapi ternyata ibu udah ada di sini." jelas Bima kepada Naura.

"saya mau ajak kamu makan siang rencananya. kamu udah makan siang apa belum." tanya Naura.

"belum sih buk..., tapi kayaknya kita gak bisa makan siang deh." ujar Bima.

"lah kenapa gak bisa...,kamu ada kepentingan lain ya." tanya Naura dengan penasaran.

"kan kita mau meeting, waktunya udah mepet ini buk." kata Bima.

Naura yang mendengarkan perkataan Bima barusan langsung menepuk jidatnya. dia lupa kalo jam satu siang ini mereka ada meeting dengan klien di luar.

"astaga..., kenapa kamu gak kasih tau saya sih." kesal Naura.

"kan ini udah kasih tau buk, lagian tadi." belum selesai ucapan Bima langsung di potong oleh Naura.

"ck..., cepat. kamu persiapkan berkas yang saya pinta tadi pagi. terus langsung ke parkiran, dan ini kunci mobilnya. saya tunggu kamu di lobi." perintah Naura.

"siap buk..." jawab Bima dengan cepat.

setelah itu Bima langsung mengambil berkas yang tadi pagi di kasih tau sama Naura,lalu dia langsung berlarian ke parkiran untuk mengeluarkan mobil Naura dari parkir. terus mereka langsung berangkat ketempat tujuan.

***

sekarang Bima dan Naura sudah berada di sebuah kafe tempat janjian mereka dengan klien tersebut.

"Bima kamu mau pesan apa." tanya Naura.

baru saja Bima ingin menjawab, tiba-tiba klien yang mereka tunggu sudah datang sehingga membuat Naura dan Bima mengabaikan perut mereka dulu.

"selamat datang pak..." sapa Naura dengan ramah.

"terimakasih ibu Naura." kata klien itu.

Bima tersenyum melihat sikap Naura yang begitu ramah kepada kliennya.

setelah itu mereka langsung memprentasikan apa yang sudah mereka siapkan.

sebenarnya Bima juga baru tadi mempelajari berkas-berkas itu, tapi dengan percaya diri Bima menjelaskan apa yang dia pahami dan di bantu oleh Naura sehingga mereka bisa bekerjasama dengan perusahaan tersebut.

"terimakasih ibu Naura,kami pergi dulu." pamit klien itu.

"sama-sama pak, kami juga sangat berterimakasih karena kita bisa bekerjasama." kata Naura dengan ramah.

saat klien itu sudah pergi baru Naura dan Bima bisa bernapas dengan lega.

"huh..., akhirnya selesai juga." ucap Naura dengan lega.

"boleh saya pesan makanan." tanya Bima.

Naura yang mendengarkan itu langsung tersenyum kepada Bima.

"astaga...,kita belum sarapan ya." kata Naura pura-pura lupa.

"ibu mau pesan apa." tanya Bima.

Bima sengaja mengabaikan ucapan Naura barusan,dia benar-benar lapar. tidak ada lagi waktu dirinya untuk meladeni percakapan tidak penting itu, karena cacing di dalam perut Bima sudah berdemo ria.

"samain aja." kata Naura pasrah.

Bima pun langsung memesankan apa yang dia mau dengan jumlah dua porsi karena satu porsinya untuk Naura.

"Bima...,kamu sebenarnya kenal gak sih sama Dady aku." tanya Naura tiba-tiba.

Bima yang lagi asik menunggu pesanan datang langsung menatap serius bos nya tersebut.

"kenapa bertanya seperti itu..." heran Bima.

"kalo orang bertanya itu di jawab,buka nanya balik." sindir Naura.

"oke...,saya gak kenal dengan pak Frandika. liatnya aja baru pertama kali waktu saya kerumah kalian." ujar Bima dengan jujur.

"tapi kenapa." ucapan Naura langsung terpotong karena ada pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.

"permisi pak, buk. ini pesanannya dan selamat menikmati." kata pelayan itu dengan sangat ramah.

"terimakasih." ucap Naura dan Bima.

setelah itu Bima langsung menyantap makanan tersebut dengan lahap. sedangkan Naura dia makan seperti biasa saja,tidak seperti Bima yang sudah seperti orang tidak makan lima hari.

"pelan-pelan makannya...,nanti ke selek." tegur Naura.

Bima hanya melihat Naura sekilas saja, setelah itu Bima kembali fokus pada makanannya.

Naura hanya menggelengkan kepalanya melihat Bima yang begitu lahap menyantap makanan nya itu.

saat mereka sudah selesai makan,Bima memesankan puding untuk menutup makan siang mereka.

"kamu gak takut gendut apa." tanya Naura dengan heran.

"pertanyaan yang bagus." ucap Bima dengan senyum.

"maksudnya." kata Naura yang tidak mengerti.

"nih ya buk...,saya itu memiliki kelebihan yang aneh." kata Bima.

"apa itu." tanya Naura penasaran.

"saya kalo makan banyak kayak apa pun gak akan bisa membuat perut ini buncit dan bikin tubuh ini gendut." kata Bima.

Bima pun membuka sedikit kemejanya di bagian perut sehingga membuat perut kotak-kotak nya itu terlihat oleh Naura.

emang tidak di pungkiri oleh Naura kalo perut Bima sangatlah bagus. dengan adanya otot-otot di bagian perut Bima itulah yang membuat Naura semangkin kagum dengan Bima.

"bisa sembunyikan itu." perintah Naura dengan tegas.

"lah kenapa..." tanya Bima heran.

"karena itu milik aku,dan hanya aku yang boleh melihatnya." tegas Naura.

Bima hanya diam,dia tidak membalas ucapan Naura barusan. Bima lebih memilih untuk fokus kepada pudingnya.

"Bima..." panggil Naura.

Bima hanya mengangkat satu alisnya, tandanya Bima merespon panggilan Naura barusan.

"malam ini kamu temenin saya tidur ya." kata Naura tanpa malu sedikitpun.

uhuk...,uhuk...

Bima langsung terbatuk-batuk saat mendengarkan perkataan Naura barusan.

"temenin tidur." ulang Bima.

"iya...,kamu kan sudah menjadi asisten sekaligus peliharaan saya." ujar Naura dengan santai.

"PELIHARAAN." kata Bima dengan nada kaget.

Naura melihat sekeliling mereka yang begitu banyak pasangan mata sedang menatap mereka, sehingga membuat Naura tersenyum canggung.

"ck...,Bima kamu bisa gak sih kecilin volume suaranya." kesal Naura.

"jawab dulu pertanyaan saya." kata Bima dengan serius.

"kita balik." perintah Naura.

perkataan Naura barusan membuat Bima kesal bukan main. Bima bertanya dengan serius tapi Naura malah mengabaikannya, bahkan Naura mengajak dia balik ke kantor.

"apa sih mau itu wanita." gerutu Bima.

Bima terus saja memasangkan wajah masam saat perjalanan menuju parkiran. sedangkan Naura tersenyum melihat wajah Bima yang masam itu.

saat sampai di dalam mobil,Bima langsung mengendarai mobil itu menuju kantor mereka sehingga membuat Naura meminta Bima untuk berhenti.

"stop..." ucap Naura dengan tiba-tiba.

Bima langsung menghentikan mobilnya sesuai permintaan, tapi Bima tidak menanyakan apa alasan mereka berhenti sehingga membuat Naura sendiri yang memberi tahukannya.

"aku ingin menjelaskan apa yang ada di cafe tadi." ucap Naura.

Bima hanya melihat sekilas wajah Naura, setelah itu dia kembali fokus menghadap ke depan.

"kamu wajib mengikuti apa kemauan aku,baik di luar kantor maupun di dalam kantor. termasuk kamu juga harus siap melayani aku layaknya peliharaan dengan majikannya." ucap Naura.

Bima yang mendengar itu langsung menatap Naura dengan tajam.

"APA ALASAN AKU HARUS TURUTI SEMUA itu...,KAMU PIKIR AKU ITU HEWAN YANG SEENAK JIDAT KAMU PANGGIL PELIHARAAN." teriak Bima di depan wajah Naura.

Naura menerima semua teriakan Bima, Naura paham kalo Bima marah dan Naura juga bisa maklum kalo ini sangatlah membuat Bima kaget, sehingga dia berteriak di depan wajah Naura.

baru saja Bima ingin melanjutkan perkataannya tiba-tiba Naura langsung menarik kerah kemeja Bima dan.

cup....

bersambung....