Chereads / Unexpected Meet / Chapter 24 - Keluh Kesah Elzia Tentang Raka

Chapter 24 - Keluh Kesah Elzia Tentang Raka

Raka tak sengaja mendengarkan semua yang Elzia katakan. Jujur, ia merasa sangat bersalah karena terlalu kasar dalam berbicara pada Elzia.

'Ucapan gue sebegitu menyakitkannya ya untuk dia? Ya Allah, gue berdosa banget udah membuat anak orang sakit hati.' ucap Raka di dalam hatinya.

Roy terdiam sejenak, mencerna setiap ucapan yang ke luar dari mulut Elzia.

'Kalau gue menjadi Elzia sih, gue tentu juga akan sakit hati. Ucapan bang Raka memang setajam itu sih, kasihan Elzia. Dia pasti kacau banget saat ini karena di sisi lain, hatinya sedang berantakan karena masalah keluarganya dan di sisi lain, dia juga harus berurusan dengan bang Raka yang notabenenya dingin dan tajam dalam hal perkataan.' ucap Roy di dalam hatinya.

Roy lalu melangkahkan kakinya untuk memasuki mobil pada jok pengemudi. Ia lalu duduk di sana dan memegang pundak kanan Elzia. Roy menunjukkan senyumnya yang paling tulus.

"Gue paham sih sama apa yang lo rasakan saat ini. Tapi satu hal yang harus lo tahu, bahwa apa pun yang terjadi sama lo, gue akan selalu ada untuk lo sebagai sahabat terbaik lo. Lo boleh datang kapan aja ke gue, ceritakan masalah lo ke gue, lalu kita cari jalan keluarnya sama-sama," ucap Roy.

Elzia menatap begitu dalam manik mata Roy yang terdapat ketulusan di sana.

"Zi, lo gak perlu sungkan sama gue. Gue akan selalu ada untuk lo, kapan pun dan di mana pun. Lo gak perlu masukkin ucapan bang Raka tadi di hati lo karena dia memang seperti itu." ucap Roy.

Elzia pun mengangguk.

"Lo baik banget sih Roy, beda banget sama abang sepupu lo yang rese itu." ucap Elzia.

"Bang Raka itu juga sebenarnya baik kok, cuma dia memang jutek orangnya, sama kayak lo." ucap Roy dengan tawa kecil di akhir.

"Wkwkw sialan lo, jutek gini gue juga masih punya hati." ucap Elzia.

"Ya iyalah, kalau lo gak punya hati, mati dong lo." ucap Roy yang membuat Elzia tertawa.

"Wkwk sialan lo Roy, gue gak pernah lo tertawa selepas ini. Dah ah, ntar wajah gue cepat kisut kalau kebanyakan ketawa." ucap Elzia.

"Wkwk sialan lo, bisa aja." ucap Roy terkekeh.

"Wkwk, by the way Roy, lo ganteng deh Roy kalau penampilannya seperti ini." ucap Elzia tersenyum penuh arti.

"Mulai deh lo. Rese lo emang," ucap Roy.

"Eh serius Roy, lebih ganteng dari Roy yang di sekolah." ucap Elzia.

"Iya tahu kok, lo jangan sampai naksir sama gue pokoknya. Awas aja," ucap Roy.

"Yeeeuu siapa juga yang naksir sama lo? Gue juga ogah kali naksir sama lo," ucap Elzia.

"Wkwkw bercanda gue, terus lo naksir sama siapa dong. Masih sama si aktor itu?" tanya Roy.

"Kepo lo, udah ayo kita pulang." ucap Elzia.

"Terus bang Raka gimana?" tanya Roy.

"Ya lo telepon lah dia, suruh dia ke sini, bilang sama dia kalau kita mau pulang. Ribet banget sih gitu doang," ucap Elzia.

"Lo gak perlu telepon gue, gue udah di sini. Kita bisa pulang sekarang." ucap Raka yang tiba-tiba sudah memasuki mobil.

Hal itu tentu membuat Elzia dan Roy sedikit tersentak.

"Sejak kapan lo ada di situ bang?" tanya Roy.

"Gak usah bacot," ucap Raka.

"Iya iya, kalau kita pulang, terus barang-barang lo yang lainnya gimana?" tanya Roy.

"Gue punya uang, gue bisa bayar orang. Jangan bertingkah seperti kita ini gak punya uang lah," ucap Raka.

"Iya iya," ucap Roy yang males berdebat.

Roy lalu melajukan mobilnya.

"Sombongnya gak hilang," gumam Elzia.

"Gue dengar," sambar Raka.

.....

Ikbal menghampiri Zoya setelah dirinya selesai melayani pengunjung yang datang.

"Zoy, lo gak apa-apa di kedai gue tanpa Elzia?" tannya Ikbal.

Zoya lalu mengalihkan fokusnya dari ponselnya.

"Gak apa-apa kok bang, gak masalah sih. Karena kan gue memang niatnya untuk nongkrong di sini." ucap Zoya.

Ikbal pun mengangguk.

"Hmm gitu, oh iya by the way lo udah kasih tahu ke Roy tentang Elzia? Takutnya dia masih mencari tahu tentang Elzia lagi nanti, padahal kan Elzia udah ada kabar." tanya Ikbal.

"Oh iya bang, gue lupa untuk kasih tahu hal ini ke Roy. Ya udah deh gue hubungi aja dia untuk memberitahu tentang hal ini," ucap Zoya.

Ikbal pun mengangguk.

"Okee, mungkin itu lebih baik." ucap Ikbal.

....

Raka, Roy dan Elzia baru saja tiba di rumah Raka. Mereka lalu turun dari mobil tersebut dan melangkahkan kaki memasuki rumah Raka.

"Barang-barang lo yang di mobil gimana bang?" tanya Roy pada Raka.

"Nanti biar gue suruh orang-orang gue untuk angkatin sekalian untuk barang lain yang akan menyusul." ucap Raka.

Roy pun mengangguk.

"Oh ya udah kalau gitu," ucap Roy.

Drrrttt

Ponsel Roy pun tiba-tiba berdering, pertanda jika ada panggilan yang masuk di sana.

Roy lalu mengambil ponselnya dan membaca nama penelpon yang tertera di layar ponselnya.

"Zoya menghubungi gue ini, Zi." ucap Roy pada Elzia.

"Ya udah coba terima aja, Roy. Siapa tahu penting," ucap Elzia.

Roy pun mengangguk.

"Iya, gue terima dulu ya. Kita duduk aja di sana," ucap Roy menunjuk sofa di ruang televisi.

Elzia pun mengangguk. Mereka lalu melangkahkan kaki mereka ke sana. Mereka lalu duduk di sana. Sementara Raka, ia pergi ke tempat yang lain. Roy pun lalu menerima panggilan dari Zoya.

"Halo Zoy, ada apa?" tanya Roy pada Zoya di seberang telepon.

"Halo Roy, Roy sorry ya kalau gue mengganggu waktu lo. Gue cuma mau memberitahu ke lo bahwa saat ini Elzia sedang berada di sebuah tempat. Secret place, tadi dia udah bisa gue hubungi soalnya but dia gak mau sih kasih tahu gue tepatnya dia ada di mana saat ini." ucap Zoya.

"Oh gitu, syukurlah kalau memang Elzia udah bisa dihubungi dan dia baik-baik aja," ucap Roy.

"Iya Roy alhamdulillah, jadi lo gak perlu lagi mencari tahu tentang Elzia ya." ucap Zoya.

"Oke deh Zoy, thanks ya atas infonya." ucap Roy.

"Iya oke Roy sama-sama, by the way Roy kalau lo lagi gak ada kesibukan apa gitu, ke kedai ice cream bang Ikbal ya, gue lagi di sini juga soalnya." ucap Zoya.

"Oh gitu, iya iya Zoy, nanti kalau urusan gue udah selesai, gue akan ke sana ya." ucap Roy.

"Oke Roy, kalau gitu gue tutup ya teleponnya. Bye Roy," ucap Zoya.

"Bye Zoy," ucap Roy.

Tut.

Sambungan telepon pun terputus.

"Ada apa Roy? Zoya ngomong apa aja?" tanya Elzia.

......