Chereads / You are Mine . / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Sudah hampir lima menit lebih, Freya berada di dalam mobil Tristan. Mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju rumah Tristan untuk mengambil berkas yang katanya tertinggal. "Sebenarnya berkas apa yang tertinggal?" tanya Freya jengah.

"Hm? Aku hanya lebih suka tempat tidur daripada kursi kerjaku," sahut Tristan tidak jelas.

Wajah Freya memerah saat Tristan mengucapkan kata tempat tidur. Karena ia refleks membayangkan apa yang sering mereka berdua lakukan di atas tempat tidur yang ada di apartemen Freya.

"Kenapa wajahmu memerah?" tanya Tristan menggoda.

Tangan kirinya yang tak memegang stir kemudi diam-diam meremas paha Freya kemudian mengelusnya lembut.

"Tri-Tristan? Apa yang kau lakukan?"

"Diamlah, Freya," balas Tristan menyeringai. Freya pun hanya bisa pasrah saat tangan kiri atasannya itu menyelinap masuk ke dalam rok yang ia kenakan.

Tanpa diperintah pun Freya segera membuka kedua pahanya lebar-lebar agar tangan Tristan dapat menggapai vaginanya dengan mudah. "Hn, anak pintar."

"Shh..." Freya mendesis sambil memejamkan mata saat merasakan tangan kiri Tristan mengelus-ngelus vaginanya dari luar celana dalamnya.

Tristan melirik sekilas ke arah Freya dan dapat melihat wajah sekretarisnya itu sudah memerah bak kepiting rebus. Kedua tangan gadis itu memegang sabuk pengaman dengan sangat kuat untuk menyalurkan rasa nikmatnya.

Tak tinggal diam akhirnya Tristan berhasil menyelipkan tangan kirinya ke dalam celana dalam Freya. Jari-jari Tristan akhirnya berhasil mengelus langsung vagina basah Freya.

"Ah!" pekik Freya tiba-tiba saat jari Tristan mengusap-ngusap klitorisnya menggoda. Baru saja Freya hendak protes agar Tristan berhenti menggodanya, tapi terhalangi karena mulutnya malah mengeluarkan suara desahan yang menggoda penis Tristan.

Merasakan aura di dalam mobil itu semakin memanas, Tristan kemudian memasukkan satu jarinya ke dalam lubang Freya. "Ghh! Ah!" Freya terlonjak kaget saat jari telunjung Tristan bergerak lincak di dalam liang peranakannya.

"Ah! Akh! Ahn!" tubuh Freya terhuyung ke depan saat tiga jari Tristan memasukinya. Rasanya ada sesuatu yang sudah ingin meledak di bawah sana dan sepertinya Tristan tahu hal itu. Karenanya, laki-laki itu sengaja memperlambat gerakan tangannya.

"Kyra menginap selama dua hari di rumah mertuaku, jadi kita bisa bebas, Freya," beritahu Tristan saat ia hampir sampai di kediamannya.

Dan saat ini Freya berada dalam keadaan yang tidak peduli dengan keadaan sekitar. Dia hanya ingin mencapai kenikmatannya yang hampir sampai sebentar lagi. Saat kenikmatan itu makin terasa, Tristan malah mencabut ketiga jarinya dan mematikan mesin mobil.

"Kita sudah sampai, cepat turun," perintah Tristan seenaknya tanpa memperdulikan keadaan Freya yang sudah sangat kacau.

Tristan diam-diam menyeringai senang saat melihat Freya susah payah turun dari mobil. Ayo, cepatlah, apa Freya tidak tahu kalau sejak tadi Tristan juga sedang kesakitan karena celananya terasa sangat sesak.

Begitu mereka sampai di ruang tengah, Tristan tak tinggal diam. Dengan cepat laki-laki itu menarik Freya dan memaksanya menungging sambil berpegangan pada punggung sofa. "Di sini?" tanya Freya.

"Bukannya kau sudah hampir orgasme, hm?" balas Tristan sambil menyingkap rok Freya dan menarik turun celana dalam gadis itu sambil menarik turun resleting celananya sendiri.

JLEB!

Freya baru saja menarik napas saat tiba-tiba sesuatu yang keras memasuki tubuhnya dalam sekali hentakan. "AKHH!" pekik Freya lantang.

Tristan tak menunggu Freya untuk terbiasa dengan penisnya, ia dengan cepat segera menggerakkan tubuhnya maju mundur. "Tch!" decaknya saat ia merasakan dinding vagina Freya meremasnya dengan sangat keras.

Freya yang sejak tadi sudah hampir orgasme akhirnya merasakan orgasmenya. "Ahhnn... Uhhh..." desahnya panjang.

"Kau curang sekali," ucap Tristan sambil mempercepat gerakannya. Mata hitamnya dapat melihat tubuh Freya yang terhentak-hentak karena gerakannya yang liar.

"Ahh! Ahn! Hmm! Ohh! Ah! Ah!" belum lagi suara desahan Freya yang sangat menggoda Tristan untuk semakin menggenjot tubuh Freya.

Sebentar lagi Tristan juga akan merasakan kenikmatan yang sejak tadi dinantinya. "Grr... Fre-ya!" geramnya sambil memperdalam tusukannya.

"Hmm..." Freya kembali mendesah nikmat merasakan sperma hangat Tristan yang menyembur beberapa kali di dalam rahimnya.

Tristan segera melepaskan penyatuan tubuh mereka kemudian berjalan memutari sofa dan duduk di atas sofa. Freya yang masih berusaha menstabilkan napasnya itu kemudian mengikuti Tristan dan duduk di sebelahnya. Freya kemudian menyandarkan kepalanya pada dada Tristan.

Cukup lama mereka terdiam sampai akhirnya Freya memecahkan keheningan. "Tristan, apa kau mencintaiku?" tanyanya tiba-tiba.

Tristan mengelus lembut rambut Freya. "Hn, tentu saja, Freya."

"Lalu bagaimana dengan istrimu? Apa kau masih mencintainya?"

Gerakan tangan Tristan terhenti sejenak. Ia mendecih begitu mengingat istrinya yang tidak berguna itu. Tiga bulan yang lalu, Tristan memang masih mencintai Kyra tapi semenjak Tristan tahu kalau anak yang dikandung Kyra adalah perempuan, rasa cinta yang dirasakannya itu segera menghilang dalam sekejap.

Detik itu juga, Tristan merasa dikhianati. Padahal yang ia inginkan di dunia ini adalah anak laki-laki sebagai penerusnya tapi Kyra malah mengandung anak perempuan. Saat mengetahui hal itu, Tristan mencari pelampiasan. Kemudian Freya menolongnya dan memberikan dirinya seutuhnya pada Tristan. Sudah sejak lama Tristan sadar kalau sekretarisnya itu memendam rasa padanya dan sekarang Tristan tidak menyesal menjalani hubungan gelap dengan Freya.

"Tristan?" tanya Freya.

"Tidak, Freya. Rasaku pada Kyra sudah hilang sejak lama," sahut Tristan kemudian menoleh ke arah Freya. "Sekarang hanya ada dirimu di hatiku," lanjutnya sambil mencium Freya lama.

Wajah Freya kembali merona. Saat Tristan menghentikan ciumannya, Freya menarik salah satu tangan Tristan kemudian menciumnya lama. "Aku punya sesuatu untukmu, Tristan. Aku tidak tahu kalau ini akan membuatmu senang atau tidak, tapi aku sekarang..." ucap Freya menggantung.

"Hn?"

Freya kemudian meletakkan salah satu tangan Tristan di atas perutnya yang masih rata. "Aku hamil, Tristan. Hamil anakmu. Usianya baru satu bulan. Aku yakin kalau dia pasti laki-laki."

Mata Tristan membulat. "Kau yakin? Kau sedang hamil? Aku senang sekali," balas Tristan sambil memeluk Freya erat. "Terima kasih, Sayang. Kau tenang saja, setelah ini aku akan segera menceraikan Kyra."

Freya mengangguk mengerti. "Aku akan menunggu hal itu terjadi dengan setia," sahut Freya kemudian mencium bibir Tristan. "Kita lanjutkan di kamarmu?" goda Freya.

Tristan menyeringai. "Kau yang meminta, Freya."