"Aku.... Aku harus mengejar bintang jatuh itu!"
"Aku harus berhasil mengejarnya, demi mengubah hidupku!"
"Ya! Demi kehidupan yang jauh lebih baik!"
Dengan tekad yang sekuat baja, serta dengan dipenuhi akan rasa semangat berkobar kobar yang entah darimana datangnya, kini hanya tersisa satu pikiran di dalam kepala bocah laki laki itu.
Yaitu untuk mengejar akan bintang jatuh itu.
Mengejar akan satu satunya harapannya untuk bisa lepas dari kehidupannya yang membosankan dan tak mempunyai makna yang berarti seperti sekarang ini.
Ya. Hanya inilah kesempatan bagi dirinya, dan dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini begitu saja walaupun sebenarnya hasilnya itu masihlah belum pasti.
Bocah itu pun kemudian mengepalkan kedua telapak tangannya erat erat sembari melihat ke arah langit malam, ke tempat dimana sedang terlihat di kedua matanya akan pemandangan dari ekor sebuah bintang jatuh yang berwarna warni itu sedang melambai lambai dengan anggun, seakan sedang memanggilnya.
"Ibu....Ayah...aku pasti akan kembali".
Setelah membulatkan tekad, bocah itu langsung berlari sekencang kencangnya ke arah bintang jatuh itu melesat, tanpa melihat ke arah belakang lagi. Dia berlari maju ke arah depan dengan kencangnya, meninggalkan rumahnya beserta dengan seluruh keluarganya di belakang.
Swuuuush.....
Sembari berlari, kepala bocah itu selalu mendongak ke arah atas. Matanya secara terus menerus melihat ke arah bintang jatuh itu berada, seakan akan sedang terhipnotis akan pesona dari bintang jatuh tersebut. Dia terus berlari mengejar ke arah bintang jatuh tersebut sedang melesat, menerobos akan setiap benda yang menghalanginya. Tidak peduli juga akan setiap duri dan semak belukar yang dilaluinya.
Walau sudah beberapa kali tersandung hingga terjatuh, bocah itu kiranya tidak mau menyerah begitu saja. Dia selalu bangkit dan bangkit lagi hingga kemudian mulai kembali berlari bahkan lebih kencang, bagaikan seseorang yang kesetanan. Bocah laki laki itu juga tidak menghiraukan akan tubuhnya yang secara perlahan mulai digerogoti akan rasa sakit akibat dari berbagai luka yang diterimanya. Semua hal tersebut sama sekali tak dihiraukannya, karena di dalam pikiran bocah itu hanya ada satu hal.
Mengejar bintang jatuh.
Apapun yang menunggunya di tempat bintang jatuh itu mendarat, walaupun belum pasti, tapi dia meyakini akan satu hal.
Meyakini jikalau apapun itu akan berhasil mengubah hidupnya yang membosankan selama ini... untuk selama lamanya....
"Ya! Pasti seperti itu! Pasti!"
Berbekal akan pemikiran seperti itu, bocah laki laki itu pun terus mempercepat langkahnya, membuatnya mengejar akan bintang jatuh itu dengan antusias dan penuh semangat.
"Hosh.... Hosh.... Hosh...."
Tak terasa waktu berlalu. Entah sudah berapa lama kiranya bocah laki laki tersebut telah berlari dengan kencangnya. Nafasnya kini sudah mulai menjadi tak beraturan. Kakinya mulai terasa capek dan pegal pegal, begitu pula dengan pandangan matanya yang sudah sedikit berkunang kunang. Dari sekujur tubuhnya juga bahkan sudah mengeluarkan akan sedikit keringat, padahal bocah itu sedang berlari pada waktu malam hari yang cukup dingin.
Kiranya semua hal tersebut menggambarkan akan bahwasanya bocah laki laki itu mulai merasa lelah, baik secara fisik maupun mental. Sudah banyak tempat yang dilaluinya, mulai dari daerah sekitar gua tempat desanya berada, hutan yang dipenuhi akan pepohonan yang lebat, sungai hingga padang rumput yang terhampar luas telah dilaluinya, namun tetap saja bintang jatuh itu belum menunjukkan tanda tanda untuk segera mendarat.
Didorong karena rasa capeknya, serta juga didukung dengan pandangan matanya yang sudah mulai berkunang kunang, bocah laki laki itu tidak menyadari akan sebuah batu berukuran cukup besar yang berada tepat di depan kakinya, hingga kemudian..
Bruk!
"Heeeek!!!"
Untuk kesekian kalinya, bocah laki laki itu kembali terjatuh.
"Uuuugh....."
Dengan tangannya yang sedikit gemetar sembari menahan akan rasa sakit di tubuhnya yang mulai bertambah, bocah itu segera bangkit dengan cepatnya, sebelum kemudian mulai berlari lagi dengan kencang.
"Haaah.... Ha- Tidak! Aku tidak boleh menyerah! Tidak boleh!" Benaknya, sembari melihat ke arah atas, ke arah dimana sebuah bintang jatuh tersebut terlihat di kedua matanya sedang melesat dengan anggunnya.
Beberapa menit telah berlalu, hingga kemudian tepat di depan bocah tersebut terlihat pemandangan sebuah bukit yang menjulang cukup tinggi.
"..."
Tertegun, bocah itu terdiam sejenak. Dia memandangi ke arah sebuah bukit yang menjulang tepat di hadapannya itu. Kedua kakinya seolah olah menjerit untuk beristirahat barang sejenak. Semua anggota tubuhnya yang telah dinodai akan luka dan memar itu pun ikut berteriak, meminta pada empu-nya untuk jangan nekat menghadapi akan sebuah bukit yang seolah olah sedang menghadang akan langkahnya itu.
Bocah itu tahu persis akan hal itu. Dia mengetahui dengan persis akan betapa letih dan lelahna anggota tubuhnya sekarang ini.
Tapi dia juga tahu jika tidak ada pilihan lain untuk sekarang ini.
Nyatanya bintang jatuh yang sejak tadi dikejarnya itu melesat melewati akan bukit itu, hingga tidak ada cara lain bagi bocah itu untuk mengejarnya selain dengan cara mendaki dan melewati akan sebuah bukit yang sedang berada tepat di hadapannya sekarang ini.
Jika dia membatalkan niatnya, maka semua hal yang telah dilakukannya selama ini akan berakhir sia sia saja. Semua perjuangannya pada beberapa jam yang lalu akan terbuang begitu saja, sehingga tidak ada pilihan lain bagi dirinya sekarang ini.
"Grrrrrt.."
Sembari menggertakkan giginya, bocah laki laki itu segera mulai berlari kembali. Kali ini, dia berlari menaiki akan bukit tersebut. Untunglah kiranya permukaan bukit itu polos tanpa terdapat akan satu pun pepohonan di atasnya, membuat bocah itu hanya perlu berlari untuk mendakinya tanpa harus melewati akan berbagai macam halang rintangan seperti sebelumnya.
Seharusnya mendaki akan sebuah bukit seperti ini bukanlah hal yang sulit bagi dirinya. Namun mengingat akan kondisi tubuhnya sekarang ini, maka hal ini tetap menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya.
Namun dia sungguh merupakan seorang anak yang tangguh. Hanya dalam beberapa detik saja, bocah itu berhasil mendakinya. Dia kini telah berada tepat di atas permukaan puncak bukit yang datar itu.
"Ap- Apa apaan??"
Bocah laki laki itu tidak bisa berhenti terperangah saat melihat akan apa yang terhampar di depannya sekarang ini.
Yang dilihatnya sekarang ini adalah ternyata di balik bukit ini terdapat akan sebuah air terjun yang sedang mengalir dengan cukup derasnya, lengkap dengan sebuah danau kecil yang berada di bawahnya.
Di sekitar air terjun tersebut terhamparlah akan area lapang yang ditumbuhi oleh rerumputan. Namun rumput rumput tersebut terlihat cukup rapi lagi pendek untuk ukuran rumput liar, membuat area lapang tersebut terlihat seperti sebuah padang rumput yang indah dan terawat.
Namun bukan hal itu saja yang berhasil membuat bocah itu terperangah, melainkan akan hal lain yang berada tepat di sekeliling area tersebut.
Sebuah perbukitan...
Terlihat jikalau akan bahwasanya area Padang rumput itu beserta juga dengan air terjunnya ternyata dikelilingi oleh perbukitan yang cukup tinggi lagi besar.
Seolah olah bukit bukit tersebut sedang mengurung akan pasang rumput beserta dengan air terjunnya itu tepat di dalamnya, menghalangi mereka untuk bisa dilihat dari luar.
Dan bukit yang telah didakinya ini ternyata merupakan salah satu dari perbukitan yang mengelilingi dan mengurung akan hamparan padang rumput itu di dalamnya.