Chereads / Unexpected Meet / Chapter 6 - Tatapan Tajam Elzia

Chapter 6 - Tatapan Tajam Elzia

Elzia menatap Zoya dengan tatapan horor.

"Gue kesel banget hari ini!! Kesel!!!" ucap Elzia dengan kesal seraya menghentak-hentakkan kakinya.

"Kenapa Zi??" ucap Roy..

"Emang benar-benar polisi kurang ajar ya.. awas aja, gue sumpahi gak ada yang mau sama dia!" ucap Elzia.

"Kenapa sih lo?? Pakai bawa-bawa polisi segala?? Lo buat surat pengaduan ke kantor polisi tapi gak direspon? Iya?" ucap Zoya.

Pletak.

Elzia menoyor kening Zoya.

"Eh oon!! Bukan itu! Ngapain juga gue buat surat pengaduan ke kantor polisi? Mau mengadukan apa gue?? Gila lo?" ucap Elzia.

"Ya lo yang gila.. datang-datang muka udah ditekuk. Giliran ditanya, malah ngedumel. Eh pakai segala noyor jidat gue lagi.. sakit goblok." ucap Zoya kesal seraya mengusap keningnya.

"Ya sorry. Habisnya lo sih bikin gue tambah kesel aja." ucap Elzia.

"Kenapa sih lo?" ucap Zoya.

"Iya Zi.. kenapa sih lo?" ucap Roy.

"Gue tuh tadi hampir aja ditilang sama polisi nyebelin itu! Emang rese ya.. lagi lampu merah juga bisa-bisanya dia datangin gue terus minta surat-surat kendaraan. Pengen aja gue bogem tuh kalau gak mikir ada hukum. Ihh.." ucap Elzia dengan kesal.

"Wait... lo hampir ditilang nih ceritanya tadi??" ucap Zoya.

"Iya.. kenapa?" ucap Elzia.

"Kok bisa sih cuma hampir?? Kenapa gak jadi ditilang, Zi?" ucap Zoya.

"Gue-" ucapan Elzia terpotong ketika bel masuk berbunyi.

Tring...

"Udah bel.. nanti aja kita ceritanya.. sepulang sekolah di kedai ice cream bang Ikbal.. oke??" ucap Roy.

"Oke siipp.." ucap Zoya.

"Ya udahlah.. kuy masuk.." ucap Elzia.

"See you later, girls!" ucap Roy.

"See you, Roy!!" ucap Elzia dan Zoya secara bersamaan. Mereka lalu memasuki kelas masing-masing.

......

Seorang lelaki dengan seragam beserta atribut lengkap yang ia pakai memasuki sebuah ruangan dengan sedikit kesal.

Ia mengambil air mineral dari dispenser lalu ditengguknya melalui gelasnya.

Ia kemudian duduk di kursi kerjanya.

"Kenapa lo?" ucap salah seorang rekannya.

"Pengendara sialan!" ucapnya.

"Ha?? Gimana?? Gimana??" ucap temannya bingung lalu menatapnya dengan serius.

"Iya.. pengendara sialan. S-I-A-L-A-N! Sialan!" ucapnya.

"Kenapa sih?? Memangnya apa yang pengendara itu lakukan sama lo sampai lo sekesel ini? Gak biasanya deh lo kayak gini."

"Tadi gue udah mau tilang dia karena gue yakin banget kalau dia pasti gak punya surat-surat kendaraan karena dia anak sekolahan. Tapi dia justru kekeuh banget, bersih keras gak mau gue tilang dan justru ngomelin gue! Sialan banget deh emang tuh bocah!" ucapnya.

"Astaga.. cuma karena itu lo kesal?" ucap temannya.

"Ya iyalah. Lo pikir aja! Gue gagal melakukan penertiban terhadap salah satu pengendara dan itu sangat-sangat menyebalkan untuk gue! Udah gitu dia buat malu gue lagi! Ngata-ngatain gue. Rese ya emang. Baru kali ini ada bocah, anak sekolah yang berani melawan petugas kepolisian." ucapnya

"Dan lo adalah polisi pertama yang dilawanin sama bocah sekolahan wkwk.." ucap temannya dengan kekehan.

"Sialan lo.. dah lah gue mau lanjut kerja.." ucapnya.

"Raka.. Raka... wkwk.." ucap temannya geleng-geleng kepala.

.......

Beberapa jam kemudian...

Bel pulang akhirnya berbunyi. Elzia dan Zoya segera keluar dari kelas dan berdiri di depan kelas Roy untuk menunggu Roy.

Di sebelah kelas Roy, adalah kelas di mana ada Naufal dan teman-temannya.

Roy pun keluar dari kelasnya.

"Kuy.." ucap Roy pada Elzia dan Zoya.

Elzia dan Zoya pun mengangguk. Mereka lalu berjalan bersama.

Ketika mereka baru saja turun dari anak tangga, mereka dihampiri oleh Naufal and the geng.

"Halo Elzia.." ucap Naufal dengan senyum miring.

Elzia melihat Naufal dengan malas.

"Ngapain sih lo.? Gak ada bosen-bosennya ya lo ganggu hidup gue?? Muak gue lihat lo!" ucap Elzia malas.

"Santai dong sayang.. kok gitu banget sih??" ucap Naufal akan memegang lengan Elzia, namun langsung ditepis oleh Elzia.

"Lo belum cukup ya gue tendang kemarin?? Mau gue tendang lagi??" ucap Elzia kesal.

"Hahaha.. gak ada kata stop or give up dalam kamus gue, Elzia..." ucap Naufal dengan tawa mengejek.

"Gila ya lo!! Minggir deh lo! Buang-buang waktu gue aja lo!" ucap Elzia.

"Kali ini gue gak akan membiarkan lo lolos, Elzia.." ucap Naufal.

"Lo pikir lo bisa?? Gak akan bisa!! See, who you are! Lo tuh cuma cowok cupu yang mengandalkan otot orang lain untuk kepentingan lo yang sama sekali gak ada penting-pentingnya!" ucap Elzia dengan tegas menunjuk diri Naufal.

"Wihhh.. biasa aja dong... jangan ngegas gitu.. ini gak lagi berkendara by the way wkwk..." ucap Naufal.

Bruk!!.

Elzia mendorong Naufal, membuat Naufal sedikit bergeser dari posisinya.

"Cuma segitu kemampuan lo??" ucap Naufal.

"Gue males ribut ya fal! Gue capek! Gue mau pulang! Minggir gak lo?!" ucap Elzia emosi.

"Gak! Gue gak akan pernah minggir sebelum lo nurut sama gue!" ucap Naufal.

"Gak usah mimpi!" ucap Elzia.

"Tapi gue akan mewujudkan mimpi itu agar menjadi kenyataan!" ucap Naufal.

"Kesabaran gue udah habis ya, Naufal!! Minggir gak lo?!" ucap Elzia dengan emosi.

Prok!!..

Naufal menepuk tangannya sekali dan tiba-tiba beberapa temannya muncul dari arah belakang Elzia, Zoya dan Roy. Mereka langsung memegangi Elzia, Zoya dan Roy.

"Brengsek!!! Pengecut ya lo!! Lepasin gue, Zoya dan Roy!! Lepasin!!" ucap Elzia meronta dalam pegangan tersebut.

Naufal tersenyum miring. Ia lalu melangkah maju mendekat ke arah Elzia.

Elzia memundurkan langkahnya namun hanya bisa selangkah. Sebab di belakangnya, ada dua orang teman Naufal yang memegangi dirinya.

"Lo mau apa sialan?!" ucap Elzia.

"Gue mau lo, Elzia!!" ucap Naufal.

"In your dream!" ucap Elzia.

"Gebukin Roy!" ucap Naufal dengan santai.

Bugh! Bugh! Bugh!!

Teman-teman Naufal memukuli Roy beberapa kali.

"Akh.." rintih Roy kesakitan.

"Naufal Stop!! Stop it!! Lo tuh punya otak gak sih?!" ucap Elzia emosi.

"Sekarang gue tanya lagi sama lo, jadi milik gue atau gue akan terus mengganggu lo dan kedua teman lo ini?!" ucap Naufal.

"Gak! Gue gak mau! Gue gak sudi menjadi milik lo!" ucap Elzia.

"Oke, itu artinya lo siap jika terjadi sesuatu pada Zoya." ucap Naufal.

"Jangan pernah lo apa-apain Zoya sialan!" ucap Elzia.

"Zi, lo gak usah pikirin gue! Lo gak perlu menerima dia hanya untuk gue dan Roy! Gue gak mau jika nantinya lo hidup bagai di neraka! Gue gak mau! Jangan mau, Zi!" ucap Zoya.

Naufal tersenyum miring.

"Sekarang semua keputusannya ada di tangan lo.." ucap Naufal cuek.

Elzia tampak berpikir.

'Gue gak sudi jadi milik dia! Sampai kapan pun gue gak akan pernah sudi! Gue harus melakukan sesuatu! Iya, harus!' ucap Elzia di dalam hatinya.

Puk! Bugh!! Brak!!

Elzia berhasil lepas dari pegangan kedua teman Naufal.

........