"pantesan anaknya cantik,kalo papanya saja tampan seperti ini." ucap Bima dalam hatinya.
aura Frandika sangatlah berwibawa dan begitu membuat orang tenang saat melihatnya. tapi tidak bisa di pungkiri kalo di balik wajah yang bak pangeran itu ada aura yang menyeramkan.
"Dady ini Bima, yang Naura ceritakan tadi." ucap Naura memperkenalkan Bima.
"saya Bima om..." ucap Bima dan mengulurkan tangannya.
bukannya menjabat kembali tangan Bima, Frandika malah langsung duduk.
Bima yang tangannya tidak di terima, langsung merasakan canggung.
"kasih tau saya apa kemampuan kamu." kata Frandika dengan tegas sehingga membuat Bima semangkin deg-degan.
"Dady...,kan udah Naura kasih tau sama Dady apa saja kemampuan Bima." ucap Naura dengan cepat.
"itu kamu yang bilang,bukan dia." kata Frandika dengan tegas.
Naura langsung diam dan dia melirik kearah Bima.
"mampus aku..." kata Naura dalam hati.
"gak banyak om...,saya hanya memiliki pengalaman menjadi staf biasa di perusahaan Rendra jaya." ucap Bima dengan tenang.
"Wow...,punya nyali juga melamar menjadi bagian dari Frandika grup ya." ucap Frandika sehingga membuat Bima tersenyum.
sebenarnya kata-kata Frandika barusan membuat Bima sakit. Bima tidak pernah suka di remehkan,jika saja dia tidak membutuhkan uang banyak pasti sudah lama dia pergi tanpa pamit dari rumah megah itu.
"Dady..." tegur Naura.
"diam..." ucap Frandika sehingga membuat Naura diam.
"sebenarnya kamu itu anak siapa sih, sampai seberani itu melamar di perusahaan Frandika grup." tanya Frandika dengan meremehkan.
"Ardiansyah dan Sarah Saraswati." kata Bima.
"Sarah Saraswati..." tanya Frandika dengan cepat.
"iya..." jawab Bima dengan yakin.
"boleh saya melihat foto orang tua kamu." tanya Frandika.
Naura heran dengan sikap Dady nya,yang tiba-tiba kaget saat mendengar nama orang tua Bima,dia juga langsung tertarik dan ingin melihat foto orang tua Bima.
"boleh om..." kata Bima.
Bima langsung mengeluarkan handphonenya dari saku celana dan langsung mencari foto mereka bertiga.
saat sudah menemukan fotonya,Bima langsung memperlihatkan kepada Frandika sehingga dengan cepat Frandika melihatnya.
"ternyata dia sudah bahagia..., bahkan dia sudah mendapatkan anak yang tampan." kata Frandika dalam hati.
"oke...,kamu di terima. jabatan kamu tanyakan kepada Naura." kata Frandika sehingga membuat Bima dan Naura kaget.
"Dady...,serius." tanya Naura.
"yes..." jawab Frandika dengan yakin.
"kalo gitu...,Bima Naura jadikan asisten CEO Frandika grup." kata Naura.
"terserah kamu..." kata Frandika.
setelah itu Frandika langsung pergi dari hadapan Naura dan Bima.
sedangkan Bima dia hanya Bima melototkan matanya karena kaget dengan apa yang dia dengarkan barusan.
rasanya Bima seperti mimpi mendapatkan jabatan asisten CEO,Bima juga kaget kalo dia dengan mudah di terima di Frandika grup.
"woy..., kenapa gitu wajahnya." kata Naura yang menyadarkan Bima.
"shock..." jawab Bima.
"hhhhh...,biasa aja kali." kata Naura.
"oke...,ini persyaratannya." kata Bima.
Bima menyerahkan map yang dia bawa tadi, didalam map itu ada identitas dan pengalaman Bima bekerja sebelumnya.
"oke terimakasih." ucap Naura.
Naura langsung mengambil map tersebut. setelah itu Naura mengajak Bima untuk ikut makan malam bersama dengan keluarganya.
"ayo..." kata Naura sehingga membuat Bima mengerutkan keningnya.
"mau kemana..." tanya Bima.
"ya ikut makan malam lah...,kamu belum makan kan." tanya Naura.
"iya sih...,tapi emangnya boleh." tanya Bima dengan tidak enak hati.
"ya boleh lah..." kata Naura.
"tapi..." ucapan Bima langsung di bungkam oleh Naura dengan kecupan di bibirnya.
"gak ada tapi-tapian." ucap Naura dengan senyum tanpa dosa.
Bima tidak bisa lagi berkata apa-apa lagi. Bima hanya bisa melototkan matanya karena kaget dengan apa yang di lakukan oleh Naura barusan.
"ayo...,jangan banyak bengongnya. anggap aja barusan itu sambutan karena kamu telah bergabung di Frandika grup." ucap Naura dengan seenaknya.
"lepaskan..." ucap Bima dengan dingin.
Bima menepis tangan Naura sehingga membuat Naura berdecak kesal dengan sikap Bima barusan.
setelah itu Naura langsung berjalan di depan Bima dengan wajah yang kesal, sedangkan Bima dia mengikuti langkah Naura.
saat sampai di meja makan yang menurut Bima itu bisa untuk meja makan orang dua puluh.
besar dan panjang sehingga membuat Bima menelan ludahnya karena kagum dengan isi rumah ini.
"rasa seperti di istana." ucap Bima dalam hatinya.
"Mom...,ini Bima, laki-laki yang Naura ceritakan sama mom kemarin." kata Naura memperkenalkan kepada Nagita.
Nagita Candra adalah ibu dari Naura dan istrinya Frandika Pratama.
Nagita adalah ibu yang di bangga-banggakan oleh Naura, seorang wanita yang begitu sempurna di mata Naura.
"Bima Tante." kata Bima memperkenalkan dirinya kepada Nagita.
Bima juga mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan ibundanya Naura.
Nagita tidak lah sombong seperti Frandika,dia menerima uluran tangan Bima dan dia menggenggam kuat tangan Bima sehingga membuat Bima tersenyum terpaksa.
"Nagita Candra." kata Nagita memperkenalkan dirinya.
cukup lama Nagita dan Bima berjabat tangan sehingga membuat Naura dan Frandika heran dengan itu. sedangkan Bima dia hanya bisa tersenyum terpaksa karena Bima juga tidak bisa melepaskan tangannya dari genggaman Nagita.
"Mom..." tegur Nagita.
"ah iya..." kata Nagita dan langsung melepaskan tangan Bima.
"mari duduk..." ucap Nagita.
setelah itu Bima dan Naura langsung duduk di berdampingan sehingga membuat orang yang melihatnya, mereka adalah pasangan yang sangatlah serasi.
"mari makan." ucap Frandika dengan ramah.
"iya om..." jawab Bima.
setelah itu mereka memulai ritual makan malamnya dengan sangatlah tenang. Nagita terus saja mencuri-curi kesempatan untuk melirik Bima.
satu kata yang terbesit di dalam hati Nagita yaitu tampan. tidak pernah sebelumnya Nagita melihat laki-laki yang di bawa oleh Naura setampan Bima.
sedangkan Naura dia fokus dengan makanan nya dan Bima hanya bisa menundukkan kepalanya sambil menikmati hidangan yang ada di depan matanya itu.
saat sudah selesai makan Bima langsung pamit pulang dan diantar oleh Naura sampai gerbang rumah mewah itu.
"hati-hati di jalan ya,ingat besok jangan lupa ke kantor lebih awal. banyak berkas yang harus kamu tanda tangan." ucap Naura sehingga membuat Bima mengangguk-anggukkan kepalanya.
"oke..., terimakasih atas jamuan makan malam nya dan terimakasih juga atas pekerjaannya." ucap Bima dengan ramah dan sopan.
"iya...,ya udah sana pulang." ucap Naura dengan nada bercanda.
setelah itu Bima langsung mengendarai mobilnya untuk pergi dari rumah mewah itu dan dia langsung menancap gas mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
"kehidupan mu akan penuh warna mulai besok Bima Ardiansyah." ucap Naura dengan senyum yang penuh arti.
sedangkan Bima dia terus saja tersenyum tanpa henti karena dia telah di terima bekerja di perusahaan ternama itu,yaitu Frandika grup.
"aku harus cepat-cepat kasih tau Rani dan juga ayah sama ibu." ucap Bima dengan kegirangan.
bersambung....