Chereads / Unexpected Meet / Chapter 4 - Tentang Roy

Chapter 4 - Tentang Roy

Elzia kini sedang duduk bersandar pada kepala tempat tidurnya di tempat tidur seraya jari-jemari nya menari di atas layar ponselnya mengetikkan beberapa tulisan pada novel online miliknya.

.....

Roy memasuki kamarnya. Ia meletakkan tas sekolahnya di atas meja belajarnya kemudian ia pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak lama setelah selesai membersihkan diri, ia pun kemudian berdiri di depan tiolet/meja riasnya.

Ia bercermin di sana dengan kondisi wajah yang tanpa kaca mata dan rambut yang sedikit berantakan karena baru saja selesai mandi dan basah rambut.

Roy lalu menyisir rambutnya dengan tangannya.

"Tanpa kaca mata yang biasa gue pakai, gue gak terlihat cupu lagi.." gumam Roy menatap dirinya dalam cermin tersebut.

Roy lalu melirik kacamatanya yang ia letakkan di atas meja ria tersebut.

"Apa gue harus merubah penampilan gue supaya Naufal dan teman-temannya berhenti memusuhi gue?? Tapi gue datang ke sekolah itu untuk mencari teman sejati. The real friend. Teman yang sesungguhnya. Jika gue merubah penampilan gue, maka itu artinya, nantinya jika mereka berteman dengan gue, itu bukan karena ketulusan, tapi karena ada sesuatu." monolog Roy di depan cermin.

"Bagaimana pun gue harus tetap menjadi Roy yang sekarang ketika di sekolah.. Elzia, Zoya, bang Ikbal atau siapapun itu gak boleh mengetahui siapa gue yang sebenarnya.. Gue harus tetap seperti ini.. Nanti, ketika sudah waktunya, gue akan memberitahu pada mereka tentang siapa gue yang sebenarnya.. Dan semoga mereka gak membenci gue setelah mengetahui semua kebenarannya.." gumam Roy.

Drrrttt....

Ponsel Roy pun berdering, pertanda jika ada panggilan yang masuk di sana.

Roy lalu berjalan menuju tepi tempat tidurnya dan mengambil ponselnya yang ada di atas nakas.

Roy membaca nama penelpon yang tertera pada layar ponselnya. Ia kemudian menerima telepon tersebut.

"Halo bang.. kenapa bang??" ucap Roy pada seseorang di seberang telepon.

"Bagaimana kondisi lo??"

"Gue baik-baik aja kok bang.." ucap Roy.

"Tadi kata mereka lo udah sempat dipukuli sama teman-teman dia... Lo yakin bahwa lo baik-baik aja?"

"Gue baik-baik aja kok bang.. hanya luka kecil saja. Dan itu pun, gue juga sudah diobati oleh teman gue. By the way, thanks atas bantuan lo tadi bang.. Gue benar-benar gak menyangka bahwa mereka akan menolong gue." ucap Roy.

"Don't mention it.. Gue kan udah bilang beberapa kali sama lo, kalau terjadi sesuatu sama lo, tinggal menghubungi gue. Kalau pun lo gak bisa menghubungi gue, minimal handphone lo gak mati deh. Jadi gue kan bisa melacak keberadaan lo dan membantu lo. Lo sih bandel. Gue kirimin bodyguard pakai sok-sokan gak mau."

"Gue bukan gak mau bang.. gue sekolah di sana kan untuk mencari teman sejati. The real friend yang bisa menerima gue dengan apa adanya, bukan ada apanya. Jadi kalau gue pakai bodyguard, mereka bisa-bisa curiga dong bang sama gue." ucap Roy.

"Jangan bilang bahwa lo menyamar sebagai si miskin juga di sana?"

"Iyalah.. gue mengaku bahwa gue sudah tidak memiliki orang tua lagi di sana." ucap Roy.

"Wah rese lo.. jadi papa lo anggap apa?"

"Itu kan hanya pura-pura bang.. gak beneran.. santai lah.." ucap Roy.

"Iya iya.. jadi, lo udah dapat the real friend di sana atau belum setelah kurang lebih enam bulan lo sekolah di sana?"

"Udah.. dua orang.. cewek." ucap Roy.

"Anjay.. kenapa lo bisa temenan sama cewek?"

"Bisalah.. dan dari ribuan murid di sekolah itu, cuma mereka berdua yang mau menerima gue dengan tulus sebagai teman mereka. Padahal gue dimusuhin sama satu sekolahan." ucap Roy.

"Wihhh gila.. baik banget mereka.. mereka orang kaya juga?"

"Enggak sih.. orang biasa.. tapi mereka baik... Bahkan tadi juga itu cewek bantuin gue.. dia jago bela diri bang." ucap Roy.

"Gue pengen sih kenal sama dua teman baru lo itu. Tapi ya lo tahu sendiri kan kalau saat ini gue tuh masih sibuk?"

"Iya gue tahu bang.. nanti aja.. nanti gue kenalin.. sebentar lagi juga kan gue bakal lulus dari sekolah itu. Nah kemungkinan saat itu, lo udah gak sibuk lagi." ucap Roy.

"Iya deh.. ya udah ya gue tutup.. gue mau lanjut lagi nih.. capek gue.."

"Iya iya bang.. semangat lo.. sebentar lagi semuanya juga akan berakhir kok bang." ucap Roy.

"Iya oke.. lo hati-hati ya di sana.. gue kirimin orang untuk mengawasi lo ntar di sana. Lo tinggal lihat besok di sekolah. Pokoknya siapa aja yang mengganggu lo, akan berurusan dengan mereka."

"Hahah iya iya gue tunggu.. Thanks a lot bang.. sukses terus ya lo." ucap Roy.

"Oke siipp.. bye.."

"Bye bang.." ucap Roy.

Tut.

Sambungan telepon pun terputus.

"Gue jadi penasaran sama apa yang dibicarakan sama dia tadi. Oke lihat besok.." monolog Roy.

...

Malam hari kini telah tiba...

Rutinitas Elzia seperti biasanya. Setelah sholat isya, dirinya mengerjakan tugas sekolahnya dan mempelajari materi yang akan dibahas besok. Elzia biasanya belajar selama kurang lebih satu setengah jam jika ada tugas sekolah. Dan hanya dua puluh sampai tiga puluh menit saja jika sedang tidak ada tugas sekolah atau hanya mempelajari materi yang akan dibahas besok.

Ibunya sudah pulang kerja setelah maghrib tadi dan kini sedang beristirahat di kamar.

Elzia dan ibunya sangat jarang sekali berkomunikasi. Bukan tanpa sebab, ibu Elzia adalah seorang pekerja pabrik, tentu sepulang kerja beliau sudah sangat kelelahan sehingga dirinya langsung saja beristirahat.

Sementara ayahnya, ayahnya sangat jarang sekali pulang ke rumah karena ayahnya bekerja di luar kota.

Elzia hanya anak tunggal. Dia gak memiliki abang, kakak atau pun adik. Dirinya sudah terbiasa dengan kesendiriannya sejak dulu. Hal itulah yang membuat dirinya dahulu mau belajar ilmu bela diri untuk bisa melindungi dirinya sendiri.

Satu setengah jam sudah.. Dirinya telah selesai belajar dan mengerjakan tugasnya. Ia lalu menyalakan televisi yang ada di kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur seraya menunggu sinetron kesayangannya tayang.

"Lama banget sih.. udah jam sepuluh juga masa gak tayang-tayang sih ... Molor mulu dah.. iklannya banyak banget lagi.. ini kalau bukan karena Alzanno, udah ogah gue nonton sinetron beginian." gerutu Elzia.

Tring...

Ketika dirinya sedang menunggu sinetron yang dibintangi oleh aktor kesayangannya tayang, sebuah pesan masuk di handphonenya.

Elzia lalu memeriksanya dan ternyata itu pesan dari grup mereka yang berisi Elzia, Zoya, Roy dan Ikbal. Grup itu belum lama dibuat oleh Zoya, hanya baru beberapa bulan ini saja setelah mereka berteman dengan Roy.

[Gue tebak, Elzia lagi nungguin babang Alzanno muncul di layar televisi kan?? Wkwkk]-Zoya.

.......