Chereads / Meet In Paris / Chapter 14 - Intimidasi Jordan!

Chapter 14 - Intimidasi Jordan!

Bertemu Jordan

Setelah seharian penuh Chika bersama Albert, kini ia telah kembali ke Apartemennya. Gadis itu terlihat tengah memikirkan sesuatu. 

"Apa maksutnya omongan Jordan tadi ya, kok seperti dia itu kenal banget sama gue," ujar Chika. 

Flashback on:

Saat Chika hendak masuk ke dalam unit Apartemennya, tiba-tiba suara dari belakang mengagetkannya. 

"Lagi bahagia ya jalan sama cowok seharian!" ucap Jordan. 

"Maksut lo apa?" tanya Chika heran. 

"Ya gue cuma gak habis fikir aja sih sama kamu, ternyata seorang Chika yang sedang menunggu lakinya tengah berusaha mencari kebahagiaan lain," sahut Jordan. 

"Jaga ucapan lo ya, lo itu gak tau apa-apa jadi gak usah sok tau. Mau gue jalan sama100 cowok pun itu bukan urusan elo, jadi jangan sok tau tentang gue," tegas Chika. 

"Gue bukan sok tau, tapi bukankah lo sendiri yang bercerita kemarin. Gue ingetin kalau lo lupa," ucap Jordan.

Cowok itu pun kemudian berlalu masuk ke dalam Apartemennya. 

Flashback off:

"Aneh aja gitu ucapan dia, memangnya dia siapa? Kok bisa-bisanya bilang begitu!" ujar Chika. 

Gadis itu ingat suati hal, dulu saat Alex cemburu raut wajahnya sama persis dengan raut wajah Jordan saat mencacinya tadi. 

"Rait wajah itu, atau jangan-jangan dia-" 

"Ahhh, enggak!. Gak mungkin kalau dia itu Alex." Buru-buru Chika menepis fikirannya. 

Rasanya sebel aja gitu kalau ada seseorang yang mencampuri urusannya. Apalagi irang itu baru di kenalnya. 

"Lagian itu cowok resek banget sih, ikut campur urusan orang aja," tukas Chika. 

Kata pepatah orang yang kepo atau sok ikut campur ke dalam urusan orang itu karena ada rasa. 

Tapi kalau menurut Chika itu beda, karena gak mungkin sekali itu terjadi. Masak iya kalau orang yang baru di kenalnya itu jatuh hati padanya. 

Ahhh, betapa pedenya Chika. 

Sementara Alex di dalam Apartemennya justru tengah merutuki omongannya pada Chika tadi. 

Kalau dia menunjukan sikap cemburunya seperti tadi jelas saja Chika pasti akan  merasa curiga dan me ganggap kalau dirinya adalah Alex. 

"Gak boleh, Chika gak boleh tau kalau ini gue sebelum waktunya. Masalah yang akan gue hadapi setelah ini itu sangat besar, dan gue gak mau kalau sampai Chika ikut terseret dalam masalah gue ini. Enggak, gue sama sekali gak mau!" tegas Alex. 

Masalahnya itu bahkan itu baru di mulai, entah seperti apakah nanti yang akan terjadi ketika Alex bertemu dengan dua orang brengsek itu. Yang jelas itu akan menjadi hari yang paling berseharah untuk Alex. Karena di hari itu dia akan membunuh kedua orang itu dengan kedua tangannya sendiri. 

"Aneh sih, tapi kenapa justru terlihat seperti nyata begitu ya. Sumpah gue benar-benar kaya lagi di caci sama Alex," ucap Chika. 

"Lex, kamu diamana sih!. Tidak tahukan kalau aku itu sangat rindu, bahkan kamu gak berniat untuk memberiku kabar. Apakah sudah benar-benar melupakanku," ujar Chika yang terdengar menyayat. 

Gadis itu benar-benar merindukan sosok Alex. Sangat rindu, bahkan rindu ini pun sudah tidak bisa di tahannya lagi.

Tanpa sadar cairan bening telah keluar dari pelupuk matanya yang indah. Gadis itu tidak bisa untuk tidak menangis di kala mengingat Alex. 

'Cintaku telah menghilang, lalu apakah dia akan kembali untuk mempertanggung jawabkan rasa yang telah terlanjur dalam ini'

Jika banyak yang mengatakan bahwa move on dengan cara tidak bertemu itu akan lebih muda, namun itu bagi Chika tidak!

Baginya move on yang cepat itu adalah ketika ia tau jelas alasan di tinggalkan, dengan begitu ia bisa merubah cinta itu menjadi benci. 

"kok gue nangis sih, sumpah ini tuh bikin malu banget!" ucap Chika. 

Gadis itu pun kemudian memutuskan untuk keluar dari Apartemennya untuk mencari makan dan untuk menghibur kesedihannya. 

"Elo," sapa Chika begitu keluar dari apartemennya. 

"Lo lagi, males tau gue lihat muka lo yang kayak gitu!" sahut Jordan. 

"Apaan sih lo, emang muka gue kenapa?" tanya Chika sedikit meninggikan nada bicaranya. 

"Lo punya kaca kan? Coba deh lo ngaca dulu sebelum keluar. Emang gak malu apa keluar dengan muka seperti itu," cerca Jordan.

"Apaan sih lo, gak lucu deh!" dengus Chika seraya mengambil ponselnya yang ada di dalam saku celana. 

Ia pun kemudian berkaca menggunakan ponselnya. 

"Apa-apaan ini,  bisa-bisanya lipstik gue belepotan gini sih!" kelih Chika. 

Dengan sangat malu Chika kembali masuk lagi ke dalam Apartemennya. 

"Bisa-bisanya sih gue lupa cuci muka!" ujar Chika. 

Untung saja ia baru kekuar dan langsung bertemu dengan Jordan. Coba kalau ia sudah keluar dari lingkungan Apartemen, sudah pasti ia akan menjadi bahan tertawaan. 

Buru-buru Chika ke kamar mandi untuk membasuh mukanya serta membersihkan lipstik yang berantakan. 

Tadinya Chika tidak suka memakai seperti itu mengingat dulu Alex yang melarang kalau jangan menggunakan make up kalau tidak sedang bersama dia. 

Namun Chika rindu di tegur, dan rupanya yang menegurnya adalah Jordan. Cowok yang ia kira adalah Alex karena wajahnya yang mirip. 

"Apa kamu udah mulai melupakan aku Chik," ucap Alex dalam hati. 

Melihat Chika tadi siang yang begitu akrab dengan laki-laki lain benar-benar membuat sudut hatinya seperti di robek dengan pisau. 

Sakit, perih, bahkan lebih dari itu. 

"Kenapa kamu udah gak mau dengerin lagi apa perkataanku dulu Chik, apakah kamu mau menunjukan kecantikanmu itu agar mudah untuk mencari penggantiku?" tanya Alex pada hatinya yang tidak mungkin kan terjawab. 

"Lo kok masih di sini sih? Kenapa belum puas nertawain gue!" cerca Chika. 

"Apaan sih, udah bagus gue kasih tau. Harusnya tuh lo berterimakasih sama gue karena gue lo gak jadi bahan tertawaan di luar sana," ujar Jordan. 

"Makasih," ucap Chika. "Puas lo!" tambahnya. 

"Puas sekali," sahut Alex. 

"Makan yuk, gue tau lo keluar pasti karena lapar kan!" tebak Jordan. 

"Hih, sok tau banget deh elo!" ucap Chika. 

"Emang gue tau kok, kalau gak karena lapar kenapa lo malam-malam gini mau keluar," tukas Jordan. 

"Bukan urusan lo lah, ngapain sih lo kepo banget sama hidup gue. Jangan sok kenal ya lo!" tegas Chika. 

"Udah gak usah sok jaim gitu deh, yuk makan mumpung gue lagi baik hati nih. Gue traktir deh!" ajak Jordan. 

"Gak mau, gue masih punya banyak uang kok," sahut Chika. 

"Iya percaya gue kalau elo punya banyak uang. Tapi gue pengen aja traktir elo makan," ujar Jordan. 

"Ihhh, aneh banget sih lo. Gak ah gue mau cari makam sendiri aja," tolak Chika. 

"Ohhh gitu, silahkan kalau begitu. Di luar pasti banyak orang jahat, mau lo di jahatin."

Yang di bilang Jordan ada benarnya. Bagaiman kalau nanti ia di jahatin.

Akhirnya Chika pun mengiyakan ajakan Jordan meskipun dengan sangat terpaksa.